3 Cara Mengenalkan Kampus UIN Tulungagung kepada Masyarakat Tulungagung

3 Cara Mengenalkan Kampus UIN Tulungagung kepada Masyarakat Tulungagung

3 Cara Mengenalkan Kampus UIN Tulungagung kepada Masyarakat Tulungagung (Pixabay.com)

Tak banyak yang tahu kalau di Tulungagung memiliki banyak kampus, seperti Universitas Tulungagung, Universitas Bhineka PGRI, STAI Diponegoro, STAI Muhammadiyah. Tapi bagaimana bisa tahu, wong sekelas kampus UIN Tulungagung yang negeri saja juga tak banyak yang tahu, bahkan warga Tulungagung sendiri.

Menjadi mahasiswa UIN Tulungagung adalah anugerah tersendiri bagi saya, karena bisa kuliah di kampus sekaliber UIN, dengan biaya hidup murah: Tulungagung. Tapi juga menjadi sedikit kebingungan bagi saya ketika ditanya “Kuliah di mana?”.

Alih-alih bisa membanggakan ke-UIN-an saya di hadapan penanya, justru malah dengan ekspresi keheranan, saya dicerca berbagai pertanyaan keheranan: “Hah, itu mana?” atau “Loh, Tulungagung punya UIN?”.

Ironinya jika penanya adalah warga lokal sendiri, malah membutuhkan sedikit tenaga ekstra untuk menjelaskan. Bisa-bisa, malah saya akan menceritakan bagaimana sejarah panjang berdirinya kampus ini.

Tidak seperti kebanyakan UIN lainnya dengan nama yang familiar di telinga masyarakat: Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, Sunan Gunung Djati, Walisongo, dll.; nama UIN Tulungagung sangatlah panjang nan asing bagi masyarakat, “UIN Sayyid Ali Rahmatullah” disingkat “Uinsatu”. Orang mungkin malah akan mengira ada kampus baru di kota ini.

Namun, daripada menjelaskan panjang lebar yang padahal kita hanya ingin menjawab “kuliah di mana”, saya akan memberikan formulasi jawaban bagaimana cara mengenalkan diri sebagai mahasiswa kampus tersebut.

Sedikit tentang UIN Tulungagung

Jika penanya adalah siswa/mahasiswa, usia 20-an ke atas, atau yang melek dunia pendidikan mutakhir; maka jawab dengan lantang “UIN Tulungagung”. Penanya kemungkinan besar tidak mempertanyakan lagi kevalidan dan keabsahan dari UIN yang berada di Tulungagung.

Namun jangan menjawab dengan “UIN Sayyid Ali Rahmatullah” sebelum ditanya perihal nama UIN, itu hanya akan memperpanjang cerita. Sebab, mungkin akan ada pertanyaan turunan. Seperti, “Siapa itu Sayyid Ali Rahmatullah?” atau “Mengapa menggunakan nama itu?”.

Dan jika penanya melek sejarah, siap-siap ditanya perihal bagaimana Sayyid Ali Rahmatullah yang merupakan nama lain Sunan Ampel Surabaya bisa menjadi nama UIN di Tulungagung.

IAIN

Jika penanya adalah orang usia bapak-bapak/ibu-ibu yang tidak begitu mengikuti dunia pendidikan, atau warga Tulungagung, jawabnya adalah “IAIN Tulungagung” atau cukup “IAIN” mereka sudah paham.

Pasalnya yang begitu melekat pada telinga orang-orang kategori tersebut adalah status IAIN Tulungagung yang hampir satu dekade menghiasi telinga masyarakat. Bahkan, orang dari luar daerah pun masih familiar dengan nama IAIN-nya.

Apalagi orang-orang yang menyekolahkan anaknya di situ pada kurun 10 tahun terakhir. Jelas akan lebih akrab dengan nama IAIN. Yah, gini banget kuliah di UIN tapi masih dianggap IAIN.

STAIN

Cara terakhir adalah cara paling emergency untuk menjawab soal kuliah di mana. Jangan sekali-kali dan haram hukumnya menjawab UIN Tulungagung jika penanya sudah berusia 50 ke atas atau lansia. Jawaban tersebut malah akan membuat mereka berpikir lebih dalam dan memperpanjang obrolan.

Cukup menjawab “STAIN” akan memudahkan penanya dalam menerima jawaban kita. Mereka akan paham sendirinya di mana letak geografisnya tanpa kita menjelaskan. Malah-malah, mereka lebih akrab dengan STAIN Plosokandang.

Yah, beginilah cara mengenalkan diri sebagai mahasiswa UIN Tulungagung kepada masyarakat. Tentunya kita harus bisa melihat siapa yang sedang bertanya dan jawaban apa yang tepat. Mungkin status UIN adalah kasta tertinggi dari PTKIN. Tapi apalah arti sebuah UIN, toh nama IAIN dan STAIN juga masih berlaku dalam masyarakat.

Barangkali cara-cara tersebut bisa menjadi referensi kalian saat basa-basi dengan tetangga, bapak-bapak ojol, kondektur bus, atau orang-orang random yang tiba-tiba tanya saat menunggu pesanan di warung pecel.

Penulis: Mohammad Sirojul Akbar
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rekomendasi Warung Elite Harga Irit di Dekat Kampus UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version