Bagi manusia, makan adalah sebuah kebutuhan dan sebuah keharusan. Sedangkan menonton orang makan adalah sebuah kenikmatan. Iya, menonton para food vlogger ataupun food reviewer ketika makan atau mengulas sebuah makanan adalah hal paling nikmat dalam menyelami dunia digital dan perkontenan. Kita bisa seakan-akan dibawa menikmati makanan tersebut dan merasa kenyang sendiri ketika menonton orang makan, meskipun setelahnya kita merasa lapar.
Di Indonesia, konten makan-makan ini selalu punya basis penonton yang sangat luas dan banyak. Nex Carlos, Mgdalenaf, atau Tanboy Kun jadi salah tiga food vlogger yang punya penonton banyak dan selalu menyenangkan untuk ditonton, apalagi Nex Carlos.
Itu kalau di Indonesia. Kalau di ranah global atau seluruh dunia, ada tiga nama yang mungkin jadi yang paling populer. Ada Trevor James dari The Food Rangers, Mark Wiens, dan Sonny Side dari Best Ever Food Review Show. Menonton video dari ketiga orang (kanal) ini seperti sebuah kenikmatan yang tiada tara. Mulai dari makanan yang bervariasi, hingga ekspresi dan pembawaan masing-masing mereka yang punya ciri khas masing-masing. Dengan subscriber di angka 5-6 juta, sah, lah, kalau tiga orang ini dikatakan top 3 food vlogger atau food reviewer seluruh dunia.
Namun, tidak sah rasanya kalau sudah menempatkan mereka di top 3 tetapi tidak memilih yang terbaik di antara mereka. Kalau disuruh memilih, mungkin sebagian besar orang akan memilih Trevor James dari The Food Rangers atau Mark Wiens. Namun, food vlogger atau food reviewer terbaik seluruh dunia menurut saya, harusnya jatuh ke tangan Sonny Side dari Best Ever Food Review Show. Kalau mau tahu apa alasannya, silakan disimak di bawah ini.
#1 Terkonsep dan tematik
Sebagai food vlogger atau food reviewer (Sonny Side menyebut dirinya food expert), Sonny tidak hanya ingin penonton menyaksikan dirinya makan sebuah makanan dan menyuguhkan “yummy face” seperti Mark Wiens atau banyak bicara seperti Trevor James. Sonny mencoba untuk mencari tahu apa latar belakang makanan ini, dari mana asalnya, dan bagaimana membuatnya. Itu dikemas secara baik dan tematik.
Misalnya, ketika ingin membahas edisi daging, ya fokus di daging saja, tidak perlu ke makanan-makanan lain. Bahkan ada video edisi keliling Vietnam naik motor mencari makanan khas dan edisi mengunjungi pabrik untuk mengetahui bagaimana produksi sebuah produk makanan.
#2 Lebih entertaining
Secara pembawaan, Sonny Side mungkin tidak seramah Mark Wiens atau semenarik Trevor James. Akan tetapi, Sonny Side mungkin bisa dibilang lebih menghibur dari mereka berdua. Pembawaannya yang lucu dan agak kocak membuat sebuah review makanan yang dia bawakan lebih menghibur. Ditambah lagi gaya pakaiannya seperti Jejak Si Gundul dengan memakai bandana di kepala.
Secara ekspresi pun Sonny bisa dibilang lebih “jujur”. Ketika berhadapan dengan makanan yang sangat enak, Sonny akan menunjukkan ekspresinya. Bahkan ketika berhadapan dengan makanan yang aneh atau makanan yang ekstrim pun, Sonny akan mengernyitkan dahinya seakan berkata dalam hati, “Ini makanan apa, sih?” Tidak jarang juga Sonny menyelipkan humor-humor (meskipun garing) di setiap videonya.
#3 Kolaboratif
Sangat jarang menemukan Sonny Side di videonya mereview makanan sendiri. Hampir selalu ada satu orang yang menemaninya untuk berpetualang mencari makanan. Biasanya, orang yang diajak oleh Sonny adalah food expert atau orang lokal di tempat Sonny berkunjung.
Namun, ini terjadi tidak hanya ketika berkunjung jauh. Ketika berburu makanan di Vietnam (tempat tinggal Sonny saat ini) pun, Sonny tetap ditemani oleh satu orang co-host untuk mengulas dan menikmati makanan. Sonny mungkin tahu bahwa untuk menikmati makanan, perlu ada perspektif dari orang lain terhadap makanan tersebut. Apalagi kalau makanannya aneh atau kurang wajar. Jadi, peran co-host ini bisa dibilang cukup penting bagi Sonny.
Itulah tiga alasan yang cukup kuat untuk menasbihkan Sonny Side dari Best Ever Food Review Show sebagai food vlogger atau food reviewer terbaik di dunia. Mungkin banyak dari kalian yang tidak sepakat dan punya pilihan lain, ya, itu terserah. Toh, saya punya alasannya dan nggak asal.
BACA JUGA Tak Main-Main, Para Food Vlogger Juga Berperan Sebagai Penglaris Warung Makan dan tulisan Iqbal AR lainnya.