Universitas Islam Bandung (Unisba) adalah salah satu perguruan tinggi swasta favorit di Kota Bandung. Bersaing ketat dengan Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Widyatama, Universitas Pasundan dan Telkom University. Lokasinya yang strategis dan reputasinya yang baik menjadikan almamater ini dipilih banyak orang untuk menuntut ilmu.
Sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu selama lima tahun di Unisba, saya sangat berterima kasih pada kampus saya ini karena saya mendapatkan banyak sekali ilmu, relasi, dan cinta selama kuliah di sini. Namun, nggak semuanya yang saya rasakan adalah hal yang enak, tetap ada sisi nggak enaknya juga. Berikut ini hal-hal nggak enaknya jadi mahasiswa Unisba.
#1 Kuliah setengah tujuh pagi
Mungkin, Unisba adalah satu-satunya kampus di Indonesia yang punya jadwal kuliah paling pagi karena dimulai pada pukul 06.30. Ketika yang lain memulai kelas pada 07.30-08.00, kampus saya memilih memulainya setengah tujuh. Unik, sekaligus antik.
Waktu maba, ketika tahu jadwal kuliahnya beneran jam setengah tujuh, saya kaget setengah mati. Ha wong SD saja masuknya jam tujuh loh. Buat yang susah bangun pagi, jelas ini jadi kendala tersendiri.
Eh, kalau susah bangun pagi, ya sama aja susah sih mau masuk jam berapa pun.
#2 Sering disangka religius
Sebagai perguruan tinggi swasta berbasis Islam, Unisba dikenal masyarakat sebagai kampus religius. Terdapat mata kuliah Pendidikan Agama Islam mulai dari PAI 1 sampai PAI 7 yang dipelajari seluruh mahasiswa dari semester satu sampai semester tujuh dengan bobot satu sks. Materi PAI tersebut mencakup Aqidah, Pesantren, Fiqih, Akhlak, Sejarah Islam, Peradaban Islam, dan Islam Disiplin Ilmu.
Dengan bobot tujuh sks PAI yang saya sebutkan di atas, saya sering diminta orang-orang untuk memimpin doa saat ada acara buka puasa kantor maupun diminta jadi imam salat berjamaah. Tentu saja saya menolak permintaan tersebut dengan halus. Saya juga sering dimintai pendapat oleh teman, saudara atau rekan kerja saya terkait segala sesuatu yang berkaitan dengan agama. Saya kasih tahu ya meskipun saya lulusan Unisba, saya nggak ada religiusnya sama sekali, MyLov. Ilmu agama saya masih minim banget!
#3 Harus ikut mentoring dan pesantren
Selain bobot tujuh sks yang saya sebutkan di atas, seluruh mahasiswa Unisba harus mengikuti mentoring ngaji yang dilakukan pada semester satu. Nantinya mahasiswa akan mengikuti sesi mentoring selama 10 kali pertemuan sebelum ujian mentoring. Nah, nilai mentoring ini nanti dijadikan jadi patokan penempatan kelas saat kamu pesantren di semester dua.
Kamu tidak salah, Unisba mewajibkan seluruh mahasiswanya buat ikut pesantren di kampus 2 Ciburial selama enam hari lima malam, dari Senin pagi sampai Sabtu pagi. Seluruh peserta pesantren mahasiswa baru diwajibkan menginap dan mengikuti seluruh kegiatan tersebut yang dimulai dari tahajud pukul tiga dini hari dan selesai pada pukul 10 malam. Pada hari terakhir, seluruh peserta akan mengikuti ujian mengaji dan ujian tertulis yang mencakup seluruh materi keagamaan yang diberikan saat pesantren.
Tidak cukup satu kali, menjelang ujian skripsi, seluruh mahasiswa diwajibkan mengikuti pesantren calon sarjana yang diadakan tiga hari di kampus utama dan tiga hari dua malam di kampus Ciburial. Kegiatannya kurang lebih sama seperti kegiatan pesantren mahasiswa baru, bedanya di sini materi yang diberikan mencakup tata cara berdakwah supaya lulusan Unisba, apa pun fakultasnya bisa dikit-dikit berdakwah saat terjun ke masyarakat nanti.
Bagi anak kos, pesantren adalah ajang perbaikan gizi karena makanan yang disediakan selama pesantren enak-enak dan porsinya banyak! Buat anak rumahan kayak saya, pesantren bisa jadi sangat membosankan karena seluruh peserta tidak bisa keluar sama sekali. Bahkan pesan makanan via ojek online pun tidak diperbolehkan. Nggak ada hiburan sama sekali karena sinyal handphone di sini lemah banget.
#4 Susah parkir
Unisba terletak di tengah kota Bandung, tepatnya di Tamansari. Berseberangan langsung dengan Universitas Pasundan dan hanya berjarak 1,4 kilometer dari Institut Teknologi Bandung. Anehnya, banyak mahasiswa, dosen, atau karyawan yang datang terlambat, lho!
Mau tahu alasannya? Susah cari parkir! Parkiran kendaraan bermotor yang disediakan Unisba tidak cukup menampung seluruh kendaraan bermotor yang digunakan mahasiswa, dosen, dan karyawannya. Kalau kamu kuliah di atas jam 10 pagi, saya jamin kamu bakalan susah cari parkiran sepeda motor. Kamu terpaksa parkir di pinggir jalan. Kalau kamu bawa mobil, cari parkiran jauh lebih susah lagi!
Kita terpaksa harus “tawaf” berkeliling mencari parkir. Makanya banyak mahasiswa, dosen atau karyawan yang terlambat masuk kelas meskipun letak kampus berada di tengah kota. Saking susahnya cari parkir, saat Ridwan Kamil menyapa para mahasiswa baru, blio membuat lelucon, “Kuliah di Unisba susah cari parkir ya”, yang pastinya mengundang tawa seluruh hadirin yang hadir di dalam Aula Utama kampus.
Nah, itulah empat hal nggak enaknya jadi mahasiswa Unisba. Meski begitu jangan pernah ragu buat kuliah di sini ya! Banyak ilmu, teman, dan cinta yang bisa kalian dapatkan di sini, MyLov!
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya