Saya adalah penyuka soto. Beruntungnya, saya tinggal di Solo, ada banyak pilihan dan jenis soto yang bisa saya cicipi. Bahkan hampir di setiap sudut kota, terdapat warung kuliner ini. Kecintaan saya terhadap soto bisa dibuktikan dengan jumlah warung yang sudah saya kunjungi selama satu tahun ini, mungkin lebih dari 50 warung. Bahkan saya pun bisa seharian hanya makan kuliner ini. Tiada hari, tanpa soto. Begitulah kira-kira prinsip hidup saya.
Salah satu kebiasaan saya, yaitu sepekan sekali harus mencari warung yang belum pernah dicicipi. Berkat icap sana icip sini itu yang membuat lidah saya peka dengan macam-macam varian kuliner. Mana yang enak, mana yang tidak. Blusukan saya ke warung-warung itu membuat saya memiliki pengalaman empiris mengenai soto itu sendiri. Salah satunya cara niteni soto yang enak. Karena saya baik hati dan tidak sombong, berikut empat ciri soto yang enak, MENURUT SAYA. Cekidot!
#1 Kuahnya butek
Ciri khas soto Solo maupun Boyolali adalah berkuah bening. Tapi beningnya itu bukan sembarang bening. Ada beberapa campuran bahan yang membuat kuahnya tidak sepenuhnya bening. Sama seperti air yang tercampur kotoran, airnya itu jadi butek. Begitulah gambaran gampangnya melihat rasa kuliner ini dari kuahnya.
Saya pernah menemui, kuahnya itu sangat bening. Bahkan lebih mirip, nasi dicampur dengan air anget. Saya pun menyeruput kaldunya, rasanya asin garam. Berdasarkan pengalaman, yang berkuah bening itu, biasanya, dan menurut saya, rasanya monoton. Asin atau sedikit hambar. Beda dengan kuah butek, biasanya rasanya lebih nendang karena dicampur dari beberapa bahan tertentu untuk menambah ciri khas kuahnya.
#2 Potongan daging
Soto identik dengan irisan atau suwiran daging. Biasanya yang sering digunakan untuk topping itu adalah sapi atau ayam. Bagi saya, soto wajib ada dagingnya, walaupun jumlahnya nggak banyak, tapi adanya daging itu membuat kenikmatan semakin bertambah.
Pertama, soto daging sapi. Soto daging yang enak, biasanya memiliki potongan daging dengan sedikit campuran gajih. Mungkin cara itu terbilang nggak sehat, karena gajih mengandung lemak. Tapi bagi penikmat kuliner ini, gajih bisa menambah cita rasa nikmat dari minyak yang dihasilkan.
Kedua, suwiran ayam. Berbeda dengan varian daging, ciri soto ayam yang enak bisa dilihat dari tekstur dan warna. Dari teksturnya, suwiran ayam yang digunakan tidak boleh yang kering, harus yang masih empuk. Selanjutnya dari segi warnanya, biasanya suwiran ayam yang berwarna kekuningan atau kecoklatan lebih enak dibanding putih polos.
#3 Nasinya tidak banyak
Menurut saya, kenikmatan soto itu ada di kuahnya, bukan seberapa banyak nasinya. Mungkin kalimat itu bisa menggambarkan betapa pentingnya keberadaan kuah bagi kuliner ini. Di sisi lain, ketika terlalu banyak nasi tentu akan mengurangi kenikmatan kuahnya, karena kuahnya tidak lagi sama rasanya.
Belum lagi kalau nasi yang dimasukkan sudah dingin. Tambah nggak nikmat kuahnya. Jadi nasi yang pas, kuah yang panas bisa menjadi kombinasi paripurna. Maknyus.
#4 Pakai sendok bebek
Cara ini paling mudah untuk niteni soto yang enak adalah dilihat dari sendok yang digunakan. Kalau di warung itu menggunakan sendok bebek, kemungkinan besar rasa sotonya mantap. Bagi saya, sendok bebek bukan sembarang sendok.
Sendok bebek dengan permukaan yang lebih lebar itu memang paling cocok untuk menyeruput kuah. Jadi ketika mengambil satu sendok nasi plus kuahnya, tentu akan berkali-kali lipat lebih nikmat rasanya.
Sekali lagi, keempat hal tersebut adalah menurut pengalaman empiris saya ketika blusukan menjajal puluhan soto. Bukan dari ahli makanan maupun chef. Boleh percaya boleh tidak, yang penting sama-sama penyuka soto. Selamat mencoba!
Penulis: Khanif Irsyad Fahmi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rahasia Soto Pak Marto yang Tak Mau Berganti Merek Kecap