Pilihan layanan transportasi online saat ini sangat beragam. Salah satu yang sedang naik daun adalah Lalamove. Perusahaan asal Hongkong ini sebenarnya mulai masuk Indonesia tahun 2018. Namun baru mulai berkembang beberapa tahun belakangan.
Prinsip layanan Lalamove sama dengan transportasi online lainnya, yaitu menghubungkan pengguna dengan driver menggunakan aplikasi. Tapi, peruntukannya cukup berbeda dengan aplikasi transportasi mainstream macam Gojek dan Grab. Boleh dibilang Lalamove hanya untuk keperluan angkut barang. Karena layanan ini menyediakan kendaraan angkut mulai dari motor sampai truk engkel besar.
Saya adalah salah seorang pengguna rutin layanan Lalamove. Saya menggunakan layanan ini untuk keperluan pekerjaan seperti kirim barang. Sudah hampir setahun saya menggunakan jasa Lalamove. Pekerjaan saya banyak terbantu karena kehadiran layanan kirim barang ini.
Meski begitu, bukan berarti layanan Lalamove sempurna. Masih banyak kekurangannya. Beberapa kali saya bahkan mengalami kerugian karenanya, tapi saya masih mencoba untuk setia. Saya berharap kekurangan-kekurangan ini bisa segera diperbaiki pihak Lalamove, agar jasa satu ini bisa tetap eksis.
Daftar Isi
#1 Sistem pembayaran Lalamove perlu diperbaiki, jangan cuma menang murah
Salah satu keunggulan Lalamove adalah tarifnya yang murah. Boleh dibilang Lalamove lebih murah hampir Rp20 ribu jika dibandingkan dengan GoSend dan Grab untuk jenis kendaraan yang sama. Selain itu, dalam kondisi hujan atau kondisi lalu lintas yang padat, ongkos Lalamove cenderung lebih stabil dan tak banyak mengalami kenaikan.
Akan tetapi di balik murahnya biaya tersebut, ada kekurangan yang sering merugikan pelanggan. Yang paling sering saya alami adalah tarif yang harus dibayarkan ke driver tak sesuai dengan yang tertera di aplikasi.Â
Jadi begini, sistem pembayaran di Lalamove ada dua, bisa melalui e-wallet di aplikasi atau bayar tunai ke driver. Saya lebih sering membayar melalui e-wallet karena lebih simpel. Tapi terkadang, walaupun sudah membayar via e-wallet, driver masih sering meminta uang tambahan di luar tarif yang ada di aplikasi. Alasannya bermacam-macam. Ada yang minta uang parkir, uang tol, sampai uang bensin tambahan.
Memang ada opsi melalui tol dengan biaya tambahan, tapi kita bisa menonaktifkannya. Sayangnya, sekalipun sudah dinonaktifkan, beberapa driver masih tetap ngeyel lewat tol tanpa persetujuan pelanggan. Masalahnya ketika kita enggan memberi uang tambahan, driver sering menolak untuk melanjutkan perjalanan dan malah menahan barang kami.
Jadi, Lalamove sebaiknya memperbaiki sistem pembayaran. Walau itu karena kelakuan oknum driver yang nakal, kalau sistem pembayarannya diperketat, tentu pelanggan nggak akan dirugikan.
#2 Kurangnya sistem perlindungan bagi pelanggan
Salah satu hal paling riskan yang sering terjadi adalah kehilangan barang ketika pengantaran. Sampai saat ini, Lalamove belum memberikan jaminan untuk hal itu. Beberapa kali barang yang saya kirim nggak lengkap ketika sampai di tujuan. Ketika ditanya ke driver, mereka selalu berkilah. Sayangnya, pelanggan juga nggak bisa menuntut tanpa bukti.
Jika barang yang hilang nilainya tinggi, tentu akan merugikan pelanggan. Harusnya sistem perlindungan bagi konsumen ditingkatkan lagi. Nggak apa-apa deh kami bayar lebih, asalkan barang kami aman.
#3 Oknum driver yang problematik
Kekurangan Lalamove selanjutnya yang sering saya dapati sebagai pelanggan adalah mendapat driver yang problematik nan ngeselin. Selain minta ongkos tambahan, beberapa driver juga sering menerima lebih dari dua orderan dalam waktu bersamaan.Â
Hal ini tentu merugikan pelanggan karena otomatis waktu pengiriman jadi molor. Saya pernah order Lalamove untuk kirim barang ke Magelang. Saya order pukul 12 siang. Setelah lama menunggu, barang baru sampai pukul 5 sore. Setelah saya tanya ke driver, dia mengaku kalau menerima 2 orderan sekaligus, dan harus mengirim barang ke daerah Klaten terlebih dahulu. Kalau bilang dari awal tentu nggak masalah, lha ini baru bilang pas barang sudah sampai.
Sebenarnya masih banyak lagi kekurangan layanan Lalamove. Tapi, setidaknya 3 hal di atas harus segera diperbaiki pihak Lalamove mengingat layanannya sendiri sebenarnya cukup bermanfaat dan mudah digunakan.
Penulis: Kuncoro Purnama Aji
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Cara Menyelamatkan Bisnis Es Teh Jumbo yang Katanya Merangkak Menuju Kebangkrutan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.