Tidak lama lagi, kita akan masuk bulan yang paling bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Ini adalah bulan di mana negara ini lahir, bulan di mana banyak hari bersejarah bagi negara ini. Iya, bulan itu adalah bulan Agustus, bulan kemerdekaan. Bulan di mana hampir setiap rumah mengibarkan bendera merah putih, dan hampir setiap daerah merayakan dengan caranya masing-masing
Meskipun bersejarah, bulan Agustus bukan berarti bulan yang sakral belaka. Memang perayaan bulan Agustus ini diawali dengan upacara bendera yang khidmat. Namun, setelahnya ada banyak sekali perayaan senang-senang yang diselenggarakan. Mulai dari beragam lomba-lomba, hingga berbagai macam pentas ditampilkan. Intinya, selama kurang lebih satu bulan penuh, masyarakat Indonesia akan kenyang dengan berbagai macam hiburan.
Namun, berhubung nyaris dua kali Agustus terakhir kita masih berkutat dengan pandemi sialan ini, segala perayaan tentu dibatasi. Tentu saja lomba-lomba dan berbagai macam pentas hiburan ditiadakan untuk sementara. Kita terpaksa bersabar tidak mengadakan dan menikmati beragam hiburan khas Agustusan. Oleh karena itu, untuk mengingat kembali apa saja hiburan khas pentas Agustusan, di bawah ini ada beberapa hiburan yang kerap ada di setiap pentas Agustusan.
Pentas seni anak-anak
Ini adalah salah satu hiburan yang bisa dibilang paling umum. Pentas Agustusan juga merupakan ajang unjuk gigi bagi anak-anak yang punya bakat. Biasanya, para panitia Agustusan (karang taruna) akan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menampilkan bakat-bakatnya. Ada yang bernyanyi, menari, baca puisi, macam-macam lah, bebas, yang penting tampil. Biasanya ada kejadian anak yang tiba-tiba malu, tiba-tiba grogi, atau bahkan ngambek ketika di atas panggung. Biarkan saja, bebas, namanya juga anak-anak.
Paduan suara ibu-ibu PKK
Tidak hanya anak-anak, ibu-ibu juga tidak mau kalah dalam urusan unjuk gigi. Ibu-ibu ini memang harus diberi panggung dan akan bahaya kalau sampai tidak diberi panggung. Biasanya, ibu-ibu yang tergabung dalam ibu-ibu PKK menampilkan bakatnya, yaitu paduan suara. Apa yang dinyanyikan ibu-ibu ini tidak jauh dari lagu-lagu nasional, lagu daerah, atau bahkan mars PKK itu sendiri. Jujur, melihat ibu-ibu ini pentas di atas panggung ini lucu. Ada yang suaranya fals, ada yang temponya ngawur, salah lirik, macam-macam, lah. Bebas saja, namanya juga ibu-ibu.
Sandiwara panggung/teater
Kalau ini, bisa dikatakan cukup plural, alias bisa diikuti oleh semua golongan. Bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda, bahkan anak-anak bisa ikut. Maklum, dalam pertunjukan sandiwara ini butuh banyak peran, dan kalau pemuda-pemudi saja yang ikut, ya kurang greget. Ceritanya pun tidak jauh-jauh dari cerita patriotisme pahlawan. Namun, sandiwara atau teater ini bukan hiburan yang cukup populer dalam pentas Agustusan. Alasannya masuk akal, selain memakan waktu yang panjang (untuk latihan, contohnya), modalnya juga besar. Kostum, properti, pasti akan butuh banyak dan tidak semuanya mampu.
Orkes dangdut
Bisa dibilang, ini adalah puncak dari sebuah perayaan Agustusan. Setelah berkutat dengan berbagai macam pentas, pasti akan lebih puas kalau ditutup dengan adanya orkes dangdut. Meskipun tidak terlalu berkaitan dengan Agustusan, namun adanya orkes dangdut ini sudah pasti mampu mengangkat semangat ’45 bagi masyarakat.
Sepengalaman saya tujuh tahun terakhir menjadi anggota karang taruna yang mengurusi acara Agustusan, masyarakat paling semangat kalau ada orkes dangdut. Mereka tidak akan segan-segan menyumbang dana untuk mengundang orkes dangdut. Kadang, tidak perlu orkes yang besar. Organ tunggal atau semi-orkes saja sudah cukup. Bagi masyarakat, yang penting ada dangdutan. Makanya, selama tujuh tahun terakhir saya mengurusi acara Agustusan, orkes dangdut nyaris tidak pernah terlewat, dan selalu diusahakan untuk ada.
Itulah setidaknya empat hiburan yang kerap ada di dalam pentas Agustusan. Meskipun sekarang masih dalam masa pandemi dan kemungkinan Agustus depan tidak ada pentas apa-apa, setidaknya ini bisa jadi pengingat, bahwa kita punya banyak sekali hiburan ketika Agustusan. Semoga juga ini bisa jadi doa, supaya kita bisa merayakan Agustusan seperti biasa lagi. Jujur, saya kangen sekali dengan orkes dangdut.
BACA JUGA Merajut Persatuan Melalui Tirakatan dan tulisan Iqbal AR lainnya.