#2 Gulai jariang (jengkol)
Gulai jariang adalah makanan yang cukup sekali saya coba dan nggak akan saya coba lagi seterusnya. Sebab, dari segi rasa, legit, dan gurihnya nggak sebanding dengan aroma menyengat dari jengkolnya tersebut. Apalagi kalian masuk ke rumah makan padang yang gak mahir mengolahnya atau diolah kurang sempurna. Paling menyebalkan adalah after taste-nya. Aroma mulut dan napas jadi macam comberan.
Dari segi tampilannya pun gulai jariang nggak menarik sebagai makanan. Sebab, warna coklat kusamnya terlihat tidak menggugah selera. Kalau dari sisi kesehatan, jengkol itu kan tinggi purin ya, akan bermasalah tuh bagi penderita asam urat. Udah gitu ditambah santan kental yang berminyak. Kombinasi aduhai untuk menciptakan masalah pada tubuh.
#3 Gulai babat
Masih dalam famili pergulaian, masakan ketiga adalah gulai babat. Mungkin saya termasuk golongan orang apes yang makan gulai babat pertama kali dan dapatnya berbau amis dan langu. Apalagi kalau bumbunya tidak meresap sempurna ke babatnya, jadi rasanya bener-benar nggak enak. Oleh sebab itu, makanan ini sering saya hindari ketika masuk ke rumah makan padang. Masih ada masakan minang lainnya yang lebih menggugah selera ketimbang makanan satu ini.
Dari segi tampilan, gulai babat ini kan berlapis-lapis dengan pori-pori besar, sehingga membuat orang yang belum terbiasa pasti agak geli merinding gitu. Terlebih warna pucat-kekuningan dari kuah gulai membuatnya terlihat “berat” dan berminyak. Ibarat kolesterol sudah melambai-lambai ketika melihat makanan satu ini.
#4 Paru goreng kering
Masakan atau lauk keempat yang perlu dihindari adalah paru goreng kering. Kadang mendapati makanan satu ini rasanya renyah dan gurih, tapi nggak jarang juga mendapatinya versi yang terlalu kering. Jadinya alot dan susah dikunyah. Apalagi kalau digoreng terlalu lama, samar-samar ada rasa pahit yang muncul ketika dikunyah.
Dari sisi tampilan, paru goreng kering ini terlihat kering kusam, ada juga yang terlalu gelap dan hampir hitam. Berasa kayak bukan melihat makanan gitu. Makanya saya lebih sering memilih kerupuk dari pada makanan satu ini. Harga kerupuk jauh lebih murah. Kan fungsinya sama aja toh?
Terlebih, dari segi kesehatan kolesterol paru goreng cukup tinggi. Apalagi ditambah dengan minyak goreng yang memicu munculnya minyak trans.
Itulah beberapa lauk dari rumah makan Padang atau minang yang perlu dihindari. Masakan minang itu banyak, masak harus terjebak dan mengultuskan salah satunya? Kritik boleh dong?
Semua ini memang preferensi pribadi, tapi preferensi itu berdasarkan temuan yang empiric. Mau setuju silakan, kalau nggak setuju, saya nggak peduli. Tapi, yang jelas, ini nggak mengurangi kedoyanan saya terhadap masakan Minang yang lain.
Prinsip saya sih, kalau ada beberapa masakan yang sama-sama punya potensi kolesterol, ya saya akan memilih masakan yang setidaknya bisa saya nikmati dan puas ketika selesai memakanannya.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Alasan Orang Jogja Malas Kulineran Bakmi Jawa Pak Pele yang Jadi Favorit Wisatawan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















