Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Buku yang Harusnya Disita karena Berbahaya

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
13 Oktober 2020
A A
buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari belakang negara dibuat sibuk menangkap beberapa provokator yang katanya “menunggangi” demonstrasi. Mereka sibuk juga mencari siapa dalang penyebar hoaks, entah hoaks macam apa. Mereka juga kalang kabut menangkap beberapa orang yang dianggap berbahaya, dengan barang bukti yang sangat berbahaya sealam raya, ya, apa lagi kalau bukan buku.

Buku ini sifatnya berbahaya betul, asal kalian tahu. Manusia yang membaca, konon bisa jadi pintar. Demi Blastoise yang mengeluarkan water cannon, betapa bahayanya barang ini. Lha piye, kalau masyarakat pintar, bisa-bisa para korporat, cukong, dan orang-orang gedongan nggak bisa lagi memperdaya masyarakat yang disebut rakyat.

Saya juga kurang setuju dengan keberadaan buku. Selain buat cerdas, membaca atau membuat buku itu adalah proses meluruskan nalar. Ini sama sekali nggak cocok dengan sejarah bangsa yang bengkok-bengkok dan keadilan HAM yang entah belok ke mana. Buku ini sifatnya berbahaya. Daripada dibaca, mbok ya bakar saja.

Misalkan Ibu saya, sehabis membaca buku resep Mustikarasa, mosok ya blio bisa masak sayur bening. Wah, ini kebangetan, kan saya nggak suka sayur bening. Ini adalah contoh bagaimana barang ini sejatinya berbahaya. Bisa menambah ilmu, pemahaman, meluruskan nalar, daya ingat, olah pikir, dan paling berbahaya sifat kritis.

Saya sangat mendukung buku Tan Malaka dijadikan bahan bukti. Akhirnya, semesta mendengar keinginan saya. Filsuf Indonesia yang digandrungi anak muda karena materialisme, dialektika, dan logika ini sangat nggak cocok dengan jati diri bangsa yang sukanya saling serang di kolom komentar media sosial. Mosok yo harus membaca Aksi Massa, Gerpolek, hingga Madilog. Ucapkan persetan kepada kepintaran!

Nah, selain buku Tan Malaka, harusnya kita mengembangkan integritas dalam larang melarang. Agar apa? Agar kita mempersempit bacaan kritis pemuda Indonesia. Agar kalo ada demonstrasi lagi, mudah untuk disalahin lantaran membawa barang bukti. Kan kita alergi sesuatu yang bikin pintar dan cerdas.

Beberapa hari yang lalu ada yang membaca RPUL. Wah, ini udah kelewatan. Ibaratnya, buku ini sudah nggak bisa ditoleransi. Lha gimana, buku Tan Malaka yang isinya seputar kehidupan sosial saja dijadikan barang bukti, apalagi ini, memuat rangkuman tentang pengetahuan umum. Ada embel-embel “lengkap” pula.

Buku ini sangat berbahaya karena bikin pintar anak-anak di bawah umur. Cakrawala ilmu mereka terbuka begitu lebar. Banyak asupan informasi yang belum mereka tahu sebelumnya. Kandungan pengetahuan dalam buku ini, lebih banyak ketimbang Menuju Merdeka 100 Persen. Sudah, nggak usah dikaji kandungan isinya, kan sesuatu yang mencerdaskan, itu berbahaya.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

4 Risiko Kos Dekat Kampus, Salah Satunya Harga Sewa Ugal-ugalan, tapi Fasilitas Ampas!

Kawan saya juga dengan etel memamerkan sedang membaca Atlas. Saya nggak habis pikir. Saya nggak tahu bagaimana kelanjutan hajat kehidupan kawan saya yang satu ini. Lho kok gitu? Apa salah Atlas? Ya, jelas salah karena Atlas ini berbahaya bukan main. Layak disita, dibakar, dan dijadikan barang bukti demonstrasi. Tolong serius sedikit, saya sedang nggak bercanda.

Atlas berisikan peta-peta berbagai negara dunia. Salah satunya ada peta negara Cina. Nah, Cina ini memegang erat paham komunis liberal wahyudi praktis! Barang ini bisa dijadikan bukti sebagai kebangkitan PKI yang membumi hanguskan keturunan terpelajar kita tempo lalu. Selain itu, Atlas juga memuat peta Rusia, sebuah negara di mana komunisme adalah paham negaranya. Sungguh, Atlas ini amat berbahaya.

Selain penunjuk jalan yang bertuliskan “belok kiri jalan terus”, Atlas juga bisa jadi sumber kebangkitan PKI. Kan negara kita begitu alergi dengan partai yang lama mati. Apa lagi Atlas jelas-jelas memasang peta Cina, Rusia, bahkan Kuba.

Ada buku lagi yang membuat saya resah bukan main. Yakni manual book merakit barang elektronik. Sejatinya, barang ini baiknya dilenyapkan saja. Selain ribet karena banyak bacaannya, juga sungguh berbahaya. Ya, merakit elektronik saja bisa, apa lagi merakit nalar dan kecerdasan. Sungguh, barang ini berbahaya.

Lantas buku apa yang diperbolehkan? Buku dongeng. Selain mudah dicerna, nggak perlu mikir berlebihan, juga merupakan sarana terbaik untuk tidur. Ya, asal jangan baca saat rapat aja, sih. Nanti kalau tidur saat rapat, kan nggak lucu.

Buku itu bikin penguasa alergi, kawan. Lantas, untuk apa ada barang ini? Tidak perlu membaca terlebih dahulu, tidak perlu mengkaji kandungan isi, apa lagi membentuk pola pikir dan korelasi antara buku itu berbahaya bagi siapa. Langsung jadikan barang bukti saja. Sama seperti buku Tan Malaka yang berjudul Aksi Massa.

Padahal Aksi Massa ditunjukkan untuk kritik pemerintah kolonial saat itu. Bukan sebagai tanggapan atas gagalnya revolusi yang dikobarkan PKI. Lini masa kapan buku ini terbit dan untuk apa terbit itu sejatinya hal dasar lho. Bahkan itu adalah pemahaman dasar, nggak butuh membaca lembar demi lembar dulu atau bahkan mengkaji. Hal sederhana saja salah, apalagi kalau baca. Tapi, nggak masalah, kecerdasan adalah musuh, entah musuhnya siapa.

Harapan saya ya, tiga buku di atas, tolong ditindak tegas. Soalnya, tidak ada yang baik. Kecuali dongeng, biar bisa bobok siang. Hmm tapi sejatinya buku itu hal sehat. Terutama saat dibaca, dicerna menggunakan otak dan dirasa menggunakan perasaan. Masalahnya, saya nggak punya otak dan perasaan. Persetan dengan buku dan kecerdasan! Sita saja!

BACA JUGA Saya Pendemo yang Usai Demonstrasi, Pulang ke Rumah Seorang Polisi dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2020 oleh

Tags: bahayaBukukeamanankecerdasansita
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

12 Oktober 2024
5 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Masuk Penjara (Unsplash.com)

5 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Masuk Penjara

12 September 2022
Ide Membangun 10 Ribu Perpustakaan Desa Bukti Perpusnas Gagal Paham dengan Kondisi Literasi di Desa Mojok.co

Ide Membangun 10 Ribu Perpustakaan Desa Bukti Perpusnas Gagal Paham dengan Kondisi Literasi di Desa

24 Februari 2024
pedagang buku penjual buku online toko buku online Segalau-galaunya Hubungan Tanpa Status, Masih Lebih Galau Tak Kesampaian Beli Buku di Tanggal Tua

Sisi Manis Pedagang Buku Online, Profesi yang Bikin Saya Banting Setir Sekian Tahun Lalu

30 April 2020
Pacaran Wajib Sleep Call Itu Logikanya di Mana deh? Tidur Aja "Diawasi", kayak Lagi Dipenjara Aja

Pacaran Wajib Sleep Call Itu Logikanya di Mana deh? Tidur Aja “Diawasi”, kayak Lagi Dipenjara Aja

14 Juli 2023
enid blyton lima sekawan mojok

Lima Sekawan, Buku yang Berjasa Memberi Warna Indah pada Dunia Anak

22 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.