Kuliah di UNNES nggak seindah bayangan, adik-adik…
Sejumlah mahasiswa baru mulai berdatangan ke kampus masing-masing untuk melanjutkan studi. Hal ini wajar mengingat pada bulan Agustus nanti, sesuai kalender akademik, banyak perguruan tinggi di Semarang sudah memulai perkuliahannya. Ada yang datang bersama keluarga, ada juga yang datang dengan modal tekad, meskipun tak sedikit yang merasa kebingungan karena datang ke lingkungan baru.
Momen seperti ini mengingatkan saya pada pengalaman pertama kali datang ke Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sebagai seseorang yang berasal dari daerah pedesaan di Blora, saya dulu membayangkan bahwa kampus negeri tentu memiliki lokasi yang strategis, dekat dengan pusat kota, dan dilengkapi berbagai fasilitas yang menunjang. Sayangnya, bayangan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan.
Dalam beberapa aspek, UNNES ternyata tidak seideal yang saya kira. Berikut ini saya bagikan beberapa pengalaman pribadi yang membuat kuliah di UNNES terasa nggak menyenangkan.
#1 Lokasi kampus UNNES jauh dari pusat kota
Hal pertama yang langsung terasa saat saya tiba di UNNES adalah lokasinya ternyata cukup jauh dari pusat kota Semarang. Kampus ini berada di daerah Sekaran, Gunungpati. Secara geografis daerah ini berada di kawasan perbukitan sehingga memisahkan diri dari keramaian kota.
Bagi saya yang sebelumnya membayangkan suasana kampus negeri yang ramai, dekat mall, bioskop, dan pusat kuliner, realita ini tentu mengejutkan. Rasanya kayak saya pindah dari desa ke desa lain saja.
Saya tentu nggak terlalu keberatan dengan lokasi yang jauh dari kota. Justru saya lebih mudah menyesuaikan diri. Soalnya suasananya nggak jauh beda dari tempat asal saya. Tetapi bagi beberapa teman yang terbiasa tinggal di kota, lokasi kampus ini lumayan jadi kendala.
Kalau pengin cari hiburan atau sekadar ganti suasana waktu akhir pekan, kami harus naik motor dulu ke kota. Kalau pengin lebih hemat bisa naik BRT. Tetapi harus bersabar soalnya rutenya memutar dan memakan waktu lebih lama.
#2 Kalau mau pulkam jauh dari stasiun, bandara dan terminal
Masalah lain muncul ketika ingin pulang kampung. Karena lokasi kampus UNNES jauh dari stasiun, bandara, atau terminal utama, pulang kampung jadi cukup merepotkan bagi mahasiswa. Misalnya, mau naik kereta dari Stasiun Tawang atau Poncol, atau naik bus dari Terminal Terboyo, jaraknya lumayan jauh dari kampus.
Biasanya mahasiswa rantau harus naik ojek dulu baru lanjut BRT untuk bisa sampai ke stasiun atau terminal. Tentu saja ini akan memakan waktu dan biaya tambahan. Bagi mahasiswa rantau, ini menjadi tantangan tersendiri tiap mau pulang kampung. Apalagi kalau waktunya mepet atau pas libur pendek.
#3 UNNES sering dianggap kalah unggul ketimbang UNDIP
Nggak bisa dimungkiri, UNNES masih sering dianggap kalah pamor ketimbang Universitas Diponegoro (UNDIP). Padahal keduanya sama-sama berada di Semarang.
Entah karena faktor peringkat, fasilitas, atau branding, yang jelas banyak orang yang lebih dulu mengenal UNDIP sebagai kampus favorit. Bahkan tak jarang kalau saya bilang kuliah di UNNES, orang masih bertanya, “Itu di mana, ya?” Ada juga yang malah mengiranya kampus swasta.
Padahal UNNES sekarang punya banyak jurusan unggulan dan prestasi yang nggak kalah. Tapi soal gengsi dan persepsi publik kadang memang tak bisa dilawan pakai logika dan data sekalipun. Hal ini tentu sedikit banyak akan memengaruhi mental sebagian mahasiswa. Apalagi yang dulunya berharap masuk kampus top tapi “terdampar” di UNNES. Padahal setiap kampus pasti punya keunggulannya masing-masing.
#4 Makelar kos masih menghantui
Hal nggak enak berikutnya biasanya menyasar mahasiswa baru di UNNES. Ini terkait makelar kos yang masih berkeliaran di sekitar kampus. Mereka sering kali menawarkan harga sewa yang nggak masuk akal dan jauh di atas harga pasar.
Terlepas dari keadaan mendesak atau kebutuhan mendadak, saya menyarankan mahasiswa baru nggak mudah terkecoh dengan tawaran mereka. Lebih baik bersabar dan mencari informasi kos dari jalur yang lebih terpercaya. Misalnya, bertanya pada kakak tingkat yang sudah berpengalaman, atau mengikuti akun media sosial resmi dan komunitas sewa kos yang terjamin kredibilitasnya.
Itulah hal-hal kurang menyenangkan saat menjadi mahasiswa UNNES. Jangan menganggap itu semua hambatan, melainkan “bumbu kehidupan” yang akan membuatmu lebih tahan banting. Saya jadi teringat pepatah “sak gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi cobo”. Artinya, sebesar apa pun tantangan, kalau diterima dengan lapang, cuma akan jadi ujian yang mendewasakan.
Jadi, buat calon maba UNNES, saya mau bilang: selamat datang! Selamat menyesuaikan diri, semoga kalian kuat, ya!
Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Fisip UNNES Semarang Memperlakukan Prodi Sejarah, Prodi Tertua dan Sudah Teruji, Seperti Anak Tiri.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
