4 Hal Sepele yang Bisa Bikin Orang Salatiga Marah

4 Hal Sepele yang Bisa Bikin Orang Salatiga Marah

4 Hal Sepele yang Bisa Bikin Orang Salatiga Marah (unsplash.com)

Salatiga, kota yang menyandang predikat sebagai kota toleran tahun 2024 itu kini makin eksis. Tak sedikit wisatawan yang menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata favorit.

Kekayaan alam dan kuliner menjadi daya tarik tempat ini. Ditambah lagi keramahan warga Salatiga membuat wisatawan yang datang semakin betah. Rasanya seperti pulang ke rumah sendiri.

Akan tetapi tak selamanya orang Salatiga bakal ramah. Ada kalanya mereka muak dengan hal-hal sepele yang bisa bikin marah. Misalnya seperti keempat hal ini.

#1 Salatiga dianggap kota kecil yang nggak maju dan nggak lengkap

Jika dibandingkan dengan kota lainnya, luas wilayah Salatiga memang kecil. Hanya sekitar 54 kilometer persegi. Sebenarnya warga sini juga mengakui bahwa ini kota kecil. Namun yang bikin jengkel dan marah jika ada wisatawan atau pendatang yang menganggap kota ini nggak maju dan nggak lengkap.

Mohon maaf saja, nih, meski kota kecil, Salatiga itu lengkap, lho. Coba lihat, di sini ada dua kampus yang namanya sudah ternama. Apalagi kalau bukan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan UIN Salatiga. Mau belanja? Tenang, di sini sudah menjamur pusat perbelanjaan yang bisa kalian kunjungi. Ada Ramayana, Luwes, dan Ada Baru Soetta. Pengin nonton di bioskop juga bisa. Soalnya di sini ada Aneka Jaya dan Sams Studio yang baru buka.

Jangan lupakan juga kalau Salatiga punya Terminal Tingkir yang menjadi terminal tipe A. Terminal ini terkenal karena bangunannya yang ciamik. Selain itu, di sini juga ada tol yang pemandangannya mirip di Swiss. Kurang lengkap dan maju apa coba?

#2 Dianggap bagian dari Kabupaten Semarang

Salatiga memang terletak di tengah irisan Kabupaten Semarang. Orang yang jarang ke sini pasti akan menganggap jika kota ini masih satu bagian dengan Kabupaten Semarang. Sepele sih, tapi bikin warga lokal marah.

Jadi gini, meski posisinya di tengah Kabupaten Semarang, kota ini tetap berdiri sendiri. Ia adalah kota administratif, bukan bagian dari Semarang. Jadi, jangan salah lagi, ya.

#3 Warlok Salatiga muak menanggapi candaan “salah 3 atau salah 4”

Ada satu candaan yang sampai sekarang masih eksis di Salatiga. Warga lokal di sini yang mendengarnya pasti sudah merasa muak.

Jadi ketika orang Salatiga bertemu dengan orang dari kota lain dan ditanya soal asal. Sering kali si penanya bakal bertanya balik dengan candaan, “Salah 3, salah 4, atau salah 5?” Bahkan ada juga candaan seperti, “Salah 3 berarti nilainya 7, dong!”

Hadeh. Mungkin maksudnya biar akrab dengan orang Salatiga ya. Tetapi oleh warga lokal candaan ini biasanya hanya ditanggapi dengan senyuman karena memang sudah muak mendengarnya.

#4 Menganggap sambal tumpang adalah makanan yang nggak layak makan karena bahan utamanya adalah tempe busuk

Makanan berat yang terkenal di Salatiga adalah sambal tumpang koyornya. Bahan utamanya terbuat dari tempe yang sudah busuk.

Tak sedikit wisatawan dan pendatang yang menganggap sambal tumpang nggak layak makan karena berasal dari tempe yang sudah busuk. Warga sini yang mendengarnya pasti bakal marah. Soalnya wisatawan dan pendatang ini belum tahu aja rasanya menikmati nasi dengan sambal tumpang yang aromanya khas itu. Lagi pula di daerah lain mana ada makanan ini.

Kalau kalian penasaran dengan sambal tumpang, datanglah ke Salatiga. Di sepanjang jalan, ada banyak warung makan yang menjual menu satu ini.

Itulah empat hal yang kelihatannya sepele, tapi bikin orang Salatiga marah. Kota ini memang kecil, tapi keberadaannya patut diperhitungkan.

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Salatiga di Antara Semarang dan Solo: Kota Persinggahan yang Paling Indah di Jawa Tengah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version