4 Cara Membedakan Preman Asli dengan yang Mengaku Preman

4 Cara Membedakan Preman Asli dengan yang Mengaku Preman

4 Cara Membedakan Preman Asli dengan yang Mengaku Preman (Pixabay.com)

Preman asli punya ciri-ciri tersendiri. Hati-hati pokoknya.

Sebagai anak preman, saya tentu sering ketemu dengan teman-teman ayah saya yang preman juga. Nah, setelah saya perhatikan, ada beberapa perbedaan antara kepremanan mereka dengan orang-orang yang baru mau meniti karier sebagai seorang preman.

Kalo menurut saya, membedakan antara preman asli dengan yang bukan akan membuat kita jadi nggak mudah tertipu. Contohnya ketika ada seseorang yang sok-sokan mau malak kita. Bila dia ciri-cirinya mendekati preman asli, lebih baik kasih aja dia uang daripada Anda terluka. Jika bukan, maka pilihannya terserah Anda, ngelawan balik atau lari.

Baiklah, di sini saya akan membagikan beberapa cara agar Anda bisa membedakan preman asli dengan yang bukan. Tolong disimak dengan saksama ya.

#1 Banyaknya tato bukan ukuran

Yang pertama soal tato. Begini. Saya sudah banyak ketemu berbagai jenis preman di Palembang. Dari yang muda sampai yang tua. Dari preman yang punya kuasa di pasar besar sampai preman yang cuma berani di kampungnya doang.

Nah. Justru preman-preman yang punya kuasa di pasar besar, terutama di Palembang, itu rata-rata nggak punya tato di tubuhnya. Ada sih, tapi cuma sedikit dan cenderung nggak kelihatan karena biasanya gambar tatonya berukuran kecil.

Berbeda dengan preman jadi-jadian. Mereka ini rata-rata punya banyak tato di tubuhnya, dan hal itu disengaja. Biar orang-orang pada takut ketika melihat tatonya yang berseliweran itu.

Padahal, kalo Anda mau tahu, tato yang banyak itu sebetulnya untuk menutupi mentalnya yang kecil. Jadi seolah-olah tato itu jadi jimat agar mentalnya jadi lebih kuat. Begitulah kira-kira penjelasan ayah saya.

#2 Diam, namun mematikan

Saya kenal dengan satu preman besar yang akrab dengan ayah saya. Sebut saja namanya Om Hendro. Dan saya kira semua orang sudah tahu kalau Om Hendro adalah kepala preman di salah satu pasar di daerah KM.

Nah. Waktu dulu saya sering ketemu dia, itu gayanya sama sekali tak menunjukkan bila dia pimpinan preman. Beliau itu cenderung murah senyum, suka ketawa, dan sesekali matanya jeli melihat sekitar.

Pernah ada cerita ketika dia parkir di sebuah tempat, ketika dia mau pulang, tiba-tiba kang parkirnya minta uang parkir. Dia pun diam sejenak dan bilang, “Kamu nggak tahu siapa saya?” Lalu tiba-tiba meroketlah sebuah pukulan mematikan dari tangan Om Hendro ke wajah kang parkir. “Saya Hendro!,” tegasnya.

Lagi-lagi, berbeda dengan seseorang yang baru mau meniti karier sebagai seorang preman. Mereka ini cenderung nggak ramah, suka menonjolkan kemarahan, dan suka gaya-gayaan bilang, “Nanti kalian akan saya bunuh!”, “Awas kau ya!”, “Jangan lewat sini!” Intinya, tong kosong nyaring bunyinya.

#3 Nggak pernah ngaku preman

Di pasar tempat saya jualan daging, ada seorang pimpinan preman yang jadi kawan ayah saya sejak lama. Sebut saja namanya Pak Singa.

Dia ini berbadan kecil, selalu pakai peci ketika berkeliling melihat kondisi pasar, dan aura premannya sangat terasa saat dia berkunjung ke lapak daging ayah saya. Nah, selama saya ngobrol dengan dia, itu belum pernah terdengar bahwa dia mengaku sebagai penguasa pasar ini. Tapi, semua orang tahu bila Pak Singa lah manusia paling ditakuti di pasar.

Bagaimana dengan preman yang bukan asli? Mereka biasanya ngaku-ngaku sebagai anak buah si preman anu, penguasa area anu, dan suka bilang bahwa merekalah preman besar di seantero wilayah yang biasa mereka tongkrongi itu.

Padahal aslinya nggak gitu. Mereka sengaja bilang bahwa “sayalah preman” untuk menutupi kekurangannya.

#4 Jarang turun lapangan

Untuk urusan mengambil jatah jaga malam, parkir, keamanan, dan sebagainya, itu biasanya nggak dilakukan oleh preman asli. Tugas mereka hanya terima hasil, dan bagi-bagi setelah semua uang disetorkan kepadanya dari anak buah.

Termasuk urusan palak-palakan. Preman asli mana mau malak uang dari anak sekolahan, kuliahan, ibu-ibu di pasar, dan bapak-bapak yang lagi nunggu istrinya di parkiran. Mereka cenderung malakin bos-bos perusahaan. Kalau turun lapangan, biasanya ketika mau perang lawan preman lain aja.

Dan tentu tugas malakin yang receh-receh itu dilakukan oleh preman yang baru mau jadi. Ngetes mental lah istilahnya. Kalo nggak berhasil malak yang kecil-kecil, terancamlah karier mereka sebagai seorang preman.

Kira-kira begitulah cara membedakan preman asli dengan yang bukan. Bila Anda ketemu seseorang yang gayanya mendekati preman asli seperti yang saya jelaskan di atas, maka berhati-hatilah.

Bila gayanya mendekati preman yang bukan asli, ya itu terserah Anda bagaimana menyikapinya. Bisa lari, ngelawan balik, atau cuekin aja seperti cueknya dia sama kamu selama ini.

Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Privilese dan Ironi yang Saya Dapat sebagai Anak Preman

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version