3 Parkiran Mal di Jogja yang Unik dan Bikin Sebal Pengunjung

3 Parkiran Mal di Jogja yang Unik dan Bikin Sebal Pengunjung

3 Parkiran Mal di Jogja yang Unik dan Bikin Sebal Pengunjung (unsplash.com)

Di tulisan sebelumnya, saya sudah jujur kalau saya itu jarang main ke mal. Namun, itu bukan berarti saya nggak mau ke sana, lho. Dalam beberapa hal, seperti membeli alas kaki dan menonton film yang menarik hati, saya masih kerap mempertimbangkan untuk datang ke mal yang ada di Jogja, meski intensitasnya hanya satu kali dalam sebulan.

Nah, beberapa mal di Jogja jelas punya keunikan dan daya tariknya masing-masing yang membuat pengunjungnya mau kembali lagi. Namun, alih-alih memperhatikan toko-toko yang ada, pernah nggak, sih kalian memperhatikan betapa uniknya parkiran mal di Jogja?

Hal ini membuat saya tergelitik untuk membahasnya karena setelah bertanya ke teman-teman, mereka ternyata juga memiliki pengalaman unik.

#1 Nge-drift di parkiran Lippo Plaza Jogja

Lippo Plaza Jogja menjadi salah satu mal yang cukup megah di Jalan Laksda Adisucipto. Biasanya pengunjung yang datang ke Lippo Plaza Jogja tujuan utamanya adalah mengincar tiket murah bioskop Cinepolis. Di Jogja, memang hanya Lippo Plaza yang memiliki bioskop Cinepolis, sebuah keunikan tersendiri tentunya.

Akan tetapi ketika berkunjung ke sini, utamanya ketika sendirian, entah mengapa saya sangat menghindari parkir di ruang bawah tanah Lippo Plaza Jogja. Awalnya saya mengira itu hanya ketakutan saya sendiri yang muncul diiringi rasa panik nantinya tidak dapat menemukan jalan keluar. Setelah mengobrol dengan beberapa teman, parkiran Lippo Plaza Jogja ternyata diakui memang penuh tikungan tajam saat masuk sekaligus membingungkan saat hendak mencari jalan keluar.

Kalau kata orang-orang, sih, rasanya kayak masuk ke film The Fast and the Furious: Tokyo Drift!

#2 Mendadak amnesia di Pakuwon Mall Jogja

Salah satu mal di area utara Jogja ini memang menawarkan keberagaman barang yang dijual di setiap tokonya. Bahkan, Pakuwon Mall Jogja juga terkenal dengan keberadaan masjid di tengah pusat perbelanjaannya yang nggak kalah mewah.

Keberagaman tokonya jelas membuat banyak pengunjung mau datang ke mal ini berkali-kali. Area parkir yang lebar dan luas tentunya menjadi penting untuk menampung kapasitas pengunjung mal yang tidak pernah surut. Namun, kalau kamu pengguna roda dua dan hendak parkir di ruang bawah tanah Pakuwon Mall Jogja, jangan lupa ambil foto nomor temboknya agar nggak nyasar.

Iya, hal itu selalu saya lakukan setelah saya pernah keringat dingin karena lupa memarkirkan motor di area mana akibat saya keluar dan masuk dari pintu yang berbeda. Ampun, deh!

#3 Memutari bangunan Galeria Mall

Salah satu mal tertua yang berdiri di Jogja dan masih eksis sampai saat ini, Galeria Mall Jogja, masih menyimpan daya tarik tersendiri saat mengunjunginya. Terutama, ketika di area paling atas kini dibuka menjadi ruang komunal yang bisa diakses mulai sore hari sampai malam dengan beragam kuliner yang diperjualbelikan.

Namun mengenai parkiran, saya kira Galeria Mall Jogja perlu berbenah. Salah seorang teman saya mengaku bahwa Ia malas parkir di area ruang bawah tanah Galeria Mall Jogja.

Alasannya karena jalurnya yang panjang dan berputar-putar, seolah-olah dia sudah memutari satu gedung mal tersebut hanya untuk mencapai lokasi parkir. Teman saya jadi lebih sering memarkirkan kendaraan roda duanya di gang sebelah mal ini berdiri yang dikelola swadaya oleh masyarakat: lebih ringkas.

Ya, itulah tiga parkiran mal di Jogja yang agaknya unik cenderung menyebalkan. Menurut saya, meski menyebalkan, sebenarnya memarkirkan kendaraan di area mal itu jauh lebih aman dan jelas regulasi biayanya. Masyarakat jadi nggak perlu khawatir kalau tiba-tiba dipatok harga mahal saat parkir di tempat yang dikelola swadaya oleh oknum tertentu.

Jadi, bagaimana kesanmu saat parkir di ketiga mal Jogja yang saya sebutkan di atas? Adakah pengalaman yang serupa?

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Alasan Mal Jadul, Galeria Mall, Masih Digemari Orang Jogja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version