Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

3 Cara Memupuk Nasionalisme selain Menyanyikan ‘Indonesia Raya’

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra oleh Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
24 Mei 2021
A A
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Selain UMR-nya yang rendah, paling tidak, pemerintah Yogyakarta punya akal bulus yang tinggi. Ya, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menginisiasi sebuah gerakan bertema Indonesia Raya Bergema yang mewajibkan masyarakat baik itu buruh, adik-adik mahasiswa, pekerja sektor informal, dan lain sebagainya untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” di Hari Kebangkitan Nasional kemarin. Alasannya, untuk memupuk nasionalisme warga Jogja.

Dari mulai pabrik-pabrik, pasar, hingga jalanan di Jogja melakukan penghormatan serta penghayatan yang luar biasa dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” secara serentak. Tapi, sayangnya, menurut saya, menyanyikan “Indonesia Raya” secara serentak saja kurang bernas untuk menumbuhkan rasa nasionalis dan patriotis rakyat Indonesia. Lihat saja, selama 12 tahun saya sekolah dan menyanyikan lagu ini di hari Senin, saya malah sering mumet-mumet liat kondisi bangsa ini. Apalagi pemerintahnya. Nggak ada sama sekali rasa nasionalisme dalam diri saya ketika melihat betapa ngaconya pemerintahan di negeri ini.

Oleh karena itu, ide pemerintah, yang tentu saja adalah kumpulan orang-orang paling nasionalis, untuk memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme warganya patut diapresiasi. Di tengah-tengah kesemrawutan data BPJS yang bocor, UMR rendah, KPK yang dikebiri, dan penanganan Covid-19 yang plin-plan, mereka punya solusi brilian untuk menutupi kegagalan agar warganya bisa tetap cinta bangsa dan negara macam TNI dan Polri. Balik lagi, menurut saya, menyanyikan “Indonesia Raya” saja tidak cukup. Berikut hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah agar orang-orang seperti saya bisa menjadi nasionalis (kembali?).

#1 Lakukan Tes Wawasan Kebangsaan secara masif di seluruh Indonesia

270 juta rakyat Indonesia punya latar belakang yang beragam. Potensi untuk membangkang pada negara sangatlah besar. Tengok Aceh, Papua, Maluku, dan daerah lain yang dulu pernah dan bahkan masih menginginkan daerahnya untuk keluar dari Indonesia. Hal ini tentu saja merugikan Pak Luhut. Eh, maksud saya negara Indonesia. Dengan melakukan TWK secara masif, paling tidak pemerintah bisa tahu mana warga yang nasionalis dan mana yang tidak. Setelah itu, ya, terserah sih. Mau revitalisasi warga yang kurang nasionalis dengan Indonesia Raya atau menghapal Pancasila, pun, boleh-boleh saja.

TWK ini punya fungsi yang bagus. Nggak perlu itu menyelesaikan pelanggaran HAM, rasisme, ketimpangan, dan sebagainya. Paling tidak, nasib 270 juta rakyat negara ini nggak akan seburuk 75 pegawai KPK karena mereka sudah tahu kisi-kisi soalnya. Itung-itung latihan kalo nanti mau melamar kerja, hehe. Kalo semua warga udah dapet kerja (plus upah yang layak) mah, kan, pasti akan dengan sendirinya jadi nasionalis.

#2  Jadilah tuan rumah Piala Dunia senior

Konon, ketika mendukung Timnas, seluruh permasalahan akan lenyap, paling tidak, untuk sementara. Upah rendah, biaya kesehatan dan pendidikan yang mahal, dan berbagai problematika bangsa ini, menurut saya, akan sejenak terlupakan dan teralihkan karena timnas bisa menyatukan kita semua. Baik orang Papua, Aceh, Maluku, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa akan kompak mendukung timnas kita karena, ya, sepak bola bukan cuman sekadar permainan belaka. Apalagi jika ada wakil pemain yang merepresentasikan daerah tersebut di Timnas. Dan tak ada yang dapat membuat rakyat mampu melupakan persoalan mendasar bangsa ini kecuali melihat Timnasnya main di Piala Dunia.

#3 Perbanyak Ciki Aries!

Nah, mungkin inilah solusi yang paling solutif dibanding dua hal di atas karena melakukan ini relatif mudah. Ya, Ciki Aries, dengan harga 500 perak, selalu menyajikan kejutan yang tak terduga. Saya pernah dapat uang 10 ribu, 20, ribu, hingga 50 ribu dari modal awal 500 perak! Ini mirip seperti investasi saham, lho! Bayangkan saja, jika pemerintah mau memberikan setidaknya satu dus ciki Aries kepada setiap keluarga, niscaya kebutuhan mereka sehari-hari bisa terpenuhi dan nasionalisme mereka terpupuk karena sudah semakin sejahtera. Cocok untuk daerah yang punya upah rendah jam kerja tinggi. Selain mendapatkan uang, tentu ada semacam rasa terhibur karena dapat fresh money dari ciki. Oleh karena itu, bansos-bansos seharusnya juga menyertakan ciki Aries!

Nah, itulah beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah selain mewajibkan menyanyikan Indonesia Raya untuk memupuk nasionalisme warganya. Sejatinya, modern problem requires modern solution! Salam NKRI! Merdeka!

Baca Juga:

Bukannya Nggak Cinta Kabupaten Sendiri, Ini Alasan Warlok Malas Plesir ke Tempat Wisata di Bantul

Depok, Kecamatan di Sleman yang Paling Red Flag di Mata Orang Bantul

BACA JUGA Dalam Politik, Konsep Relawan Paslon Adalah Hal yang Paling Menjengkelkan dan tulisan Raihan Rizkuloh Gantiar Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: diyindonesia rayakpknasionalismePojok Tubir Terminal
Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Duh, lieur kieu euy.

ArtikelTerkait

KPK penilapan duit bansos koruptor jaksa pinangki cinta laura pejabat boros buang-buang anggaran tersangka korupsi korupsi tidak bisa dibenarkan mojok

Cinta Laura, Pejabat Boros, dan Kita yang Dikit-dikit Self Reward

2 Juni 2021

Sinetron ‘Suara Hati Istri: Zahra’, Analisis Sinetron tentang Remaja yang Jadi Istri Ketiga Om-om

2 Juni 2021
3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi terminal mojok

3 Hal yang Bisa Ditangisi Bu Mega selain Badan Kurus Presiden Jokowi

21 Agustus 2021
Adu Derita Antara Juliari Batubara, Sisyphus, dan Pat Kai_ Siapakah yang Paling Sengsara_ terminal mojok

Adu Derita Antara Juliari Batubara, Sisyphus, dan Pat Kai: Siapakah yang Paling Sengsara?

15 Agustus 2021
Dilema Pagar Alun-alun Jogja: Takhta untuk Rakyat atau Halaman Rumah Sultan? terminal mojok.co

Dilema Pagar Alun-alun Jogja: Takhta untuk Rakyat atau Halaman Rumah Sultan?

5 Juli 2021
Pengalaman Ikut Swab Test Antigen Drive Thru, Nggak Ribet walau Agak Deg-degan terminal mojok.co

Mencoba Memahami Warga Madura yang Menolak Swab Gratis

24 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.