Setelah 3 tips membeli burung kicau, selanjutnya saya ingin mengulas 3 tipe kicau mania di Indonesia. Jadi, kicau mania sendiri memiliki beragam tujuan dan bukan sekadar memelihara saja.
Tujuan bisnis
Siapa yang menyangka, seekor burung dapat menjadi lembaran uang. Dan nggak main-main “bisnisnya”. Awalnya, orang beternak burung kicau hanya sebatas untuk dipelihara atau dijual. Kini, sudah mulai muncul kicau mania yang mendirikan sekolah burung kicau. Wah, sekolahnya lewat Zoom juga, nih.
Iya, sekolah burung kicau mulai naik daun. Meskipun keberadaannya masih belum banyak di daerah Indonesia. Ngapain, sih, kicau mania mendirikan sekolah burung daripada ternak saja?
Alasan utamnya adalah mendirikan sekolah burung ternyata tidak begitu susah, dibandingkan ternak burung. Bayangkan saja, orang yang beternak burung harus memeliharanya dari kecil, dan merawatnya dengan hati-hati agar tidak mudah mati.
Beternak sampai si burung punya nilai jual tinggi itu makan waktu lama. Mahal atau murahnya burung kicau dilihat dari usia, ukuran burung, dan gacornya suara burung.
Berbeda dengan sekolah burung. Kicau mania pemilik sekolah burung biasanya memilih usia burung yang sudah bukan anakan. Selain itu, di sekolah burung, tidak perlu repot-repot lagi untuk mengawinkan burung. Melainkan hanya mengajari burung yang ada di sekolahan dengan burung masteran.
Dan, tentunya sekolah burung lebih irit dalam hal pengeluaran. Dibandingkan dengan para peternak burung, yang harus mengeluarkan biaya ekstra untuk merawat burung-burungnya. Bisa dibayangkan, kicau mania harus merawat anakan dan indukan burungnya.
Mencari nama
Mencari nama di sini jangan diartikan sebagai pansos. Kalau sekadar itu gampang, tinggal buat kontroversi saja, toh, namamu bakal dikenal banyak orang. Bagi kicau mania, pansos itu bukan cara elegan mencari nama. Cara yang dilakukan oleh kicau mania untuk mencari nama adalah dengan megikuti lomba burung kicau.
Iya, dengan mengikuti lomba, kicau mania bakalan dikenal luas oleh para pecinta burung kicau. Tetapi, yang harus diingat bukan cuma ikutan lomba saja. Kalau bisa, burung kicaunya harus menjadi juara di perlombaan tersebut.
Dengan begitu, si pemilik burung bakalan menjadi bahan omongan dari mulut ke mulut. Namanya akan diperhitungkan dalam perlombaan. Bahkan, namanya juga bisa dikenal di tingkat provinsi atau nasional. Tapi ingat, selama burung kicaunya mampu menjadi juara di lomba burung kicau tingkat provinsi atau nasional.
Biar rumahnya ramai
Nah, kalau tujuan yang satu ini, bisa kamu lakukan ketika merasa rumahnya kurang ramai. Kehadiran burung kicau dapat membuat rumah menjadi ramai dengan adanya alunan kicauan burung.
Bahkan, kicau burung di pagi hari dapat dijadikan sarana relaksasi tubuh. Soalnya, dapat membuat hati dan pikiran menjadi tenang.
Akan tetapi, untuk tujuan seperti di atas, ada beberapa syarat yang harus dilakukan. Misalnya, rajin memandikan burung, menjemurnya di pagi hari, dan beri makanan berkualitas sesuai karakteristik.
Itulah 3 tipe kicau mania di Indonesia dilihat dari tujuan memelihara burung kicau. Jadi, buat para kicau mania baru, diharapkan memikirkan terlebih dahulu tujuannya dalam memelihara burung kicau. Soalnya, hidup tanpa tujuan sama seperti perahu tanpa layar. Alias, hanya akan menjadi sia-sia saja.
BACA JUGA Mengapa Emak-Emak Sebaiknya Tidak Belajar Nyetir Mobil kepada Suami dan tulisan-tulisan lainnya dari Akbar Mawlana.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.