3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan

3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan

3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan (unsplash.com)

Istilah dalam dunia kerja berikut memang terdengar manis, padahal bisa sangat berbahaya buat karyawan, lho.

Beberapa waktu lalu saya bertukar pesan dengan salah satu murid saya, eh, mantan murid maksudnya. Walaupun, yah, kok nggak enak banget ya nyebut anak-anak itu sebagai “mantan”? Intinya, murid saya itu sekarang sudah kerja. Kepada saya, dia bilang kalau ingin balik ke masa sekolah saja. “Kerja itu ternyata capek banget, Bu.” Begitu katanya.

Sedikit banyak saya bisa mengerti keinginan absurd-nya itu. Kerja, nyatanya memang secapek itu. Awal masuk sih iya, exciting banget. Setelah dijalani, ternyata di luar ekspektasi. Semua berawal dari bahasa korporat atau istilah dalam dunia kerja yang sering kali salah dimengerti.

Supaya nggak salah paham, bahasa korporat yang dimaksud bukan semata soal FU, huhu, punten hingga jump-in, ya. Istilah dunia kerja dalam tulisan ini adalah bahasa halus yang digunakan perusahaan supaya tidak terkesan mengeksploitasi karyawan, meski sebenarnya… yah, begitulah.

#1 “Jam kerja fleksibel”, istilah dalam dunia kerja yang terdengar bak mimpi indah

Bagi orang yang sedang cari kerja, embel-embel “jam kerja fleksibel” terdengar seperti mimpi indah. Kayaknya kok enak banget gitu. Nggak perlu memburu presensi pagi, pulang bisa jam berapa saja, dsb. Dalam benak kebanyakan orang, dengan jam kerja fleksibel ini mereka masih bisa menikmati hal-hal lain diluar pekerjaan rutin. Mau padel kek, ikut kursus bahasa Portugis kek, gas lah!

Tapi nyatanya? Di dunia kerja, “fleksibel” itu bukan berarti bebas. Fleksibel yang dimaksud perusahaan adalah lu bisa kerja kapan aja. Ada e-mail masuk jam 11 malam? Balas dong, kan fleksibel. Disuruh rapat hari Minggu? Datang dong, namanya juga fleksibel~

Jadi kalau kamu pikir istilah dunia kerja “jam kerja fleksibel” bikin hidupmu lebih santai, bersiaplah untuk kecewa. Karena sejatinya, yang fleksibel itu bukan jamnya, tapi kamunya. Gimana caranya kamu selalu available. Dan itu capek.

#2 “Budaya kekeluargaan” kedengaran manis, padahal di baliknya bisa berbahaya buat karyawan

Di medsos pernah ada geger geden karyawan yang nge-spill kelakukan perusahaannya. Bolak-balik tiap meeting si bos bilang, “Kita ini seperti keluarga”, nyatanya kelakuan si bos udah kayak ahli neraka.

Yah, begitulah. Apa yang terdengar dan terlihat manis, belum tentu benar-benar manis. Budaya kekeluargaan yang digembor-gemborkan tiap rapat, bisa jadi suatu sinyal bahwa perusahaan berhak berbuat semaunya. Jadi kalau ada apa-apa, karyawan dilarang protes. Kan perusahaan ini sudah seperti keluarga? Mau gajiannya telat, dipotong ataupun lembur nggak dibayar, ya ikhlasin saja. Sama keluarga sendiri kok perhitungan~

Istilah “budaya kekeluargaan” dalam dunia kerja ini juga bisa berarti kalau satu lembur, yang lain harus ikut lembur. Apa itu pulang duluan? Nggak, dong. Stay di kantor lah, bantuin divisi lain yang urusannya belum kelar karena dari tadi kebanyakan ngobrol.

#3 “Lingkungan kerja dinamis”, istilah dunia kerja yang juga perlu diwaspadai

“Dinamis” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti penuh semangat dan tenaga; giat bergerak; mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Kedengarannya keren, ya? Membuat siapa pun berpikir bahwa kerja di sana bakal penuh semangat, kolaboratif, dan progresif.

Padahal di dunia kerja, istilah “dinamis” sering kali jadi kode halus dari semuanya bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Hari ini kamu disuruh ngerjain A, besok tiba-tiba diminta ganti ke B. Semua itu demi menyesuaikan kebutuhan perusahaan. Nanti kalau ditanya alasan kenapa berubah-ubah, jawabannya template: “Kita fleksibel aja, sih.”

Jadi, kalau dalam wawancara HR bilang, “Kita mencari individu yang siap bekerja di lingkungan yang dinamis,”, waspadalah. Kamu sedang diajak naik roller coaster tanpa sabuk pengaman, Nder~

Itulah 3 istilah dunia kerja yang ternyata punya makna berbeda dari apa yang kita pikirkan. Sebenarnya masih ada lagi istilah lainnya dalam dunia kerja yang patut kita waspadai. Tapi itu nanti aja. Yang jelas, tentu tidak semua kantor begitu. Kantor yang beneran punya jam fleksibel, menjunjung tinggi kekeluargaan dan dinamis, seperti apa yang kita bayangkan juga ada.

Eh. Ada, kan?

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Panduan Bahasa Korporat bagi Karyawan Baru Jakarta supaya Nggak Syok

Exit mobile version