4 Produk Skincare yang Dulu Ngetren tapi Kini Kehilangan Popularitas

4 Produk Skincare yang Dulu Ngetren tapi Kini Kehilangan Popularitas

4 Produk Skincare yang Dulu Ngetren tapi Kini Kehilangan Popularitas

Skincare sudah mutlak jadi kebutuhan setiap orang di masa kini. Menolak menggunakan skincare berarti harus siap-siap diceramahi orang soal bahaya dan dampaknya. Terkadang kita memilih atau mengganti produk skincare berdasarkan review orang lain, menganalisis komposisinya, atau bahkan sekadar ikut-ikutan tren. Namanya juga mau coba barang baru, ya. Beli skincare kan bukan seperti beli buah yang bisa dicicipi dan langsung dirasakan rasanya, atau yang kalau dalam istilah skincare: hasilnya.

Serupa seperti fashion, skincare ini popularitasnya cenderung fluktuatif dan bersifat siklik. Awalnya populer banget, tapi bisa saja kehilangan penggemarnya karena digeser oleh inovasi baru. Namun bisa saja tren ini berulang di masa depan.

Saya mengamati bahwa dulu sempat ada beberapa produk skincare yang populer banget sampai menciptakan tren di masyarakat. Namun kini produk-produk tersebut tidak terlalu banyak dibahas atau bahkan sudah semakin sedikit pemakainya.

#1 Aloe Gel

Produk skincare yang satu ini sempat happening banget. Tren ini berawal dari Korea Selatan yang menciptakan inovasi skincare soothing menggunakan gel lidah buaya. Packaging, tekstur, dan warna aloe gel ini khas banget. Apa pun mereknya, selalu dikemas dalam jar bulat yang bahkan bisa di-reuse jadi kotak makan, berwarna hijau, dan dilengkapi persentase kandungan aloe vera-nya. Ada yang persentasenya 88%, 92%, hingga 98%. Gel-nya juga selalu berwarna bening dan teksturnya mirip seperti gel rambut.

Seller di marketplace dulu mengeklaim bahwa aloe gel bisa mengatasi beragam permasalahan kulit hingga memiliki beragam kegunaan. Sebut saja meredakan kulit kemerahan, menenangkan jerawat, dan membuat wajah lembap. Lah, padahal di komposisinya saja ada alkoholnya.

Saking ngetrennya, banyak brand lokal yang ikut bikin dupe produk skincare satu ini. Ada yang tetep maksa bikin packaging sama persis kayak di Korea, ada juga yang berinovasi membuat aloe gel dalam kemasan tube maupun mencampurkan bahan lainnya. Tapi kayaknya sekarang sudah nggak terlalu banyak orang pakai aloe gel, ya? Sekarang mereka beralih ke moisturizer yang lebih nyata kegunaannya.

#2 Bedak Saripohatji

Bedak ini sebenarnya termasuk produk skincare lawas yang masih bertahan dari gempuran skincare modern. Bedak dingin dengan kemasan kertas berwarna kuning dan putih ini sempat populer banget. Saya belum pernah pakai, sih, tapi dulu teman saya pernah sampai nyetok banyak. Seller yang menyediakan bedak Saripohatji juga sukses menjual puluhan ribu item.

Orang-orang di sekitar saya sudah jarang menggunakan bedak Saripohatji ini. Satu-satunya yang masih menggunakan bedak dingin ya hanya bayi. Mungkin karena bedak ini termasuk produk skincare herbal yang butuh waktu lebih lama dan cenderung ribet penggunaannya sehingga membuat para penggunanya kini beralih ke rangkaian perawatan kulit lainnya.

#3 Animal Sheet Mask

Sekitar tahun 2015-2019, tepatnya ketika saya masih SMA dan awal kuliah, animal sheet mask sangat digandrungi oleh para ciwi-ciwi. Produk skincare ini (lagi-lagi) adalah inovasi dari Korea Selatan. Sheet mask yang biasanya polosan dibuat lebih atraktif dengan motif berupa hewan. Jadi ketika dipakai, kita seakan-akan sedang mengenakan topeng yang kiyowo gitu.

Saya mengamati bahwa masyarakat sudah nggak terlalu tertarik dengan animal sheet mask lagi. Justru sheet mask polosan yang kembali unggul. Saya menduga hal ini terjadi karena lebih banyak brand yang memiliki sheet mask polosan dengan beragam variasi dan komposisi, serta dengan harga yang lebih miring.

#4 Apple Cider Vinegar

Iya, saya tahu kalau cuka apel bukan termasuk produk skincare. Tapi coba ngaku deh, kamu dulu pernah ikut-ikut pakai cuka apel juga nggak buat skincare-an?

Cuka apel dulu bener-bener populer. Produk yang dijual secara share in bottle di marketplace ini diklaim bisa menyembuhkan jerawat, menghilangkan bruntusan, hingga membuat wajah jadi glowing. Nah, setelah mencapai puncak popularitasnya, justru banyak orang yang memberikan informasi bahwa cuka apel berbahaya jika digunakan di wajah. Cuka apel yang bersifat asam rentan menyebabkan iritasi di kulit. Jadi, bukannya glowing, muka malah break out.

Sejauh pengamatan saya yang dulu dan sekarang masih terus belajar soal skincare, keempat produk skincare tadi sempat ngetren tapi kini hilang popularitas. Kalau kamu punya pendapat lain atau pernah menjumpai skincare yang dulu juga populer tapi kini nggak lagi diminati, komen di bawah ya~

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Skincare Hacks: 5 Produk Serbaguna yang Wajib Kamu Miliki.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version