Apa yang ada di pikiran kalian, kalau tiba-tiba dapat pesan masuk, nggak pakai basa-basi, langsung nanya, “Di mana?”
Nggak tahu kenapa, saya beberapa kali mengalami kejadian ini. Dikirimi pesan oleh teman lama yang nggak pernah berhubungan, nggak deket-deket amat, atau temen sekolah yang dulu sekedar kenal karena temennya-pacarnya-saudaranya si anu. nggak pakai basa-basi selayaknya temen yang udah lama nggak ketemu, langsung maen tembak aja: Di mana? Lagi ngapain?
Kadang saya jadi bingung mau balesnya apa. Mau dibales, “Mau tahu banget atau mau tahu aja?” kok kesannya ngeselin, tapi nggak dibales juga kayak orang sombong.
Tapi jujur aja, pesan yang cuma seencrit itu biasanya malah bikin suudzon. Karena kalau di rata-rata, dari lima pesan yang masuk, hanya satu pesan yang emang niatnya silaturahmi. Empat pesan lainnya menyempurnakan pembuktian suudzon saya: pinjem duit. Ini menurut pengalaman saya.
Nggak ada angin dan ujan, tiba-tiba dapet pesan seperti itu jelas bikin saya bingung. Bingung pertama: ini beneran dia atau nomer hapenya lagi dibajak? Bingung kedua: kok tiba-tiba minjem duitnya ke saya, lha wong bulanan aja saya masih ngutang. Kira-kira dia dapet asumsi dari mana ya kalau saya sekarang kaya raya sejahtera?
Bingung kedua bisa diskip karena saya berpikir mungkin dia juga cap cip cup kembang kuncup, asal menghubungi orang karena perlu duit. Tapi bingung pertama itu yang harus segera dibuktikan. Nah, berdasarkan pengalaman, berikut hal-hal yang biasanya saya lakukan untuk membuktikan apakah teman saya itu hapenya lagi dibajak atau enggak.
Langkah mengecek apakah nomor hape teman dibajak #1 Ngetes dengan pertanyaan spesifik
Suatu saat saya tiba-tiba mendapat pesan masuk dari teman masa SMA. Saya tahu, tapi sebenernya nggak kenal-kenal amat. Setelah pertanyaan basa-basi lalala, saya pun coba mengetesnya dengan beberapa pertanyaan spesifik, yang hanya murid SMA saya yang tahu.
“Eh, somay yang hits banget depan gerbang itu apa namanya ya? Kayaknya saya pernah ngeliat abang somay itu jualan di Blok M.”
Kalau dia nggak bisa jawab pertanyaan ini tapi cukup sukses ngeles, bisa dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, “Anaknya si abang somay itu kan ada yang satu kelas sama kita, yang kembar itu lho… siapa namanya itu ya?” Nah, kalau jawabannya udah ngalor-ngidul atau nggak dijawab-jawab lama banget atau mengalihkan pembicaraan, biasanya sih dia bukan temen kita.
Langkah mengecek apakah nomor hape teman dibajak #2 Jangan langsung percaya
Saya pernah dapat pesan dari saudara jauh suami, yang bahkan suami saya sendiri udah lama banget nggak ketemu dia. Tiba-tiba saja ia mengirimi saya pesan WA dengan bahasa Minang, daerah tempat saya tinggal sekarang. Dari mana ia tahu saat ini saya tinggal di sini? Dan karena ngakunya sodara suami, kan saya jadi gampang ngeceknya ya. Ketahuanlah kalau dia wong Jowo tulen yang sejak lahir, sekolah, kerja, menikah, sampai punya anak ya di Jawa. Lha kok bisa fasih banget gitu kosakata Minangnya? Di situ aja saya udah ngerasa nggak beres.
Ketambahan lagi dia panggil suami saya dengan nama lengkap sesuai KTP. Selain pak lurah, suster di rumah sakit, dan call center nawarin kartu kredit, nggak ada yang panggil suami saya dengan nama KTP begitu. Gimana saya bisa percaya?
Langkah mengecek apakah nomor hape teman dibajak #3 Cek di medsos
Beberapa kawan biasanya akan memberitahukan kalau hapenya dibajak melalui status di medsos. Jadi kalau ragu, ada baiknya cek medsos. Namun, kalau mereka tidak menulis status, coba cari siapa tahu ada kontak lain di sana yang bisa dihubungi atau melalui perantara dari teman yang lain.
Salah satu contoh yang sebenarnya paling jelas terlihat apakah nomer telepon mereka dibajak, biasanya dari foto profil di WA lho. Karena biasanya pembajak akan pakai foto yang sama yang dipergunakan akun teman kita itu di medsos, terutama di profil FB.
Langkah mengecek apakah nomor hape teman dibajak #4 Cek di grup WA
Grup WA bisa menjadi salah satu cara untuk mengecek apakah nomer telepon teman kita sedang dibajak. Tentunya jika yang bersangkutan merupakan anggota grup WA juga.
Saya pernah mengalami tiba-tiba grup WA jadi rame karena beberapa anggota posting dimintai uang oleh salah satu anggota di grup. Untungnya salah satu dari kami memiliki kontak beliau yang lain untuk dikonfirmasi.
Tapi sebaiknya sebelum post di grup, dicek dulu dengan japri ke beberapa teman yang mungkin kenal dengan beliau. Siapa tahu itu beneran temen kita di grup yang hidupnya sekarang lagi susah. Kasihan juga kan. Grup WA biar jadi screening yang paling akhir.
Seringnya emang kita kesel ya dapat pesan seperti itu. Tapi jujur kadang ada perasaan iba juga membaca pesan itu. Ngebayangin juga kalau kita sendiri pas lagi nggak punya duit dan frustrasi. Mungkin dia memang lagi perlu uang untuk makan, untuk bayar sekolah anaknya, atau untuk berobat.
Karena kasus seperti ini sudah sering dijumpai, jadinya kita perlu hati-hati juga kan. Ini beneran teman kita atau bukan? Nggak apa-apa lah repot dikit cari tahu bener nggaknya, sebelum memutuskan apakah pesan itu mau kita cuekin aja, mau diomel-omelin, atau mau transfer.
BACA JUGA Penipu Online Sebaiknya Tetap Meremehkan Tata Bahasa Indonesia, Sekarang dan Selama-lamanya dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.