3 Sisi Gelap Susanti dalam Serial Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton

3 Sisi Gelap Susanti dalam Serial Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton

3 Sisi Gelap Susanti dalam Serial Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton (YouTube Les' Copaque)

Susanti adalah karakter yang menarik dalam serial animasi Upin Ipin. Dia adalah satu-satunya karakter berkebangsaan Indonesia. Keberadaan Susanti sekaligus membawa pesan harmonisasi hubungan antara Indonesia dan Malaysia. Lagi pula Indonesia sudah menyumbang banyak jumlah penonton bagi serial Upin dan Ipin. Nggak apa-apa dong kalau nyempil satu karakter orang Indonesia dalam cerita.

Di antara kawan-kawan sebayanya, Susanti tergolong memiliki perangai paling anteng. Dia nggak pernah usil seperti Upin dan Ipin. Lidahnya nggak tajam seperti Fizi. Walaupun sama-sama perempuan, dia juga nggak baperan dan suka ngambek seperti Mei Mei.

Susanti juga cukup peka dan nggak jaim seperti Mail. Bahkan meskipun memiliki barang mahal seperti kamera, dia nggak suka pamer layaknya Ehsan. Pokoknya Susanti dalam serial Upin Ipin ini cocok dinobatkan sebagai sosok anak kecil idaman para kakak dan orang tua nggak merepotkan dan minim drama.

Akan tetapi di balik karakternya yang mengagumkan itu, ada beberapa sisi gelap Susanti yang nggak disadari penonton. Misalnya seperti tiga sifat ini.

#1 Susanti dalam serial Upin Ipin terlalu sering mengalah, padahal itu bukanlah hal yang baik

Ingat serial Upin Ipin episode Temanku Susanti yang mengisahkan rencana kepindahan Susanti ke Indonesia? Episode tersebut sempat membuat penonton ikut sedih kehilangan Susanti. Yah, walaupun ujung-ujungnya Susanti nggak jadi pindah, sih.

Namun penggambaran Susanti yang kesulitan mengabarkan kepindahannya pada teman-temannya gara-gara dipotong mulu sangatlah menyedihkan. Bayangkan kamu adalah pendengar setia ketika temanmu berbicara, tapi giliran kamu yang ngomong malah nggak didengar. Padahal berita yang mau disampaikan Susanti amatlah penting. Apalagi teman-temannya yang nggak peka itu malah menyalahkan Susanti seolah dia nggak mau ngasih kabar lebih awal.

Dari episode Upin Ipin ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa nggak baik terus-menerus mengalah seperti Susanti. Kebanyakan mengalah bisa membuat orang menganggap kita mudah diinjak-injak. Kita harus lebih tegas menyampaikan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan. Jangan sampai kita menunda berbicara dan berujung memendam perasaan sendirian hanya karena terus menerus dipotong teman. Ingat, lho, memendam perasaan itu berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca halaman selanjutnya: Terpaku pada satu orang teman bikin seseorang nggak berkembang…

#2 Terpaku pada satu orang teman bikin seseorang nggak bisa berkembang

Susanti dan Mei Mei, keduanya lengket banget layaknya perangko. Saya bisa memaklumi kedekatan mereka mengingat keduanya sama-sama perempuan dalam geng Upin dan Ipin. Namun keduanya nampak kurang berbaur dengan siswa perempuan lainnya di sekolah. Padahal masih ada Devi dan Nurul di sekolah, lho. Sayangnya mereka malah jarang diajak main oleh Susanti dan Mei Mei.

Meskipun kebersamaan Susanti dan Mei Mei dalam serial Upin Ipin sengaja di-setting demi kepentingan cerita, dalam kehidupan nyata hal ini tidak patut ditiru. Bermain dengan satu teman saja tidak membuat kita berkembang. Malahan kebiasaan ini akan menumbuhkan rasa ketergantungan yang nggak sehat.

Lagi pula punya satu teman saja akan membuat kita kekurangan cerita untuk dikenang di kemudian hari. Padahal kan masa muda nggak bisa diulang, ya. Jadi jangan terpaku dengan satu teman saja biar nggak terlalu bergantung dan bisa mengenal berbagai karakter manusia.

#3 Berkeliaran di tempat baru seorang diri sebagai anak-anak adalah hal yang berbahaya

Kemunculan perdana Susanti dalam serial Upin Ipin digambarkan oleh adegan dirinya yang sedang berkeliling sendirian di bazar Ramadan. Tidak nampak orang dewasa yang menemaninya. Padahal dia adalah warga baru di Kampung Durian Runtuh. Buktinya Mail, Upin, dan Ipin yang aktif beraktivitas di luar rumah saja belum pernah melihat Susanti.

Sebenarnya sih berani mengeksplorasi tempat baru sendirian bukanlah hal yang buruk. Namun jika hal ini dilakukan oleh anak-anak, rasanya kok ngeri, ya. Apalagi dunia ini nggak sepenuhnya dipenuhi oleh orang-orang baik.

Barangkali Susanti sudah pernah diajak berkeliling bazar Ramadan oleh orang tuanya. Bahkan dia sudah hafal kondisi lapangan sampai rute jalan pulang. Namun yang ingin saya tekankan adalah anak-anak seperti Susanti sebaiknya nggak berkeliaran di tempat asing sendirian. Daripada bikin kepikiran dan mengundang masalah, mending anak kecil pergi ditemani orang tua atau keluarga.

Sebenarnya sulit sekali mencari sifat buruk dari Susanti dalam serial Upin Ipin mengingat dia adalah karakter yang cukup tenang dan jarang bikin masalah. Sangat berbeda dengan teman-temannya yang lain. Namun menurut saya ketiga sifat Susanti di atas memang sebaiknya nggak ditiru.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Karakter Susanti Sebenarnya Bukti Serial “Upin Ipin” Kurang Serius Merepresentasikan Indonesia dalam Cerita.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version