Pelajari ciri-ciri warung nasi pecel di Madiun yang murah dan enak, biar kalian nggak kena zonk
Sudah dua tahun lebih kami pindah ke Tulungagung. Kota yang sebelumnya, bahkan tidak ada dalam bayangan kami. Takdir yang memutuskan, di tempat situlah akhirnya kami mengabdi dan mencari hidup dan penghidupan.
Sebelumnya, saya kelahiran dari Madiun, sedangkan istri kelahiran dari Nganjuk. Kedua tempat tersebut mempunyai selera menu yang hampir sama,namun dengan harga yang tidak terlalu mahal. Yang saya singgung dalam menu ini ialah nasi pecel.
Siapa yang tidak kenal nasi pecel? Mulai Madiun, Nganjuk, Kediri, Blitar, hingga Tulungagung memilikinya. Bahkan sebenarnya tak hanya eksklusif di tempat tersebut. Hampir semua kota punya pecelnya sendiri-sendiri. Untungnya satu kota dan kota yang lain tidak saling berebut untuk mendaftarkan hak paten pecel, sehingga tidak perlu membayar lebih jika ingin menggunakan namanya. Indahnya saling berbagi.
***
Sore itu karena stok nasi habis, kami menyempatkan keluar untuk membeli nasi pecel. Semesta mendukung, dinginnya udara sore itu, tergambarkan suatu kebahagiaan jika bisa melahap nasi pecel yang hangat, enak dan terjangkau.
“Pinten, Bu, sedoyo?” Setelah melahap tiga piring nasi pecel dengan lauk tempe dan peyek serta dua teh anget di salah satu warung di Tulungagung.
“Tiga puluh enam, Mas”, kata Ibu penjual sambil membetulkan maskernya. Saya keluarkan lima puluh ribuan dan saya terima kembaliannya.
Habis makan, terbitlah rasan-rasan. Saya dan istri membicarakan pecel yang lumayan bikin senep dompet tadi.
“Lumayan mahal ya”, komentar saya tentang nasi pecel tadi. “Iya, rasanya juga beda, ada kencurnya di sini”, saut sang istri yang punya pengalaman sama soal rasa dan harga nasi pecel di daerahnya.
Harga nasi pecel di Madiun memang rata-rata lima ribu rupiah per bungkus. Itu pun sudah mendapat lauk rempeyek, kerupuk dan tahu/ tempe dalam bungkusnya. Ketika kena harga yang lebih, saya malah jadi kangen kampung halaman. Setidaknya, di sana saya nggak digepuk perkara harga.
Gara-gara itu juga, saya jadi punya inspirasi untuk menulis artikel ini. Jika kalian kebetulan di Madiun, dan pengin cari pecel, saya beri kalian bocoran ciri-ciri warung nasi pecel yang murah di Madiun.
Di kota lain, ada nggak? Nggak tahu saya. Kalau tahu, nggak bakal saya habis 36 ribu buat makan pecel 🙁
#1 Jualan di rumah
Nasi pecel di Madiun yang terkenal murah dan enak, biasanya berjualan di teras rumah sehingga tidak menyewa tempat untuk berjualan. Nggak heran kalau warungnya bakal jauh dari kota. Dan yang jelas, tetep laris. Ha wong enak dan murah.
#2 Bahan bakunya diperoleh secara mandiri
Penjual nasi pecel Madiun yang murah dan enak biasanya menggunakan bahan sekitar rumah yang bisa dipetik langsung tanpa harus membelinya. Madiun yang tanahnya subur dan daerah pertanian, banyak tumbuh bahan bahan penyusun nasi pecel. Tidak ketinggalan juga sambelnya yang ia racik sendiri secara manual menggunakan ulek dari batu asli. Biasanya ulekan sambel Pecel madiun memang agak kasar.
#3 Pegawainya keluarga sendiri
Untuk memangkas ongkos pengeluaran, namun tak memotong kualitas, hal yang paling umum dilakukan adalah mendayagunakan anggota keluarga. Anggota keluarga ini ikut membantu membuat wedang kopi atau teh, ada yang menanak nasi, atau menggoreng tempe atau rempeyek. Pokoknya, satu keluarga saling bantu gitulah.
#4 Menggunakan kayu bakar
Dalam memasak dan menggoreng, biasanya penjual nasi pecel Madiun yang murah dan enak ini menggunakan kayu bakar. Konon, memasak menggunakan kayu bakar lebih enak dan nikmat rasanya daripada menggunakan kompor. Bahan bakunya bisa didapat dari sekitar, jadi bisa dibilang mereka nggak keluar biaya untuk “pengapian”. Tentu saja itu bikin harga makanan tetap murah, soalnya nggak ada cost tambahan, otomatis untung tetap maksimal.
Kalau satu saja unsur itu nggak ada, besar kemungkinan warung pecelnya mematok harga yang lebih tinggi ketimbang biasanya. Apalagi kalau belinya di ruko serta ada tukang parkirnya, pasti akan jauh lebih mahal.
Itulah ciri warung nasi pecel yang murah dan pastinya enak di Madiun. Siap berburu, Gaes-gaesku?
Penulis: Hawwin Muzakki
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 3 Dosa Saat Makan Nasi Pecel yang Sering Dilakukan Penikmatnya