4 Alternatif Profesi di Era Media Sosial yang Bisa Dilamar oleh Lulusan Semua Jurusan

alternatif profesi di era media sosial mojok

alternatif profesi di era media sosial mojok

Di era media sosial seperti sekarang ini, lowongan pekerjaan semakin beragam dan banyak macamnya. Bahkan, dari sekian banyak profesi anyar yang bermunculan saat ini, sebagian besar di antaranya sangat sulit dipisahkan dari ruang lingkup digital. Beberapa di antaranya bisa dikategorikan sebagai pekerjaan yang millenials friendly, karena ruang lingkupnya dikelilingi oleh para millenials. Juga, budaya kerja yang cenderung tidak kaku dan lebih casual.

Lain dulu, lain sekarang. Jika beberapa tahun lalu profesi tertentu hanya bisa dilamar—atau setidaknya dicoba—oleh para lulusan dari latar belakang pendidikan yang linier. Saat ini, beberapa profesi justru bisa dilakoni oleh siapa pun dan dari latar belakang pendidikan apa pun.

Selain lebih fleksibel, lowongan pekerjaan sekaligus profesi seperti ini yang sebetulnya sangat dibutuhkan oleh para pencari kerja di masa seperti sekarang ini. Nggak peduli berasal dari latar belakang pendidikan apa pun. Pokoknya, kalian tetap bisa leluasa mencoba kirim CV untuk beberapa alternatif profesi ini, tanpa perlu khawatir tidak akan diterima karena nggak sesuai persyaratan mengenai ketidaksesuaian jurusan/latar belakang pendidikan.

Alternatif profesi di era media sosial #1 Content Moderator

Posisi ini mungkin kurang umum bagi khalayak. Bahkan, boleh jadi masih asing bagi sebagian orang. Namun, sesuai dengan namanya, tanggung jawab utama dari seorang content moderator adalah melakukan moderasi/melakukan evaluasi terhadap konten yang mengandung unsur kekerasan sebelum akhirnya diunggah di beragam platform media sosial. Boleh dibilang, menyaring berbagai konten akan menjadi makanan sehari-hari kalian jika bekerja di posisi ini.

FYI, posisi ini sangat dibutuhkan di era media sosial seperti sekarang. Lantaran, saat ini, banyak pengguna media sosial yang semakin ugal-ugalan dalam mengunggah konten, hanya untuk sekadar mendapatkan label viral. Itulah kenapa, posisi ini sangat penting untuk meminimalisir lolosnya konten yang agak nganu bertebaran di beragam platform media sosial.

Sebagai content moderator, kalian akan bekerja sambil mengecek buku panduan/policy yang selalu di-update menyesuaikan regulasi di suatu negara. Untuk jam kerja, hampir bisa dipastikan akan shifting. Mengingat, media sosial—apa pun platformnya—itu nggak ada matinya. Satu yang pasti, content moderator berbeda dengan content creator, ya.

Alternatif profesi di era media sosial #2 Live Streaming Staff

Posisi live streaming staff semakin populer seiring semakin berkembangnya fitur dari berbagai platform media sosial. Apalagi, banyak marketplace serta e-commerce yang mulai banyak menggunakan jasa ini untuk mengembangkan bisnis sekaligus meningkatkan penjualan para mitranya.

Tugas utama kalian ketika menjadi seorang live streaming staff nantinya cukup menantang dan nggak monoton. Sebab, selain harus melakukan koordinasi dengan banyak divisi seperti wardrobe, sound, lighting, dan lain sebagainya, kalian juga harus menjalin relasi yang baik dengan KOL (Key Opinion Leader).

Selain itu, nggak menutup kemungkinan juga kalian akan berbagi ide dengan tim kreatif untuk menentukan konsep seperti apa yang digunakan. Soal jam kerja, kebanyakan masih office hour. Hanya saja, sering kali menyesuaikan kebutuhan di lapangan dan rentan akan over time.

Alternatif profesi di era media sosial #3 Customer Service Digital

Jika 1-2 dasawarsa lalu customer service lebih dikenal karena memberikan pelayanan secara langsung dan tatap muka. Saat ini, karena harus menyesuaikan zaman sekaligus kebutuhan, banyak customer service yang beralih ke dalam channel digital seperti email, live chat, atau akun media sosial—yang akan membalas beragam komentar serta direct message yang masuk.

Sebagaimana customer service pada umumnya, tanggung jawab utama kalian ada menangani keluhan dan pertanyaan dari para pelanggan. Dalam prosesnya, hal ini akan menjadi tantangan tersendiri. Sebab, kita nggak akan pernah tahu, seperti apa karakter pelanggan yang menghubungi. Apakah sejak awal sudah marah-marah? Atau justru sangat ramah. Selain itu, ada SLA (Service Level Agreement) yang harus dicapai. Jadi, nggak bisa sembarang memberi pelayanan begitu saja.

Alternatif profesi di era media sosial #4 Creative Writer

Pada platform media sosial mana pun, creative writer adalah salah satu posisi yang dibutuhkan agar bisa menciptakan beragam caption yang luwes dan menyesuaikan kebutuhan pasar. Ketika bekerja di posisi ini, seseorang bisa ditugaskan sebagai admin media sosial, perangkai kata, juga kebutuhan lainnya yang masih berkaitan dengan ide kreatif dalam hal menulis.

Posisi ini bisa ditempati oleh siapa pun dan tidak terbatas oleh latar belakang pendidikan tertentu. Juga, terbilang fleksibel karena tersedia untuk status paruh waktu.

BACA JUGA Mixed Feeling HRD Saat Mengetahui Ada Karyawan yang Ajukan Resign dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version