Waktu zaman SD dulu, saya paling nggak suka pelajaran Matematika. Materinya susah, rumus-rumusnya bikin pusing, gurunya galak pula. Lengkap sudah penderitaan saya kalau lagi belajar Matematika. Waktu itu mikirnya, saya mending disuruh bikin karya seni 3 dimensi dari bahan sabun mandi, deh, daripada ikut pelajaran Matematika.
Namun, nggak tahu kesambet apa, pas kelas 2 SMA saya malah mulai suka pelajaran ini. Mungkin karena gurunya cantik, eh, baik maksud saya, jadinya saya selalu semangat kalau ada pelajaran Matematika. Bahkan, saking sukanya dengan pelajaran ini, sampai-sampai saya milih jurusan Matematika pas Ujian Masuk Perguruan Tinggi waktu itu. Untungnya lulus.
Dan ketika kuliah di jurusan Matematika itulah, saya menemukan banyak hal yang berlawanan dengan anggapan saya sebelumnya tentang jurusan ini. Saya pikir, orang lain pun pasti punya anggapan yang sama. Oleh karena itulah, saya perlu jelaskan hal-hal apa saja yang jadi anggapan orang terhadap jurusan Matematika.
#1 Mahasiswanya culun-culun
Awalnya, saya punya anggapan bahwa yang kuliah di jurusan Matematika itu adalah orang-orang pintar dan kutu buku. Kebayang, kan, ya, stereotip orang pintar dan kutu buku itu seperti apa? Rambut belah tengah, pakai kacamata, pakai kemeja yang kancing atasnya dikancingkan, dan kemeja dimasukkan ke dalam celana. Aih, culun banget, kannn?
Tapi ternyata, nggak begitu, kok. Mereka semua normal seperti biasa. Ada anak band, anak basket, anak sultan, anak rohis, anak langit, dan sebagainya. Mereka memang pintar, sih, tapi penampilannya biasa saja seperti halnya orang kebanyakan.
#2 Belajarnya berkutat dengan rumus
Nah, ini juga anggapan saya yang salah. Saya pikir, kuliah di jurusan Matematika itu belajar mata kuliah yang selalu hitung-hitungan dan menghafal rumus tiap hari. Wah, lama-lama bisa botak juga nih kepala.
Eh, ternyata nggak, loh. Di jurusan ini juga belajar mata kuliah lain yang nggak pakai hitung-hitungan dan menghafal rumus, kok. Di semester awal, ada mata kuliah umum semacam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila, bahkan Agama. Terus, di semester akhir, biasanya ada mata kuliah peminatan, salah satunya Ilmu Komputer atau Komputasi. Di mata kuliah ini, malah diajarkan programming beserta algoritmanya. Seru kan, ya?
#3 Hobi belajar
Kata siapa mahasiswa jurusan Matematika punya hobi belajar? Salah besar, Bro. Itu, mah, balik lagi ke orangnya, sih. Kalau memang dasarnya rajin, ya pasti hobinya belajar. Sayangnya, nggak semua begitu, termasuk saya.
Waktu itu, saya malah hobi main futsal atau minimal main gim bola di Playstation 1. Kalau teman-teman yang lain, ada yang hobinya nongkrong di warnet, ada juga yang hobi berorganisasi dan aktif di BEM. Macem-macem deh, hobinya. Nah, kalau urusan belajar, biasanya mulai riweuh pas menjelang ujian. Riweuh fotokopi materi dan bikin contekan maksudnya. Wkwkwk.
#4 Pas lulus jadi guru Matematika
Ini yang banyak ditanyakan orang-orang kalau masuk di jurusan Matematika. Nanti jadi apa? Nanti kerja di mana? Awalnya, saya pikir, lulusan dari jurusan Matematika paling mentok ya jadi guru Matematika atau ngajar privat anak sekolahan gitu.
Eh, ternyata saya salah. Ada banyak lapangan kerja yang butuh lulusan dari jurusan Matematika. Kebanyakan, sih, dari perbankan dan instansi pemerintah. Tapi, ada juga, kok, pekerjaan lain semacam programmer, analis data, aktuaris, dan sebagainya. Jadi, lulusan dari jurusan Matematika nggak selalu jadi guru, ya.
Itulah 4 anggapan orang terhadap jurusan Matematika yang nggak sepenuhnya benar. Semoga saja ini bisa jadi bahan pertimbangan buat siapa saja yang lagi galau daftar kuliah. Jurusan Matematika bisa jadi alternatif, kok.