3 Pantai di Gunungkidul yang Baiknya Dihindari Wisatawan karena Bikin Ketakutan

3 Pantai di Gunungkidul yang Baiknya Dihindari Wisatawan karena Bikin Ketakutan

3 Pantai di Gunungkidul yang Baiknya Dihindari Wisatawan karena Bikin Ketakutan (unsplash.com)

Pantai Gunungkidul memang indah, tapi nggak semua wisatawan bisa menyambanginya…

Kabupaten Gunungkidul beberapa waktu terakhir ini mulai menjadi primadona wisata baru di Daerah Istimewa Yogyakarta. Para pelancong yang lebih menyukai wisata alam pasti akan secara sukarela mengeluarkan budget dan effort lebih untuk mampir ke Gunungkidul.

Gunungkidul memang cantik dan unik, hanya saja ia nggak mudah ditaklukkan. Dari awal kita masuk ke kawasan Gunungkidul pun sudah banyak tantangan, apalagi jika kita makin mengeksplornya. Begitu juga soal tempat wisatanya.

Nggak semua tempat wisata di Gunungkidul itu ramah wisatawan pemula. Apalagi jika kita bicara soal daya tarik utama Gunungkidul, yaitu pantainya. Nggak semua pantai di sana itu punya fasilitas akses jalan, penerangan, apalagi shuttle yang tiap hari komuter dari Jogja ke Gunungkidul.

Ada banyak pantai di Gunungkidul yang sebenarnya hanya untuk jiwa-jiwa tangguh. Bukan hanya mengetes seberapa jauh kita bisa mengalahkan ketakutan atau menguji daya tahan, beberapa pantai di Gunungkidul malah sebaiknya nggak perlu dikunjungi kalau datang seorang diri. Contohnya pantai-pantai berikut ini.

#1 Pantai Ngetun, surga tersembunyi tapi di perjalanan harus ekstra hati-hati

Belakangan ini pantai-pantai yang sepi (atau secara estetik disebut hidden gem) sedang naik daun. Soalnya sekarang Gunungkidul ibaratnya sudah menjadi tujuan wisata utama di Jogja. Untuk wisatawan yang introvert atau butuh tempat untuk menepi, pantai-pantai sepi seperti Pantai Ngetun menjadi surga tersembunyi yang dinanti.

Hanya saja, Pantai Ngetun sangat nggak disarankan kalau mental kamu lembek dan rapuh kayak tahu. Pantai yang berlokasi di Kapanewon Tepus ini memang menawarkan pemandangan yang cakep nggak ada duanya, tapi kamu harus rela membawa motormu melintasi medan yang sangat ekstrem.

Nggak ada jalan aspal maupun konblok, hanya ada jalan tanah berbatu yang terjal. Sudah gitu jalannya sempit dan curam. Jalan menuju pantai pun belum dilengkapi dengan fasilitas penerangan sehingga sangat-sangat lebih baik kalau nggak datang atau pulang pada malam hari.

Pantai Ngetun Gunungkidul pun lebih cocok dikunjungi kalau kamu pengin menyendiri, menghabiskan quality time, atau deep-talk dengan orang lain. Soalnya di sana nggak ada sinyal internet. Kamu harus naik ke bukit untuk mendapatkan sinyal. Sangat nggak cocok untuk TikTokers yang langsung update begitu sampai di pantai.

Namun bagi pencinta petualangan, pantai ini akan sangat worth to try. Pantai Ngetun bisa dipakai untuk camping. Di pantai berpasir putih ini tersedia pula fasilitas umum seperti kamar mandi, musala, serta warung yang menjajakan makanan, minuman, hingga peralatan camping. Retribusinya pun masih Rp5 ribu saja.

Baca halaman selanjutnya: Pantai Kayu Arum jalannya belum diperbaiki…

#2 Pantai Kayu Arum Gunungkidul masih asri, pantas saja jalan belum diperbaiki

Masih sama seperti Pantai Ngetun, Pantai Kayu Arum juga dikenal sebagai pantai yang belum banyak diketahui oleh orang. Uniknya, pantai ini nggak begitu jauh dari salah satu pantai terpopuler di Gunungkidul, yaitu Pantai Baron. Pantai Kayu Arum hanya terletak di sebelah barat Pantai Baron.

Pantai yang masuk ke wilayah administratif Kapanewon Saptosari ini memiliki pemandangan yang sempurna. Pesona alam dengan pasir putih, air laut biru, dan tumbuh-tumbuhan di tebingnya yang masih hijau bakal membuat mata terpana.

Sayangnya, jalan menuju pantai yang punya spot memancing ini memacu adrenalin sekali. Jalannya berupa tanah dan bebatuan. Kamu akan dibawa naik terus ke atas sebelum akhirnya menemukan area parkir untuk bisa turun ke pantai dengan berjalan kaki.

Membawa motor matic ke pantai ini cenderung berbahaya karena kondisi jalannya. Jadi, kalau kamu memang mau nekat ke sini sendirian, pastikan motormu dalam keadaan prima. Akan susah kalau harus cari bengkel di sekitar sana.

#3 Pantai Sedahan, bikin kendaraan pengin udahan

Pantai Sedahan bukan hanya berbahaya bagi satu jenis kendaraan. Mobil maupun motor sama-sama akan dibanting-banting dalam perjalanan menuju ke Pantai Sedahan. Kendaraan yang melintasi jalan menuju pantai ini harus siap “diospek” oleh jalan yang super-buruk.

Jalan menuju pantai Gunungkidul satu ini masih berupa tanah dan batu yang kalau hujan turun langsung berubah seperti dasar sungai. Di kiri-kanan jalan kecil tersebut full ladang atau kebun. Belum ada penerangan yang proper untuk membantu pengendara saat melintas. Dan sedihnya, kondisi jalan ini panjangnya mencapai 6 km sebelum kita akhirnya sampai di pantai.

Setelah sampai di Pantai Sedahan, mungkin kendaraan kita pengin angkat tangan. Tapi di saat yang sama semua lelah yang kita rasakan akan terbayarkan. Pantai yang terletak di Kapanewon Girisubo ini sudah seperti private beach karena masih belum banyak orang yang mampir ke sana. Pantainya yang berpasir putih pun bersih dan tenang. Mengisi ulang energi diri di sini pasti ampuh banget.

Ketiga pantai di Kabupaten Gunungkidul tadi sangat nggak disarankan untuk dikunjungi seorang diri. Selain jalan curam dan minim penerangan yang membahayakan diri di jalan, pantai yang sepi juga bisa berbahaya.

Kita mungkin paham bahwa laut selatan memang bukan tempat berenang atau mandi karena kondisi pantainya yang curam dan ombaknya tinggi. Hanya saja, nggak semua orang paham akan aturan tersebut. Kalau kita datang seorang diri, lalu secara khilaf main air laut dan amit-amit terjadi sesuatu, kepada siapa kita mau minta bantuan?

Oleh karena itu, sebaiknya bawa teman kalau mau menyambangi ketiga pantai tersebut. Ajak teman atau nggak usah ke sana sama sekali.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pantai di Gunungkidul (Memang) Menawan, tapi Menyimpan Bahaya yang Nggak Boleh Disepelekan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version