3 Alasan yang Bikin Saya Enggan Mandi Pakai Shower meski Ada di Kamar Mandi

3 Alasan yang Bikin Saya Enggan Mandi Pakai Shower meski Ada di Kamar Mandi Terminal Mojok

3 Alasan yang Bikin Saya Enggan Mandi Pakai Shower meski Ada di Kamar Mandi (Shutterstock.com)

Mandi adalah salah satu rutinitas penting harian yang dilakukan orang. Tentu saja karena ini berhubungan dengan kebersihan diri sendiri. Ada berbagai macam cara yang dilakukan orang untuk mandi. Ada yang menggunakan gayung, tak sedikit pula yang menggunakan shower. Namun, ada juga yang senang berendam di dalam bak mandi seperti orang Jepang, lho.

Di kamar mandi rumah tempat saya tinggal, tergantung sebuah shower merek ternama. Harganya pun lumayan mahal. Meskipun demikian, saya nggak pernah mandi pakai shower. Hanya anggota keluarga lain yang menggunakan shower tersebut untuk mandi.

Sebenarnya kalau boleh jujur, mandi pakai gayung memang butuh usaha “lebih”. Saya harus mengisi ember terlebih dahulu bila ember di kamar mandi kosong, dan setelah ember lumayan terisi penuh, saya bisa mulai mandi. Namun, saya justru lebih menyukai mandi pakai gayung ketimbang shower. Setidaknya ada tiga alasan yang bikin saya enggan menggunakan shower untuk mandi.

#1 Kesannya kayak orang pelit

Hal pertama yang saya rasakan saat mandi menggunakan shower: kok kayak orang yang pelit nggak mau menggunakan air? Ibaratnya, saya mandi dengan tetesan-tetesan air yang sangat sedikit. Tentu hal ini berbeda dengan mandi menggunakan gayung. Air yang diguyurkan ke tubuh dari gayung itu lebih banyak, jadi nggak terkesan pelit atau kekurangan air.

Tetesan airnya terasa sedikit, tak seperti gayung yang langsung banyak (Shutterstock.com)

#2 Kurang efektif dan nggak leluasa

Kalau mandi menggunakan gayung, sekali guyur saja air yang diguyurkan dari gayung ke tubuh itu banyak. Karenanya bisa efektif membasuh seluruh tubuh. Selain itu, karena guyuran air banyak, bisa membuat tubuh kita menjadi lebih segar. Sedangkan saat memakai shower, saya harus menggerakkan shower ke area-area tubuh agar bisa terbasuh dengan baik. Rasa-rasanya jadi kurang efektif dan mandi jadi terasa lebih lama karena harus mengarahkan shower ke bagian-bagian tubuh yang ingin dibasuh.

Selain itu, shower juga disambungkan dengan keran air di kamar mandi menggunakan selang. Nah, buat saya, selang ini cukup bikin repot, sebab bikin saya nggak leluasa menggerakkan kepala shower. Beda halnya ketika mandi memakai gayung. Saya lebih leluasa menggerakkan gayung.

Kurang leluasa ketika menggerakkan shower karena ada selangnya (Shutterstock.com)

#3 Boros

Rumah-rumah yang memasang shower di kamar mandi harus memasang pompa pendorong atau biasa disebut juga pompa booster. Apa jadinya kalau ada shower, tapi nggak pakai pompa tersebut? Tekanan air akan lemah sehingga air yang keluar dari lubang-lubang shower akan terasa kurang “nyemprot”. Bagi orang yang terbiasa menggunakan shower, tentu nggak akan nyaman apabila air yang keluar dari lubang-lubang shower kurang “nyemprot”.

Nah, pompa pendorong ini lumayan menyedot listrik. Rata-rata pompa ini punya watt dalam kisaran 200 hingga 300 watt. Semakin besar watt-nya, maka tekanannya akan semakin tinggi. Kalau kamu mandi tiap hari menggunakan shower, sudah pasti tagihan listrik bakal membengkak. Jadi, supaya lebih hemat, saya putuskan untuk mandi pakai gayung.

Ilustrasi pompa air (Shutterstock.com)

Itulah tiga alasan saya enggan mandi pakai shower. Tapi, kalau nggak ada gayung dan ember, ya saya terpaksa menggunakan shower. Ketimbang nggak mandi sama sekali dan malah berakibat mengganggu banyak orang gara-gara aroma tubuh yang kurang sedap, kan?

Penulis: Rahadian
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kebiasaan Mandi dan Gosok Gigi Unik Orang Korea.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version