Sebagai orang yang awalnya hidup di Jakarta lalu pindah ke Bogor, saya langsung kaget. Saya kira Bogor nggak jauh beda sama Jakarta karena merasa kota ini masih berada di area Jabodetabek. Dan selama ini saya punya teman yang berasal dari Kota Hujan dan menurut saya nyambung-nyambung saja pergaulannya.
Ternyata begitu saya mulai tinggal di Bogor, rasanya berbeda sekali dengan Jakarta. Memang bukan perbedaan yang bikin hidup terasa sulit. Nggak sampai segitunya. Saya juga sudah mulai terbiasa walaupun jujur masih agak kaget dan terus mencoba menyesuaikan diri dengan beberapa hal wajar di Bogor tapi tak lumrah di Jakarta.
#1 Orang Bogor terbiasa bawa jas hujan dan payung
Sejak tinggal di Bogor, saya selalu membawa jas hujan dan payung. Saya selalu dibekali dua barang tersebut oleh istri saya. Alasannya untuk jaga-jaga takut hujan. Padahal waktu mau berangkat kerja, cuacanya terik sekali dan nggak ada tanda-tanda akan turun hujan. Saya sendiri ragu hujan bakal turun.
Waktu pulang kerja pun cuaca masih cerah sekali, bahkan saat saya sudah setengah jalan pulang. Tetapi di sini “keajaiban” terjadi. Saya melihat dengan mata kepala sendiri, hujan turun di depan mata saya, tapi dari arah saya datang malah kering sekali. Sungguh ajaib. Saya pun akhirnya menggunakan jas hujan.
Setelah itu, saya akhirnya sadar dan merasakan kalau hujan di Bogor itu adalah sebuah kepastian. Meski pagi dan siang sangat terik, sore pasti hujan. Walau hanya hujan lokal di satu kecamatan di Bogor. Pantesan disebut Kota Hujan.
Baca halaman selanjutnya: Angkot digunakan dalam setiap kegiatan warga…




















