Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Derita dan Kejadian Konyol Pengalaman Saya Saat KKN di Jember: Salah Satunya Dikira Timses Prabowo Hanya karena Berpakaian Necis

M Nur Fadli oleh M Nur Fadli
14 September 2025
A A
4 Derita dan Kejadian Konyol Saat KKN (Unsplash)

4 Derita dan Kejadian Konyol Saat KKN (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Saat tiba musim KKN, banyak kelompok yang memamerkan prokernya. Sayangnya, berbeda dengan yang saya alami, malah ada derita dan kejadian konyol. Namun, walaupun begitu tidak menjadi persoalan serius bagi saya, justru kadang melalui kejadian tersebut membuat kegiatan ini jadi berkesan.

Ketepatan di waktu itu saya KKN periode kedua tahun 2024. Jadi, tidak dikolaborasikan dengan beberapa kampus di Kabupaten Jember. Kelompok saya bertempat di Desa Sebanen, Kecamatan Kalisat, Jember yang warganya cukup ramah.

Posko KKN dekat kuburan keluarga

Ada 2 rumah kosong yang disarankan untuk tempat posko kami. Meskipun, kami tidak menyangka bakalan berdekatan dengan kuburan keluarga.

Pertama, kami diarahkan oleh pamong desa suruh menempati rumah kosong di belakangnya balai desa. Saat mengecek lokasi rumah. Ketua kelompok saya namanya Asrof berbisik, “Belakang rumahnya ada kuburan.” Mendengar bisikan itu. Kami memilih untuk tidak bertempat di situ.

Kami memilih opsi kedua. Posko KKN yang berdekatan dengan rumah Pak RT. Fasilitas lumayan bagus dan nyaman. Ya minimal tidak sampai mandi di sungai. Meskipun rumah kosong, tapi tidak terkesan serem banget. 

Awalnya kami mengira tidak ada kuburan seperti opsi rumah kosong yang pertama. Tapi, ternyata keesokan harinya kami baru ngerti, kalau depan posko yang ketepatan juga rumah mantan kepala desa itu ada kuburan keluarga.

KKN memang mengajarkan mahasiswa untuk berbaur dengan masyarakat. Tapi bukan berarti harus akrab dengan setan dan jinnya. Sebab, kedatangan kami di desa untuk belajar, bukan ritual sesembahan makhluk halus.

Sulitnya menemui kepala desa

Memang, mahasiswa KKN itu layaknya tamu. Mereka tidak boleh semaunya sendiri asal masuk desa, tanpa bersilaturahmi terlebih dahulu.

Baca Juga:

5 Hal yang Bikin Saya Kaget Waktu KKN di Madiun

KKN di Bulan Agustus Itu Anugerah Sekaligus Musibah: Gara-gara Proposal Agustusan, Akhir KKN Serasa di Neraka

Setelah pelepasan dari kampus, kami langsung menuju balai desa, untuk penyerahan mahasiswa KKN pada Kepala Desa. Namun, saya cukup heran. Kami tidak disambut langsung oleh Kepala Desa. Dari situ saya sudah janggal dengan keberadaannya.

Tidak pikir panjang. Keesokan harinya. Kami mendatangi rumah Pak Kades. Tujuan kami hanya satu: silaturahmi untuk izin menempati desanya.

Tapi tujuan baik itu tidak semudah yang kami bayangkan. Datang ke rumahnya bisa berbincang riang gembira, sambil presentasi proker. Ternyata, berbanding terbalik. 

Rumah Pak Kades sepi. Kami mencoba datang kedua kalinya. Lagi-lagi tidak bertemu. Kami baru ngerti dan bertemu Pak Kades saat pembagian bansos di balai desa tiap awal bulan. Sungguh derita paling membagongkan.

Proker KKN bersih-bersih rumput di balai desa

Keadaan balai desa saat itu agak sedikit memprihatinkan. Sebab banyak rumput yang tumbuh di sekitaran balai desa. Jadi mau nggak mau, bersih-bersih rumput masuk ke proker KKN kami. Memang kurang begitu menarik, tapi berdampak untuk balai desa.

Peralatan yang kami gunakan seadanya, seperti cangkul dan celurit. Bukan mesin pemotong rumput. Wajar hidup di desa. Apa saja yang kita pakai pasti secara tidak langsung akan disorot oleh masyarakat.

Pakaian necis dan pakai id card, dikira timses Prabowo

Ketepatan saya KKN di momen Pemilihan Presiden. Saat itu banyak calon presiden yang berkontestasi, salah satunya Prabowo Subianto.

Setiap calon pasti mempunyai jargon andalan dan jaringan timses di pedesaan. Sedangkan kami yang saat itu hanya silaturahmi ke salah satu rumah Pak RT, malah dikira timsesnya Prabowo.

Mahasiswa KKN memang identik dengan pakaian necis berjas almamater kampus dan berkalung id card. Kedua tanda tersebut, ternyata telah mengelabui pandangan masyarakat. Sebab, kemiripan antara mahasiswa KKN dengan timses hampir sama.

Apalagi saat itu, efek jargon Prabowo “Oke Gas” sangat kuat di masyarakat desa, sehingga mengira kami seakan-akan mau ikut mensukseskan pemilihannya. Padahal tidak sama sekali. Sontak kami pun terus terang mengklarifikasi.

Tetapi, dari beberapa kejadian selama KKN, kami jadi mengerti bagaimana seharusnya menyikapi masyarakat desa. Menjadi sadar untuk tidak sok tau, congkak dan tetap beretika di segala tempat. Itu prinsip yang perlu diperhatikan bagi mahasiswa yang sedang menjalani KKN.

Penulis: M Nur Fadli

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA KKN Sudah Usang. Tidak Mendapat Pengalaman, Tidak Juga Membangun Desa, Mending Diganti Magang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2025 oleh

Tags: KKNpelepasan KKNposko KKNPrabowoProker KKNtimses prabowo
M Nur Fadli

M Nur Fadli

ArtikelTerkait

Pengalaman Bertahan Hidup Selama KKN dengan Iuran Rp300 Ribu: Proker Bisa Tetap Jalan meski Dompet Pas-pasan

Pengalaman Bertahan Hidup Selama KKN dengan Iuran Rp300 Ribu: Proker Bisa Tetap Jalan meski Dompet Pas-pasan

25 Agustus 2025
Kampus Makin Pelit Kasih Uang Saku ke Mahasiswa KKN, padahal Biaya KKN Nggak Murah

Kampus Makin Pelit Kasih Uang Saku ke Mahasiswa KKN, padahal Biaya KKN Nggak Murah

9 Juli 2025
jokowi dan prabowo

Pesan Tersirat Pertemuan Jokowi dan Prabowo dan Nasib Para Pendukungnya

15 Juli 2019
rekonsiliasi

Untuk Partai Oposisi, Jangan Mau Diajak Rekonsiliasi

7 Juli 2019
Proker KKN Bikin Jamu, Program Mahasiswa KKN Paling Nggak Berguna di Gunungkidul Mojok.co

Proker KKN Bikin Jamu, Program Mahasiswa KKN Paling Nggak Berguna di Gunungkidul

13 Januari 2024
KKN di Luar Jawa Tidak Melulu ke Wakatobi dan Raja Ampat, Indonesia Itu Luas, Bolo!

KKN di Luar Jawa Tidak Melulu ke Wakatobi dan Raja Ampat, Indonesia Itu Luas, Bolo!

5 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.