4 Orang Nggak Asyik yang Sebaiknya Nggak Makan di Olive Fried Chicken

4 Orang Nggak Asyik yang Biasa Dijumpai di Olive Fried Chicken

4 Orang Nggak Asyik yang Sebaiknya Nggak Makan di Olive Fried Chicken (Unsplash.com)

Siapa sih yang nggak kenal Olive Fried Chicken? Gerai ayam goreng krispi cepat saji ini memang jadi pilihan yang tepat ketika rasa lapar melanda. Harganya yang terjangkau dan gerainya yang ada di mana-mana jadi keunggulan Olive Fried Chicken.

Sebagai salah satu penikmat ayam goreng krispi, saya cukup rutin makan di gerai Olive. Menyantap nasi hangat dengan ayam goreng tak lupa segelas es teh manis siang-siang terasa sangat nikmat. Sayangnya, tiap kali saya makan di gerai Olive Fried Chicken, ada aja tingkah beberapa orang nggak asyik yang terpaksa bikin saya mempercepat durasi makan di tempat atau bahkan parahnya meng-cancel niat saya makan ayam goreng. Kalau kalian termasuk salah satu dari orang-orang ini mending jangan makan di Olive Fried Chicken, deh.

Si kebanyakan e-wallet yang bikin antrean kasir Olive Fried Chicken panjang

Iya saya tahu, di zaman serba digital seperti sekarang ini, apa pun terasa jadi lebih mudah. Salah satunya dengan teknologi e-wallet atau dompet digital. Dompet digital ini bisa kita gunakan di mana saja, termasuk ketika membayar pesanan di Olive Fried Chicken. E-wallet memang sangat bisa membantu dan memudahkan kita bertransaksi tanpa perlu repot membayar dengan uang cash atau menghitung kembalian.

Akan tetapi lain ceritanya kalau pelanggan yang membeli Olive Fried Chicken punya lebih dari satu e-wallet di dalam hapenya. Bukan tak mungkin dia akan kebingungan hendak memakai e-wallet yang mana untuk membayar pesanannya. Belum lagi kalau ternyata e-wallet yang dimiliki saldonya kurang atau nggak ada sama sekali. Secara otomatis pelanggan harus melakukan top up dulu supaya bisa membayar pesanan.

Mbok dipikir orang-orang yang antre di kasir di belakang orang-orang yang ribet sama e-wallet ini. Kudu antre menunggu sampai mereka menyelesaikan transaksi di kasir. Kalau memang nggak ada uang di e-wallet kalian ya sudah bayar pakai cash aja. Atau sebelum mampir ke gerai Olive kan bisa cek dulu saldo e-walletnya, cukup atau nggak. Orang-orang yang antre di belakang kalian juga mau makan, lho.

Si antre gerombolan

Makan bareng teman-teman memang asyik, tapi kalau antrenya bareng-bareng ya jadi nggak asyik, Bestie. Saya cukup sering ketemu pelanggan Olive Fried Chicken yang antrenya serombongan.

Mbok ya biar lebih efisien dan nggak bikin spaneng pelanggan lainnya, mending sebelum berangkat ke Olive, kalian musyawarah dulu mau makan apa. Nanti salah seorang bisa mencatat pesanan teman-temannya, jadi begitu sampai di depan kasir kalian tinggal membaca catatan pesanan itu.

Perkara bayar membayar diurus belakangan aja. Kalian kan bisa ganti uang temen kalian nanti setelah makan. Efisiensi waktu dan tempat gitu, lho. Biar antreannya nggak kepanjangan dan yang antre di belakang kalian nggak kelamaan!

Si plin-plan

Saya paham, semua orang punya hak dan kebebasan untuk memilih. Saya juga nggak melarang siapa pun untuk memilih menu yang disukai dari Olive Fried Chicken. Sayangnya, saya pernah ketemu orang yang suka bingung mau pilih menu begitu sampai di depan kasir.

Saya punya tips untuk kalian yang suka plin-plan memilih menu di Olive Fried Chicken. Jadi gini, saya membagi tingkat kelaparan seseorang ke dalam tiga tingkatan. Pertama, yang penting makan. Kedua, lapar brutal. Ketiga, berhenti sebelum kenyang.

Kalau kalian termasuk orang yang penting makan dan berhenti sebelum kenyang, kalian bisa memilih menu nasi dan potongan ayam sayap atau paha bawah. Porsi Olive Fried Chicken yang ini pas dan nggak bikin kalian kekenyangan. Sementara untuk yang sedang lapar brutal, kalian bisa pesan nasi dan ayam dada atau paha atas karena potongan ayamnya besar.

Si paling rajin belajar

Sejujurnya saya senang melihat antusiasme pelajar di Indonesia yang sangat tinggi. Mereka tahu kapan dan di mana saja harus belajar. Tapi mohon maaf sekadar mengingatkan, Olive Fried Chicken itu kan tempat buat makan ya, kurang cocok kalau mau dijadikan tempat buat belajar kelompok.

Desain meja dan kursi yang disediakan pihak Olive ya memang pasnya buat dine in. Jadi tolong nggak usah maksa menggeser meja lain biar bisa menampung laptop dan buku kalian. Kasihan lho pelanggan lain yang niatnya mau dine in tapi terpaksa take away karena nggak kebagian meja.

Belum lagi pegawai Olive yang kudu membersihkan dan mengatur ulang posisi meja dan kursi seperti semula. Kalau niatnya memang mau kerja kelompok ya mbok ke coffee shop atau co-working space aja.

Semoga kita dijauhkan dari orang-orang yang saya sebutkan di atas ketika sedang antre di Olive Fried Chicken, ya. Nggak mau kan acara makan ayam goreng krispi kesukaan berakhir gusar karena kelakuan beberapa orang yang nyebelin kayak di atas?

Penulis: Shila Nurita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ayam Geprek Olive Fried Chicken vs Rocket Chicken, Mana yang Lebih Mantap?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version