“Duh, nasinya keras banget, sih!”
“Ya ampun, nasinya lembek banget kayak bubur gini!”
Tentu dalam hidup ini minimal kita pernah sekali mendengarkan atau justru mengucapkan salah satu dari kalimat di atas. Kalau belum pernah mendengar kalimat tersebut di kehidupan nyata saat makan prasmanan di kondangan, yah minimal pernah dengar di sinetron Indosiar saat si tokoh suaminya ngomel dan mencela masakan istrinya. Banyak orang yang menyangka kalau memasak nasi itu mudah bin praktis, apalagi sekarang sudah hadir rice cooker. Tinggal cuci beras, masukin, tambah air, ceklek, kelar.
Kalau memasak nasi semudah itu kenapa pada praktiknya banyak nasi yang hasil akhirnya menjadi terlalu keras, terlalu lembek, atau malah bau apek? Sesungguhnya hal semacam itu bukan serta-merta salah teknik pengolahannya, melainkan tentang bagaimana memilih beras yang akan dijadikan nasi.
Walaupun mayoritas masyarakat Indonesia merupakan konsumen beras, yang mesti paham soal beras ini seolah hanya para petani, mahasiswa pertanian, dan tukang beras. Padahal hal yang paling pokok dari memilih nasi yang bagus itu yah harus dimulai dari memilih beras yang bagus. Nah, berikut saya paparkan beberapa kesalahan orang saat membeli beras sehingga membuat nasi yang dimasak jadi kurang maknyus.
#1 Fanatik pada kemasan
Tahu nggak, selain ngomong ke orang yang sudah fanatik sama capres pilihannya itu susahnya minta ampun, ternyata bikin orang yang sudah telanjur fanatik terhadap kemasan beras untuk beralih membeli beras lain juga susahnya minta ampun! Banyak orang mengira bahwa jika mereka membeli beras dengan kemasan yang sama, mereka akan mendapatkan rasa dan kualitas yang sama juga.
Kalau beras kemasan pabrikan yang suka dijual di swalayan mungkin iya. Tapi perlu diketahui juga bahwa beras yang dijual pabrikan itu merupakan beras poles. Sebenarnya itu beras biasa, hanya dipoles biar kelihatannya kempling dan disortir yang utuh-utuh. Tentu cita rasa dari beras biasa dan beras poles ini juga bakalan berbeda.
Kalau bicara apakah produk itu konsisten pada satu kualitas beras, tentu saja nggak. Mana ada beras yang konsisten dalam setiap waktu? Bahkan dengan bibit yang sama, tanah yang sama, petani yang sama, tiap panen bakalan menghasilkan beras yang berbeda kualitasnya.
Nah, kebanyakan masyarakat kita hanya fokus pada kemasannya saat membeli beras. Sekali mencoba satu kemasan dan dianggap enak, ya dia bakalan terus-terusan memakai produk kemasan itu. Sekalinya rasanya beda, yang disalahkan ya teknik pengolahannya tanpa berpikir beras di dalam kemasan itu berasnya berbeda dari biasanya.
Saran saya, lihat kualitas berasnya dulu baru kemasannya sebelum membeli beras. Jangan terlalu fokus dengan kemasan. Itu hanya cover luar, toh yang bakalan kita olah berasnya, bukan kemasannya ini.
Baca halaman selanjutnya
#2 Tidak tahu jenis dan karakter beras