Supermarket bisa jadi tempat belanja yang nyaman dan praktis. Bedanya dengan pasar tradisional, pastinya lebih banyak produk tersedia. Aneka saos, jajanan, jenis makanan yang otentik dalam negeri maupun ala barat biasanya lengkap tersedia di supermarket. Ruangnya dingin jadi ayem lah rasanya untuk berbelanja.
Fasilitas umum macam supermarket begini sudah pasti yang datang juga random banget. Tipe-tipe pelanggan yang datang sudah pasti beragam, mulai dari yang santai saja, yang judes dan jutek, bahkan yang seenaknya sendiri sampai bikin emosi orang-orang lain.
Nah, pelanggan yang seenaknya sendiri ini bukan cuma bikin staff supermarket saja yang kewalahan, bahkan pelanggan lain yang nonton ikut heran kok ada aja ulah manusia ini. Tapi, pelanggan seenaknya sendiri seperti apa yang saya maksud?
Daftar Isi
Orang yang nggak sabaran buat antre di supermarket
Namanya juga supermarket, yang belanja nggak cuma satu orang. Satu kasir saja bisa melayani ratusan pelanggan satu harinya, apalagi di hari-hari libur atau weekend. Ditambah, satu orang pelanggan bisa bawa banyak belanjaan ke kasir hingga membutuhkan waktu cukup lama. Namanya juga lagi belanja bulanan atau mingguan, ya wajar saja toh kalau harus antre untuk dilayani.
Tapi, ada saja orang yang nggak sabar dan kadang berbuat apa pun asal tidak antre. Entah ngamuk, ngatain kasir lelet, motong antrean, atau njathil. Oke yang terakhir itu berlebihan.
Bayangkan saja, kasir itu harus hati-hati juga, jika masih diburu pelanggan yang ngantre panjang, apa nggak malah tertekan? Daripada nanti ada salah di bagian kasir, malah kena lagi. Dilihat-lihat kasir supermarket juga kerjanya sat-set, karena memang tugasnya begitu. Dasar orangnya saja yang tidak sabaran nunggu antrean.
Kalau nggak mau antre, mending buka toko sendiri, layani sendiri, bangkrut sendiri
Orang yang cuma beli sebiji tapi mau dispesialkan
“Saya cuma beli satu loh, Mbak. Duluin aja.”
Tipe orang unik lagi yang datang ke supermarket ya kayak gini. Beli cuma sebiji tapi minta didulukan dari antrean. Emang dasarnya saja yang males antre. Justru karena sebiji itu, mana bisa dispesialkan dibanding pelanggan lain yang satu trolinya full dan bisa habis sejutaan. Mbok tau diri jangan ngadi-ngadi. Nanti kalau nggak dituruti yang disalahin kasir lagi, katanya cuma sok-sokan.
Padahal semua sudah ada SOP-nya, toh pelanggan lain juga sama-sama antre. Kalau beli satu males antre, mending ke minimarket atau toko kelontong. Ini pun kalau kebetulan nggak rame, kalau rame ya tetep budayakan antre.
Orang yang ngeyel padahal salah sendiri
Jadi kasir itu harus kuat, karena mau tidak mau jadi tempat akhir tujuan saat belanja di supermarket. Jadi, sering juga di sini akhirnya terjadi selisih paham antara pelanggan dan kasir. Sudah harus kerja satset, nonstop kalau antrean belum berhenti, harus siap dengerin omelan pelanggan pula.
Kadang pelanggan sendiri tidak awas dalam membaca tag yang disediakan di supermarket. Misalkan dalam mengambil produk seperti beras bulog atau sembako lain, tertera tulisan satu orang hanya bisa ambil satu. Begitulah kebijakan supermarketnya. Namun, masih ada yang ngeyel ambil lebih dari satu, begitu dikasir ditegur juga nggak terima. Malah tetep ngeyel, marah-marah dan playing victim.
Yang kena sasaran juga kasirnya, takut yang kena semprot atasan juga kasirnya.
Mbok ya saling menghargai kalau gini. Tinggal ngaku salah baca apa susahnya. Toh, tugas kasir juga cuma melayani pembelian dari pelanggan selebihnya masih ada staf lain juga yang bertanggung jawab.
Di atas adalah 3 tipe pelanggan supermarket yang nggak cuma bikin kasir naik darah, tapi pelanggan lain yang ikut nonton pun ikut geram. Lagian kelakuan udah tau di tempat umum kok unik banget. Kalau cuma judes semata ya sudahlah asal nggak sampai obrak-abrik SOP yang berlaku sampai jadi bahan tontonan. Kurang-kurangin deh sifat kayak gini, selain bikin geram, juga malu-maluin.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Rizky Prasetya