• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

4 Alasan Laki-Laki Sunda Nggak Mau Dipanggil ‘Kang’

Muhammad Ridwansyah oleh Muhammad Ridwansyah
22 November 2020
A A
sunda maunya dipanggil aa bukan kang mang mojok

sunda maunya dipanggil aa bukan kang mang mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Semasa kuliah dulu, saya merasa kurang sreg jika dipanggil “akang” (sering disingkat kang). Meski panggilan ini terasa membumi dan terkesan lebih akrab, bagi orang Sunda, panggilan tersebut sudah menjadi semacam kehormatan yang ditujukan kepada seorang laki-laki. Sekaligus juga, secara tidak langsung dapat melestarikan adat istiadat Sunda.

Akan tetapi, alih-alih melestarikan adat istiadat suku sendiri, saya malah bilang begini ketika ada seseorang memanggil saya “kang”, “Panggil aja ‘Aa’, ya”. Hingga sekarang, saya tidak suka dipanggil Kang. Dan ternyata, saya tidak sendirian karena beberapa kawan saya keberatan juga. Mungkin, pembaca orang Sunda yang mampir ke tulisan ini merasakan hal serupa meski lebih memilih dipendem aja karena mau tidak mau panggilan tersebut sudah menjadi ciri khas daerah kita. Mau nolak dipanggil “kang”, takut dianggap tidak bangga sama daerah sendiri. Saya pernah ada di situasi begitu.

Nah, bagi kami yang tidak mau dipanggil Kang tentu punya alasan tersendiri. Berdasar observasi yang saya lakukan, ngobrol sana-sini, ada empat alasan mengapa laki-laki Sunda tidak mau dipanggil “kang”. Dan saya pikir, ini membantu sekali bagi teteh-teteh dan aa-aa atau akang-akang sekalian yang suka tiba-tiba nyapa dan memanggil kami dengan panggilan tersebut.

Terkesan tua

Begini. Kami tahu, baik panggilan “kang” maupun “Aa”, sama-sama dipakai sebagai panggilan yang lebih umum. Namun, bagi kami, panggilan Kang terkesan tua dan kayak nyunda banget gitu. Serius, ini boleh diprotes, silakan.

Nah, saya pikir, kalau posisi kita seumuran, tidak ada salahnya kan saya minta dipanggil “Aa”? Terlebih, panggilan “Aa” juga bisa digunakan untuk saudara lelaki yang lebih tua atau lelaki yang usianya berada di atas kita dan bahkan untuk lelaki yang sudah dewasa. Ditambah lagi kalau bertemu orang yang tidak kita kenal, kita kan biasa suka bilang, “A’, punteun jalan Sudirman nomor opat, palih mananya?” (A, punteun jalan Sudirman nomor empat, sebelah mana, ya?”.

Masalahnya, kenapa baru kenal gitu suka ada yang manggil “kang”. Saya pribadi tidak suka. Panggil “Aa” aja, ini asli lebih nyaman. Kalau tujuannya agar terkesan lebih akrab, saran saya adalah tanya sama orangnya, “Mau dipanggil ‘kang’ apa ‘Aa’?”  Jadi, ke kaminya enak gitu. Tidak ribet sih kalau kamu pengin terlihat sopan dan nyaman ngobrol sama orang yang baru kamu kenal.

Bukan orang populer

Makna panggilan “kang”seperti menunjukan sisi popularitas, bukan familliaritas. Saya mempertahankan panggilan Aa, atas alasan tersebut. Misal, kita mengenal beberapa orang yang populer seperti Ridwan Kamil dipanggil Kang Emil. Maman Suherman dipanggil Kang Maman. Dan panggilan “kang”, juga digunakan di Jawa, di kelompok-kelompok tertentu, seperti Kang Sobari.

Nah, sedangkan kami yang tidak familiar, merasa tidak berkenan untuk dipanggil “kang”. Lebih enak dipanggil “Aa” atau “Mang”. Jadi tidak masalah, kan? Toh, Aa Gym yang populer aja mempertahankan panggilan Aa-nya. Demi apa saya belum pernah beliau dipanggil Kang Gym.

Nggak cocok sama nama kami

Saya menebak, barangkali Aa Gym tidak dipanggil Kang Gym karena tidak cocok sama namanya. Nama asli beliau yaitu Abdullah Gymnastiar, masa dipanggil Kang Abdul atau Kang Gym.

Nah, kami yang tidak suka dipanggil “kang”, alasannya karena tidak cocok sama nama kami. Mungkin, ini terkesan sepele. Tapi, benar adanya. Seperti teman saya namanya Lazuardi Ilham Kusuma. Beliau merasa tidak cocok dipanggil Kang Lazuardi. Malah saking suka protes, suka ada yang memaksa beliau agar mau dipanggil Kang menjadi Kang Ardi atau Kang Ilham. Dia keukeuh pengin dipanggil A’ Zuar atau A’ Ardi.

Saya yakin banyak yang merasa namanya kurang cocok dipanggil “kang”. Cuma itu tadi, ketika mempermasalahkan hal ini, takut dikira tidak bangga sama daerah sendiri..

Bukan anak Paskibra

Waini, alasan yang mungkin dianggap ada-ada saja. Jadi gini, di daerah Sunda, panggilan “kang” erat sekali bagi organisasi Paskibra. Sedangkan Pramuka mah umum panggilannya Kak. Nah, saya sebagai anak OSIS pas sekolah dulu, tahu betul rivalitas antara anak Paskibra dan Pramuka. Sehingga, anak Pramuka itu kadang enggan dipanggil “kang”, tetep kudu dipanggil “kak”.

Rivalitas kedua organisasi tersebut, hidup terus sampai mereka lulus sekolah. Ketika ada adik kelas manggil ke kakak kelasnya yang dulu organisasinya Pramuka, “Kang, kumaha kabarnya? (Kang, gimana kabarnya?)  langsung dong membalas, “Panggil Kakak aja, saya bukan anak Paskibra, dek!”

Sebagai penutup tulisan ini, banyak lho lelaki Sunda yang memiliki keresahan terkait panggilan “kang” ini. Hanya saja, beberapa di antara kami memilih untuk memendamnya. Saya sih berharap semoga pembaca peka bahwa hal-hal seperti ini jangan dianggap remeh, sepele, dan ribet. Ini demi kenyamanan buat seseorang.

BACA JUGA Panduan buat yang Bingung Memilih Cilok, Cilor, atau Telur Gulung dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 November 2020 oleh

Tags: aakangkang emilLaki-lakiSunda

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Muhammad Ridwansyah

Muhammad Ridwansyah

Founder penulis Garut. Penulis bisa disapa lewat akun Twitter dan Instagram @aaridwan16.

ArtikelTerkait

Belajar dari Kasus Peremasan Alat Vital Dikta, Korban Pelecehan Seksual Bukan Cuma Perempuan Terminal Mojok

Belajar dari Kasus Peremasan Alat Vital Dikta, Korban Pelecehan Seksual Bukan Cuma Perempuan

27 Januari 2023
Bayaran Mahal Partai Golkar untuk Skakmat Jalur Emil Jadi Presiden

Bayaran Mahal Partai Golkar untuk Skakmat Jalur Emil Jadi Presiden

25 Januari 2023
9 Kata yang Menggambarkan Sulitnya Belajar Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia (Unsplash)

9 Kata yang Menggambarkan Sulitnya Belajar Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia

7 Januari 2023
Saya Kecewa Berat dengan Kang Emil (Pixabay.com)

Saya Kecewa Berat dengan Kang Emil

5 Januari 2023
Pedoman Etika bagi Perantau Pemula di Tanah Sunda Terminal Mojok

Pedoman Bersikap Ramah sebagai Perantau Pemula di Tanah Sunda

20 Desember 2022
Penjelasan Ilmiah Kenapa Handuk Laki-laki Lebih Basah ketimbang Perempuan Setelah Mandi

Penjelasan Ilmiah Kenapa Handuk Laki-laki Lebih Basah ketimbang Perempuan Setelah Mandi

11 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Kirim Salam Lewat Program Radio Adalah Cara Mbribik Paling Romantis pada Masanya terminal mojok.co

Kirim Salam Lewat Program Radio Adalah Cara Mbribik Paling Romantis pada Masanya

Bagi Saya, Sandal Selop Karet Adalah Alas Kaki Terbaik Sedunia terminal mojok.co

Bagi Saya, Sandal Selop Karet Adalah Alas Kaki Terbaik Sedunia

Buku RPUL Adalah Google Zaman Old yang Dirindukan terminal mojok.co

Menebak Pikiran Orang yang Suka Nyolong Buku Perpustakaan



Terpopuler Sepekan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa
Pendidikan

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

oleh Elyatul Muawanah
20 Maret 2023

Sebagus-bagusnya tempat kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, pasti tetap ada kekurangannya.

Baca selengkapnya
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023
Percayalah, Jangan Main ke Kebumen, Nanti Bakal Nyesel

Percayalah, Jangan Main ke Kebumen, Nanti Bakal Nyesel

21 Maret 2023
5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

Keluh Kesah Menjadi Warga Kabupaten Purbalingga

22 Maret 2023
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!