Tradisi tukar kado biasanya dilakukan di momen Natal dan Tahun Baru seperti sekarang ini. Umumnya kegiatan saling bertukar hadiah ini dilakukan dengan teman atau sanak saudara. Kebiasaan ini dilakukan sebagai simbol kebersamaan untuk mempererat hubungan antara orang satu dengan yang lainnya. Selain itu, bertukar hadiah juga mengajarkan kita tentang arti memberi dan menerima.
Ada beberapa aturan yang perlu diikuti orang-orang yang ikut acara bertukar kado. Biasanya aturannya sederhana, misalnya harga kado ditentukan nominalnya minimal sekian rupiah, kado nggak boleh berupa makanan, kado harus dibungkus kertas koran atau kalender bekas, dll. Semakin banyak peserta yang ikut bertukar kado, biasanya akan membuat suasana jadi semakin meriah.
Sayangnya, acara tukar kado yang hangat dan meriah bisa berubah mengecewakan ketika ada oknum peserta yang melakukan dosa berikut ini. Yang jelas, dosa-dosa ini bikin peserta lain trauma saja.
Daftar Isi
#1 Kasih kado nggak sesuai dengan nominal yang sudah ditentukan
Dosa pertama yang paling sering dilakukan saat acara tukar kado adalah nggak memberikan kado sesuai dengan nominal yang sudah ditentukan. Beberapa kali saya mendengar sambatan orang terdekat yang merasa kecewa karena mendapat hadiah yang menurut mereka harganya nggak sesuai sama aturan saat bertukar kado.
Seperti yang sudah saya sampaikan sedikit di atas, biasanya dalam tradisi tukar kado nominal hadiah yang diberikan akan ditentukan. Misalnya, minimal kado Rp50 ribu. Nah, peserta harus mematuhi aturan tersebut. Haram hukumnya apabila ada yang memberikan kado dengan harga di bawah Rp50 ribu.
Sayangnya, lantaran kadang acara tukar kado ini sifatnya acak dan rahasia alias nggak ketahuan siapa yang bawa kadonya, ada juga tuh beberapa oknum yang curang. Aturannya minimal kado Rp50 ribu, eh, yang dibeli malah sabun batang dua biji. Kalau sabun yang dikasih merek Kojie San yang harga satu bijinya Rp27 ribuan sih oke ya. Beli dua kan sudah lebih dari Rp50 ribu. Lha, kalau yang dikasih sabun Harmony dua biji apa nggak keterlaluan? Harga sabunnya saja sebatang nggak sampai Rp3 ribu.
Jadi buat kalian yang suka ikut acara tukar kado di kantor, sekolah, acara keluarga, atau di mana pun pokoknya, plis banget kasih kado sesuai nominal yang sudah ditentukan. Kasihan lho teman atau saudara kalian yang kebagian apesnya.
#2 Kasih kado asal nggak mikirin manfaatnya, yang penting ikutan tukar kado
Dosa kedua yang sering dilakukan saat acara tukar kado adalah memberi hadiah asal-asalan tanpa memikirkan manfaatnya. Saya paham sih sebagian dari kita menganggap kebiasaan bertukar hadiah ini buat seru-seruan saja. Yang penting datang, tukaran kado, ketawa-ketawa, terus selesai. Plis, mulai sekarang jangan lagi punya pikiran kayak gini.
Tujuan bertukar kado memang untuk acara kebersamaan dan mempererat hubungan kita dengan teman atau saudara. Jadi, usahakan untuk memberikan yang terbaik di momen tersebut. Kalau kita asal memilih hadiah dan mengesampingkan fungsi hadiah yang kita berikan, tentu saja hal ini bisa membuat penerima hadiah kecewa.
Mosok tukaran hadiah sama teman-teman kerja misalnya, tapi bawa kado seperangkat alat MPASI. Mikirnya buat lucu-lucuan, tapi kan nggak mashok, ya. Mending kalau teman kerja kalian punya anak yang memang lagi MPASI, lha kalau teman kerja kalian jomblo gimana? Mau pakai peralatan MPASI buat nyuapin siapa, hah?
#3 Kasih barang bekas
Dosa ketiga ini nggak kalah menyebalkannya dari dosa pertama dan kedua. Herannya, masih ada lho orang yang kasih barang bekas saat tukaran kado.
Mungkin sebagian dari kalian bakal berpikir, “Ah, nggak apa-apa kasih barang bekas. Toh nggak ketahuan siapa yang kasih, namanya juga tukar kado.” Tapi coba bayangkan kalau kalian yang menerimanya. Pasti kalian bakal kecewa, bahkan murka, kan. Begitu juga dengan orang yang menerima hadiah berupa barang bekas.
Kalau seumpama alasan memberi barang bekas karena nggak punya uang untuk acara tukaran kado, ya sudah nggak perlu ikut tukaran. Katakan saja sejujurnya kalau sedang nggak bisa ikut acara tukaran kado. Atau, coba nego dengan teman atau saudara lainnya untuk menurunkan nominal kado yang ditentukan. Misal aturannya harus bawa kado minimal seharga Rp100 ribu, coba bilang kalau nominal segitu kemahalan, Rp30 ribu saja sudah cukup. Yang penting kan kebersamaannya alih-alih nominal kadonya.
#4 Nggak mengikuti aturan tukar kado
Sebenarnya dosa terakhir ini mirip sama dosa pertama. Bedanya, dosa pertama nggak mengikuti aturan harga yang sudah ditentukan, sementara yang ini lebih kepada bentuk barangnya.
Jadi seperti yang sudah saya sampaikan di atas, dalam tukaran kado biasanya ada aturan yang wajib dipenuhi peserta. Misalnya, kado nggak boleh berupa sabun atau alat kebersihan. Atau ada juga aturan kado nggak boleh dibungkus pakai kertas kado. Sudah tahu ada aturannya, tapi masih ada saja orang yang melanggar. Malah beli sabun buat tukaran kado lah atau bungkus kadonya pakai kertas kado sehingga nampak mencolok.
Itulah beberapa dosa yang diam-diam dilakukan banyak orang saat acara tukar kado. Acara tukar kado harusnya menyenangkan apabila semua orang yang terlibat fair dan mengikuti aturan. Jangan sampai ajang tukaran hadiah ini malah bikin kecewa dan bahkan memutus tali pertemanan atau persaudaraan hanya gara-gara dosa-dosa di atas.
Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Berhenti Sok Tahu dengan Memilih Ngasih Kado Barang ketimbang Uang.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.