Gaes, kalau beberapa hari terakhir sarapan nasi goreng tanpa telur dan gorengan sering bolos di meja makan, tenang. Jangan buru-buru berpikir kalau emak malas masak apalagi pelit. Cobalah keluar sejenak dari dunia game dan medsosmu yang sudah menyita waktu itu, lalu bacalah berita. Segepok fakta meroketnya bahan-bahan pokok akan terpampang nyata di sana.
Telur, misalnya. Menu sarapan andalan emak kalau pas bangun kesiangan ini, sekarang makin tak terjangkau. Sempat bikin berbunga-bunga saat berada di angka 19 ribu per kilo, elah sekarang harga telur jadi 33 ribu per kilo. Edyan!
Minyak goreng juga sama. Paling murah, minyak goreng kemasan ini dibanderol dengan harga 38 ribu. Padahal biasanya, khusus Jumat, Sabtu, dan Minggu, duit 26 ribu sudah bisa bawa balik minyak goreng dari Indomaret. Sungguh, kenaikan harga telur dan minyak goreng ini adalah musibah bagi para pencinta telur dan gorengan.
Tapi, jangan khawatir. Selalu ada jalan menuju telur dan gorengan. Kecintaanmu terhadap dua makanan itu tak perlu terputus, meski harga keduanya bikin dompet meletus. Ini dia tiga solusi tetap bisa makan telur dan gorengan meski emak berhenti menyediakannya di meja makan karena harga yang makin nggak masuk akal.
#1 Ikut kerja bakti
Kalau selama ini kamu asik dengan duniamu sendiri, ogah mingser dari kamar, kecuali mau ke kamar mandi, segeralah tobat. Keluar dan rajinlah ikut kerja bakti yang diadakan oleh RT, RW, ataupun masjid dekat rumah. Ingat, di mana ada kerja bakti, di situ ada gorengan. Kerinduanmu terhadap minyak-minyak yang membasahi bibir dan ujung-ujung jari, seketika dapat segera terlampiaskan.
Kemudian, kalau stok rasa malumu lupa belum di-charge, bolehlah diem-diem gorengannya dimasukin kantong buat dibawa pulang. Ingat, yang kangen gorengan nggak cuma kamu doang, tapi seisi rumah.
#2 Ikut tahlilan
Sudah bukan rahasia lagi kalau acara-acara serupa tahlil, selametan, sering menyajikan gorengan sebagai menu sajiannya. Ditambah lagi, ketika acara selesai, para tamu yang hadir akan diberi besek yang di dalamnya ada satu benda wajib: telor, Gaes! Telor! Yeay, double strike ini namanya! Gorengan diembat, telur pun didapat.
Jadi, mulai sekarang nggak usah uring-uringan kalau diminta bapak untuk menggantikan beliau menghadiri acara tahlilan. Bahkan kalau perlu, tanpa diminta oleh bapak sekalipun, kamu harus mengambil langkah-langkah inisiatif terlebih dahulu. Lakukan dengan senang hati, karena gorengan dan telur sudah menanti. Tabik!
#3 Aktif organisasi
Aktif mengikuti organisasi di masyarakat juga merupakan salah satu jalan melepas rindu dengan gorengan. Nggak harus gabung Pemuda Pancasila. Tapi, mulai dari yang paling dekat saja dulu. Gabung di karang taruna atau perkumpulan remaja masjid, misalnya.
Biasanya, organisasi kemasyarakatan ini akan mengadakan pertemuan secara rutin. Momen pertemuan itulah yang bisa kamu manfaatkan untuk menuntaskan rindu dengan gorengan. Kalau, toh, ternyata menu sajiannya nggak ada gorengan, jangan sedih. Setidaknya kamu bisa dapat kenalan baru, syukur-syukur pacar baru. Eh.
Harga telur boleh naik, tapi urusan-urusan krusial dalam hidup harus terus jalan. Makanya, cepet cari pacar. Nggak nyambung? Nggak apa-apa, di dunia ini nggak harus semuanya nyambung kok.
Itulah tiga cara tetap bisa makan telur dan gorengan meski harganya melejit. Sedih rasanya, bahkan untuk urusan perut pun kita harus pandai-pandai mengakali. Padahal, gorengan dan telur adalah penyelamat ketika tanggal gajian jauh dari kata dekat. Kalau harganya makin nggak terjangkau seperti saat ini, ditambah harga gas elpiji juga naik, apa kita harus pindah ke Metaverse saja?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya