Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Alasan Orang Bekasi Merantau padahal UMK-nya Besar

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
4 Desember 2022
A A
5 Alasan Cikarang Lebih Terkenal dari (Kabupaten) Bekasi Terminal Mojok UMK

5 Alasan Cikarang Lebih Terkenal dari (Kabupaten) Bekasi (Rachmat Suryo/Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Orang Bekasi pun merantau, meski UMK kota tersebut salah satu yang paling gede. Kenapa coba?

Untuk memperkeruh suasana pembahasan UMK atau yang umumnya lebih sering disebut UMR, saya berinisiatif untuk membahas hal tersebut juga. Tapi dari perspektif yang agak berbeda. Ketika ada orang-orang yang marah kepada pengkritik UMR rendah dan menyuruhnya merantau, maaf-maaf saja, itu mah bukan saran, melainkan kebodohan.

Sebab, merantau itu memang punya konsekuensi yang panjang, serta tak mudah juga. Artikel ini membahas merantau secara lengkap, jadi saya tak perlu panjang-panjang ikutan berbicara. Cuman, saya mau menambahkan satu fenomena yang sekiranya bisa mendukung argumen artikel tersebut.

Bagaimana kalau, ternyata, ada daerah yang punya UMK yang jauh lebih besar, tapi ternyata banyak warga aslinya merantau? Bekasi lah jawabannya.

Bekasi punya upah yang jauh lebih tinggi ketimbang Jogja (duh, jelas). Tapi, saya yakin kalau diperbandingkan, warga Jogja yang merantau pasti lebih sedikit ketimbang warga Bekasi. Saya aja yang asli Bekasi malah merantau ke daerah yang upahnya lebih kecil. BTW, keyakinan ini subjektif sih, jadi terima info ini with a grain of salt ya.

Lupakan soal angka, kita fokus ke masalah utama: kok bisa warga Bekasi merantau? Kotanya lho punya upah yang besar. Dan, inilah alasannya.

#1 Nggak kunjung dapet kerjaan

Lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang. Adagium ini sepertinya nggak berlaku bagi orang Kota dan Kabupaten Bekasi. Lha wong gajinya tinggi, apanya yang hujan batu? Jogja tuh hujan batu. Eh, hujan clurit maksudnya. YTTA nih.

Bagi anak Bekasi, lulus dan kerja di daerah asalnya sendiri merupakan suatu impian yang ingin diwujudkan. Sayangnya, hidup nggak pernah semulus itu. Saya dan beberapa teman, banyak yang sudah melamar di berbagai perusahaan besar pada kawasan industri Cikarang. Sialnya nggak pernah dapat panggilan seleksi kerja di sana, sekali pun. Kita kalah saing.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Sepertinya inilah efek buruk dari kota yang upahnya besar: jadi tujuan penghidupan. Sebenarnya sih efek buruk ini nggak bakalan ada kalau pemerintah daerah pada peduli dengan penghidupan rakyatnya. Misal nih, naikin UMR, perbanyak infrastruktur, dan kembangin potensi. Nggak usah pake merantau lagi, stay di kampung bisa tetap hidup.

Makanya, akamsi Bekasi banyak yang merantau. Tapi, kalau bisa memilih sih, stay di kota kami aja ye kan. Maka dari itu, kalau daerahmu punya banyak (banget) lapangan pekerjaan, tapi upahnya rendah, yang diperbaiki ya harusnya upahnya dong.

Masak pager yang diperbaiki. Kan lucu.

#2 Ikut pasangan

Sepertinya sih, ini nggak hanya berlaku untuk orang Bekasi. “Akan kuhadapi kerasnya dunia asal sama ayang” adalah bahasa universal. Jadi, kalau ada orang Bekasi merantau, bisa jadi karena alasannya ini. Daripada mereka mengambil resiko untuk LDM (Long Distance Marriage). Lebih baik, salah satunya ada yang mengalah.

Mengalah demi cinta, jelas jauh lebih baik ketimbang mengalah demi investor.

#3 Mengejar passion

Memang benar UMK Kabupaten dan Kota Bekasi itu besar. Cuma pilihan kariernya mayoritas di perusahaan saja. Seperti operator mesin, HRD, keuangan dan lain sebagainya.

Pilihan karier tersebut kurang cocok untuk orang-orang yang punya passion dan cita-cita di dunia seni atau entertainment. Oleh karena itu, ada teman SMA saya yang berprofesi sebagai konten kreator, dia lebih memilih merantau ke daerah lain seperti Jakarta. Karena di daerah lain, lebih banyak yang bisa dijadikan konten.

#4 Kurang nyaman tinggal di Bekasi

Nggak semua orang cocok untuk tinggal di tengah semrawutnya kota besar seperti Bekasi. Sekali pun dia lahir sampai dewasa tinggal di Kota tersebut. Terlebih, orang-orang yang sempat atau pernah merasakan tinggal di kota atau kabupaten kecil yang menerapkan gaya hidup slow living.

Begitu sekiranya, beragam alasan yang berhasil saya rangkum. Jika kamu punya alasan atau cerita lain yang membuat seseorang merantau ke daerah dengan UMK lebih rendah ketimbang daerah asalnya, silakan sampaikan pada kolom komentar di bawah ini.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Alasan Cikarang Adalah Tempat yang Tepat untuk Nyari Duit

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Desember 2022 oleh

Tags: bekasiCikarangJogjamerantauUMK
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

Olive Fried Chicken Boleh Didapuk sebagai Makanan Khas Jogja, tapi Tolong Jangan Dijadikan Oleh-oleh Jogja

Olive Fried Chicken Boleh Didapuk sebagai Makanan Khas Jogja, tapi Tolong Jangan Dijadikan Oleh-oleh

30 September 2023
KKN di Kota Jogja Ternyata Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana  Mojok.co

KKN di Kota Jogja Nggak Mudah, Nggak Semua Mahasiswa Mampu. Mending Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Sana 

23 Mei 2024
Menelusuri Paket Nasi Dada Ayam Paling Enak di Jogja olive chicken popye chicken crush Jogchick terminal mojok.co

Menelusuri Paket Nasi Dada Ayam Paling Enak di Jogja

23 September 2020
nasi goreng di jogja pakem wonosari tegal jawa timur ciri khas mojok.co

Mengidentifikasi 3 Jenis Nasi Goreng di Jogja: Pakem Wonosari, Tegal, dan Jawa Timuran

28 Juli 2020
Menanti Jogja Tanpa Knalpot Brong, Sampah yang Bikin Telinga Tersiksa bukit bintang jogja

Kenyamanan Bukit Bintang Jogja Mulai Terganggu Knalpot Brong, Meresahkan!

3 Juli 2024
Pertigaan Kanisius Deresan Jogja Titik Kebencian Baru Bagi Warga (Pexels)

Pertigaan Kanisius Deresan Jogja Titik Kebencian Baru bagi Warga: Pak Ogah Saja Udah Ogah Mengatur Jalan di Situ

3 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.