#2 Kafe dengan konsep co-working tanpa memberatkan kantong dibutuhkan di sini
Tingginya angka mahasiswa dan pekerja di Sambiroto Semarang sejatinya juga dapat dimanfaatkan untuk membuka co-working space. Celakanya, mayoritas kafe di daerah ini mengusung konsep lawas sebagai ruang untuk bercengkrama sejenak saja. Padahal kebiaaan menyelesaikan tugas dan pekerjaan di kafe sudah mendarah daging semenjak skema bekerja secara remote diaplikasikan pasca pandemi.
Meskipun ada satu atau dua kafe semacam ini, syaratnya cukup ribet. Contohnya, ada minimum nominal pembelian makanan atau minuman yang berlaku sebagai tiket masuk working space selama tiga jam saja. Tak heran, sejumlah mahasiswa memilih McD atau KFC sebagai alternatif lokasi menuntaskan tugas mereka karena tidak ada syarat pembelian minimum meski terkadang keputusan ini mengundang nyinyiran pembeli lain. Akan menjadi kesempatan berbuah manis apabila ada pelaku usaha yang bersedia membuka co-working space di Sambiroto.
#3 Toko zero waste yang menyediakan beragam produk ramah lingkungan
Di samping menanjaknya kesadaran akan kesehatan, isu pelestarian alam juga mulai banyak diperhatikan. Masyarakat yang paham akan pentingnya menjaga ekosistem berlomba-lomba mengurangi pemakaian plastik. Sialnya, niat baik mereka ini kurang didukung lingkungan yang masih mengagungkan budaya konsumerisme.
Buktinya, jaringan minimarket tumbuh subur di wilayah Sambiroto Semarang. Jelas, produk yang dijual di etalase dikemas dengan bahan plastik yang sulit terurai. Padahal, konsumen sesungguhnya hanya butuh isi produk, buka pembungkusnya. Seandainya ada pelaku usaha yang terketuk hatinya untuk mendirikan toko zero waste yang memfasilitasi pembelian isi ulang produk, warga sekitar mungkin semakin semangat berpartisipasi dalam usaha memelihara tren gaya hidup berkelanjutan.
Sambiroto, dengan lokasinya yang strategis dan pertumbuhan yang dinamis, membuka pintu lebar bagi para pelaku usaha yang hendak menjajal keberuntungannya di Semarang. Bermodalkan pertumbuhan yang pesat dan karakteristik penduduk yang bermacam-macam, sederet ide usaha yang tampak mengawang sebenarnya tidak mustahil jika dieksekusi. Sebab, preferensi masyarakat sekarang semakin mengerucut dengan pasar yang semakin tersegmentasi.
Yang terpenting, menjadi pengusaha tidak lantas artinya mengejar profit semata. Namun, mengutamakan sustainability adalah fokus yang tak mungkin dikesampingkan.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sambiroto, Sebaik-baiknya Daerah untuk Ditinggali di Semarang.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.