Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Bunker Peninggalan Belanda di Surabaya yang Masih Berfungsi hingga Kini

Tiara Uci oleh Tiara Uci
24 Maret 2022
A A
4 Bunker Peninggalan Belanda di Surabaya yang Masih Berfungsi hingga Kini Terminal Mojok.co

4 Bunker Peninggalan Belanda di Surabaya yang Masih Berfungsi hingga Kini (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di Surabaya, ada sejumlah bunker peninggalan Belanda yang masih berdiri bahkan dapat difungsikan hingga saat ini.

Beberapa hari lalu saya membaca berita tentang salah satu warga Indonesia di Kiev yang selamat dari invasi Russia di Ukraine karena dia berlindung di bunker. Pada umumnya bunker memang dibangun sebagai pertahanan militer atau tempat berlindung dari serangan musuh. Oleh karena itu, di Perang Dunia I dan Perang Dunia II ada banyak sekali bunker dibangun oleh negara-negara yang terlibat perang. Bunker-bunker tersebut menjadi saksi bisu buruknya peperangan.

Museum Tugu Pahlawan Surabaya (Priyono Priyono/Shutterstock.com)

Meskipun Indonesia nggak pernah terlibat secara langsung dalam Perang Dunia, tapi negara kita pernah dijajah Belanda (salah satu negara yang terlibat Perang dunia II). Sehingga Belanda banyak membangun bunker juga di Indonesia sebagai salah satu perlindungan militer. Di Surabaya misalnya, diperkirakan ada lebih dari 100 bunker yang dibangun oleh Belanda.

Dari sekian banyaknya bunker yang ada di Kota Pahlawan, beberapa di antaranya telah rusak dan tertimbun tanah. Namun, ada empat bunker  peninggalan Belanda yang masih berdiri bahkan berfungsi hingga hari ini. Penasaran dengan keempat bunker peninggalan belanda tersebut? Yuk, kita bahas satu persatu.

#1 Bunker Tegalsari

Merujuk pada prasasti penetapan Bungker Tegalsari sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan SK Walikota Surabaya tanggal 23 September 2015. Di situ tertulis jika bunker Tegalsari dibangun oleh Belanda pada 1900-an. Lokasi bunker Tegalsari tentu saja berada di Jalan Tegalsari, tepatnya ada di belakang Polsek Tegalsari.

Sebenarnya ada dua bunker di sini, lokasinya berdekatan, sekitar lima sampai enam meter. Bunker pertama memiliki pintu seperti lorong. Kalau mau masuk bunker ini, posisi badan harus merunduk atau merangkak. Sementara yang satunya lagi berbentuk segi delapan dengan pintu seukuran tubuh manusia ketika berdiri.

Bunker tersebut dulunya dibangun oleh Belanda untuk mengantisipasi serangan tentara Jepang. Oleh karena itu, posisi bunker tidak menyatu dengan bangunan utama (section 2 polite bureau yang sekarang dijadikan Polsek Tegalsari).

Pada 2021, Pemkot Surabaya melakukan revitalisasi bunker Tegalsari yang berbentuk segi delapan. Bunker tersebut rencananya akan digunakan sebagai co-working space. Bentuk bangunan asli bunkernya tidak diubah sama sekali, justru interior seperti kursi, meja, dan lemarinya disesuaikan dengan bentuk asli bunkernya. Saat ini, bunker Tegalsari pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menyediakan kegiatan pelatihan di co-working space.

Baca Juga:

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Salah satu bangunan peninggalan Belanda di Surabaya (Shutterstock.com)

#2 Bunker KCVRI

Bunker KCVRI berlokasi di Jalan Rajawali. Dinamankan bunker KCVRI karena lokasinya berada di area Korp Cacat Veteran Republik Indonesia (KCVRI). Meskipun nggak ada sumber tertulis yang menyebutkan tahun berapa tepatnya bunker KCVRI ini dibangun oleh Belanda. Namun, beberapa sejarawan menyebutkan jika bunker KCVRI ini dulunya dibangun sebagai markas komunikasi radio atau bunker perlindungan telekomunikasi. Hal tersebut terbukti dari adanya beberapa lubang (sekitar 2-5cm) di dinding bunker yang diperkirakan sebagai jalannya kabel perangkat telekomunikasi.

Selain itu, jika kita masuk ke dalam bunker, kita bisa mendengar percakapan orang di luar bunker. Akan tetapi, orang di luar bunker nggak bisa mendengar suara yang ada di dalam bunker. Kayak kedap suara gitu, loh, Rek. Sebenarnya hal tersebut wajar karena bunker tersebut memang fungsinya untuk markas telekomunikasi. Kalau suara di dalam bunker terdengar keluar, nanti musuhnya bisa nguping.

Bunker KCVRI tingginya hanya sekitar 2 meter, dibuat dari beton dengan ketebalan sekitar 30cm. Pintu bunkernya terbuat dari pelat baja dengan dua tuas baja yang harus ditarik secara bersamaan agar pintunya dapat terbuka.

Saat ini, bunker KCVRI difungsikan sebagai tempat tinggal oleh keluarga pejuang. Sebelum digunakan sebagai tempat tinggal, bunker KCVRI tersebut difungsikan sebagai gudang oleh warga yang menghuni kompleks bangunan di area KCVRI.

#3 Bunker Balai Kota

Bunker Balai Kota terletak di Balai Kota. Ya iyalah, mau di mana lagi. Selama ini kita sering mendengar Balai Kota direvitalisasi, tapi tahukah kalian jika bunkernya justru nggak pernah disentuh sama sekali? Alias, ia dibiarkan sesuai aslinya sejak pertama kali dibangun pada 1923.

Banker Balai Kota ada di sekitar sini (Shutterstock.com)

Bunker Balai Kota dibuat bersamaan dengan pembangunan Balai Kota pada masa pemerintahan G.J Dijkerman yang merupakan Wali Kota kedua Surabaya. Dijkerman sendiri pernah menjadi nama jalan, yaitu Dijkermannstraat (sekarang menjadi jalan Yos Sudarso). Arsitek pembangunan Balai Kota dan bunkernya adalah G Cosmon Citron. Sementara proses pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh H.V Hollandsche Beton Maatschappij.

Bunker di Balai Kota dulunya digunakan sebagai jalur pelarian rahasia oleh orang Belanda apabila terjadi kekacauan. Selain itu, bunker Balai Kota dulunya juga dipersiapkan untuk menghadapi perang dunia kedua (1939-1945). Saat ini, bunker Balai Kota tersebut difungsikan sebagai gudang. Sementara lorong bunker yang mengarah ke rumah Walikota Surabaya telah ditutup aksesnya.

#4 Bunker Kedung Cowek

Sebenarnya orang Surabaya lebih familiar dengan benteng Kedung Cowek daripada bunker. Namun, di dalam benteng Kedung Cowek tersebut ada beberapa bunker yang digunakan untuk menyimpan peluru dan meriam. Oleh karena itu, masyarakat sekitar benteng sampai hari ini biasa menyebut tempat tersebut dengan nama gudang peluru.

Benteng yang memiliki bunker di Kedung Cowek dulunya dibangun oleh Belanda untuk pertahanan dalam Perang Pasifik, terutama untuk mengantisipasi serangan lawan dari wilayah utara Surabaya. Dalam proses pembangunannya, benteng Kedung Cowek ini banyak didokumentasikan oleh media di zaman itu, seperti de locomotive dan Soerabaiaisch Handelsblad.

Mengingat nilai historisnya yang tinggi, pemerintah Surabaya kemudian menetapkan benteng dan bunker Kedung Cowek ini sebagai cagar budaya pada 2020. Saat ini bunker di area Kedung Cowek masih kerap dikunjungi orang Surabaya sebagai spot foto. Ada banyak orang yang melakukan foto prewedding di sini, baik di area luar benteng maupun di sekitar bunkernya.

Sayangnya, meskipun sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, ketika berkunjung ke benteng Kedung Cowek dan melihat area bunker-nya, saya melihat kondisinya cukup memprihatinkan karena kurang terawat. Rasaya kayak angker gitu. Jika kalian suka dengan tempat mistis atau suka melakukan uji nyali, silakan berkunjung ke bunker yang berada di benteng Kedung Cowek ini saat malam hari. Dijamin menantang adrenalin.

Itulah empat bunker di Surabaya yang dibangun oleh Belanda dan masih berdiri hingga hari ini. Bahkan keempat bunker tersebut masih bisa difungsikan. Ya, meskipun bukan lagi sebagai pelindung, tapi setidaknya kita masih bisa memanfaatkannya untuk hal lain. Saya berharap bunker-bunker tersebut bisa dirawat lebih baik lagi agar warga Surabaya memiliki memori kolektif tentang sejarah kotanya sendiri.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2022 oleh

Tags: bunkerpeninggalan belandaSurabaya
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

Lapangan Kodam V Brawijaya, Lapangan Militer yang Disulap Jadi Pasar Malam di Surabaya

Lapangan Kodam V Brawijaya, Lapangan Militer yang Disulap Jadi Pasar Malam di Surabaya

5 Februari 2024
Surabaya Belum Butuh Kereta Tanpa Rel, Mending Perbaiki Dulu Transportasi Umum yang Sudah Ada Mojok.co

Surabaya Belum Butuh Kereta Tanpa Rel, Mending Perbaiki Dulu Transportasi Umum yang Sudah Ada

10 Juni 2024
KA SuPas, Juru Selamat bagi Pelaju Pasuruan-Surabaya seperti Saya

KA SuPas, Juru Selamat bagi Pelaju Pasuruan-Surabaya seperti Saya

4 Maret 2025
Gagal Kuliah di Surabaya- Ibu dan Kiai Kompak Tidak Merestui (Unsplash)

Saya Gagal Kuliah di Surabaya meski Persyaratan Sudah 95%. Saya Terhalang Perubahan Restu Ibu karena Kiai Sekolah Tidak Setuju

20 Maret 2024
3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak Terminal Mojok

3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak

2 Januari 2022
Jalan Kalianak Adalah Maut, Penghubung Gresik-Surabaya yang Mengancam Nyawa Pengendara

Jalan Kalianak Adalah Maut, Penghubung Gresik-Surabaya yang Mengancam Nyawa Pengendara

22 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.