Masa-masa kuliah di Fisipol UGM begitu berkesan dan ngangenin…
Jenjang pendidikan yang paling berkesan dalam hidup saya adalah masa perkuliahan, bukan saat SMA atau SMP seperti dalam lagu “Kisah Kasih di Sekolah”. Tidak ada yang istimewa ketika jadi murid sekolah menengah. Kehidupan terasa biasa saja dan cenderung kurang asyik, atau bisa jadi saya yang kurang gaul. Saya lebih banyak mengeksplor kehidupan lain selain di rumah dan menemukan jati diri saat kuliah.
Teman-teman mahasiswa sepertinya menjadi salah satu faktor kenapa saya menyukai masa-masa kuliah. Bebas dan lepas, bisa menjadi diri sendiri. Sirkel sosial kampus memang yang terbaik. Yah, terlepas dari segudang tugas yang bikin mumet. Selain itu, kampus dan kota pilihan saya boleh jadi alasan lain saya menyukai masa perkuliahan. UGM dan Jogja memang dua tempat paling pas untuk meromantisasi kehidupan.
Dua kali pula saya menjatuhkan pilihan kuliah di UGM dengan jurusan yang berbeda. Meski harus ngekos dan jauh dari rumah, saya menikmatinya. Banyak pengalaman menarik yang rasanya ingin saya ulang kembali, terutama saat berkuliah di Fisipol UGM. Sederhana, sih, tapi beberapa hal menarik dari Fisipol UGM ini bikin saya selaku alumnus merasa rindu.
Daftar Isi
#1 Panggilan Mas/Mbak untuk semua dosen menambah keakraban
Biasanya mahasiswa memanggil dosen dengan panggilan “Pak”, “Bu”, atau “Prof” untuk menunjukkan rasa hormat. Panggilan ini menunjukkan kalau mereka adalah pengajar di kampus, bukan teman sebaya. Tetapi kamu nggak akan menemukan kebiasaan ini di Fisipol UGM. Hampir semua tenaga pendidik di fakultas ini ingin dipanggil “Mas” atau “Mbak”, bahkan salah satu profesor biasa dipanggil “Bang”.
Lantaran belum terbiasa, saya pernah menyapa seorang dosen dan memanggilnya “Bu”. Beliau langsung protes dengan nada bercanda. Katanya ingin disapa “Mbak” agar tetap awet muda dan lebih intimate. Waktu itu saya merasa canggung, tapi pikir saya seru juga karena dengan panggilan tersebut nggak terasa ada jarak antara dosen dengan mahasiswanya.
Selain itu, diskusi perkuliahan pun jadi santai tanpa ada ketegangan sedikit pun di dalam kelas. Unik sekali budaya di kampus yang terletak tak jauh dari Gedung Rektorat UGM ini.
Saya jadi semangat kuliah. Bisa ngobrol dan sekaligus curhat dengan Mas/Mbak dosen yang baik hati. Kedekatan ini mungkin nggak bisa ditemukan di kampus lain. Atau ada juga yang seperti Fisipol UGM?
#2 Duduk di Taman Sansiro Fisipol UGM yang rindang dan syahdu
Kamu pasti punya spot favorit di kampus. Tempat di mana kamu selalu nongkrong dan berbagi keluh kesah bersama sirkel kelasmu. Nah, saya pun demikian. Ada satu area di Fisipol UGM yang saya nobatkan sebagai area terbaik untuk bersantai para mahasiswanya, yakni Taman Sansiro.
Duduk-duduk di ruang terbuka satu ini sungguh menyenangkan. Vibes-nya bikin candu karena dipayungi pepohonan rindang. Meskipun selalu ramai, suasana Sansiro tetap nyaman. Lokasinya berada di antara gedung-gedung Fisipol UGM. Hampir semua warga kampus menyempatkan nongkrong di sana.
Konon, Taman Sansiro ini dulunya merupakan ruang publik yang biasa dipakai olahraga. Tetapi saat ini sudah beralih fungsi menjadi spot hangout anak Fisipol dengan kepulan asap di mana-mana. Ini sih yang bikin agak mengganggu.
#3 Sarapan dan makan siang di Fisipoint, kantin terbaik se-UGM
Setiap fakultas di UGM menyediakan foodcourt dengan harga kantong mahasiswa. Ada yang cukup mewah kayak di mall, ada pula yang biasa saja ala warmindo. Fisipol UGM tak mau ketinggalan dengan kantin yang dinamakan Fisipoint. Lokasinya di dekat Taman Sansiro.
Konsep Fisipoint ini ya seperti pujasera dan terdiri dari beberapa kios makanan serta minuman. Tempat duduknya banyak dan tidak panas, plus bebas asap rokok. Rata-rata makanan dan minuman di sini dibanderol murah, kisaran Rp5 ribu hingga Rp15 ribu.
Menurut saya, Fisipoint merupakan kantin terbaik se-UGM. Menu makanan yang dijual di sini beragam. Ada ayam geprek, nasi rames, nasi pecel, lotek, soto ayam, bakso, hingga angkringan. Nggak ada varian yang aneh dan bikin boncos. Selain itu, semua masakannya enak dan cocok di lidah saya.
Kurang afdal rasanya kalau ke Fisipol UGM tapi tidak mampir Fisipoint. Saya selalu mampir ke kantin ini bersama rekan-rekan untuk sarapan dan juga makan siang. Ah, jadi kangen kampus.
Saya bersyukur mendapatkan kesempatan kuliah di Fisipol UGM, kampus paling nyaman dan homey. Rasanya ngangenin. Tidak ada suasana tegang dan menakutkan di sana meskipun saya sempat stres ngurusin tugas akhir. Namanya juga kuliah, kudu dinikmati, kan.
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.