Pandemi agaknya membuat orang-orang mulai mencari hewan-hewan peliharaan untuk diurus. Hewan peliharaan yang paling banyak digandrungi tentu saja kucing dan anjing. Sialnya, beberapa orang yang alergi bulu atau punya penyakit asma nggak bisa ngurus kucing dan anjing. Maka dari itu, ikan hias adalah alternatif terbaik untuk orang-orang yang nggak bisa ngurus kucing dan anjing. Meskipun tanpa disadari, kita sebenarnya sudah ngurus anjing di mulut kita loh. Eh.
Meski jumlah penyuka ikan hias nggak sebanyak orang yang mengurus kucing atau anjing, setidaknya ada tiga alasan yang bikin ngurus ikan lebih menyenangkan dibanding mengurus hewan peliharaan lain, termasuk kucing dan anjing. Ini dia beberapa alasannya.
Suara air dalam akuarium itu bikin tenang
Sudah menjadi pengetahuan umum kalau suara air yang mengalir secara konstan itu bikin tenang. Penelitiannya juga ada. Sebab ikan hias butuh oksigen untuk bertahan hidup, maka diperlukan aerator agar kadar oksigen selalu terjaga. Aerator atau filter kalau bekerja di air akan menciptakan suara. Kalau kalian sering denger bluk-bluk di air, itu berarti filter sedang bekerja “menciptakan” oksigen.
Kenapa orang bisa tenang saat dengar air mengalir? Kalau kata penelitian, itu disebabkan salah satunya karena manusia emang sejak dari rahim sudah akrab dengan suara air. Di rahim kan banyak juga yang dihantarkan oleh air. Buat kalian yang punya masalah tidur, saya rekomendasikan untuk memelihara ikan hias. Suara air yang mengalir sebagai pengantar tidur itu jitu banget loh. Itulah alasan secara nggak sadar, waktu di pantai atau kolam renang kita suka nggak sengaja ketiduran.
Bokernya nggak bau
Ini poin yang amat penting. Bokernya ikan tuh nggak gede kayak bokernya kucing sama anjing. Bokernya ikan cenderung lebih ke panjang. Itu pun cuma beberapa jenis ikan aja, yang lain bokernya bahkan kecil sekali. Selain kecil, boker ikan tuh nggak bau, minimal untuk kita, nggak tahu kalau buat mereka, haha. Jadi kita nggak perlu tutup hidung tiap kali mereka boker. Malah kadang lucu lihat bokernya ikan yang panjang melambai-lambai dan nggak putus di bawah tekanan air, heuheu. Bokernya aja lucu, ikan gitu loh.
Kita juga nggak perlu repot-repot bersihin bokernya, kalau akuariumnya pakai filter, eeknya itu bakal kesedot sendiri sama filternya dan aquarium pun kembali suci seperti sediakala. Bahkan kalaupun kita lagi makan, nggak masalah kok sambil lihatin ikan-ikan itu boker. Aman pokoknya, nggak bikin jijik.
Oh ya, bokernya ikan juga nggak bikin lingkungan di sekitar kita jadi kotor, nggak seperti bokernya kucing dan anjing. Kalau ikan boker, kalaupun bikin kotor, ya tempat mereka sendiri yang jadi kotor.
Ikan nggak akan bikin miskin
Niat orang mengurus hewan peliharaan itu tentu saja buat bikin senang, bukan? Tapi sial, saat mau cari sumber kesenangan, eh ternyata malah ngabisin duit. Nah, menyenangkannya mengurus ikan itu nggak akan ngabisin banyak duit. Kita bisa beli sepuluh ikan cuma dengan modal duit Rp10.000 doang loh. Pakannya juga cuma pelet yang harganya Rp5.000 bisa dipakai sampai dua bulan.
Kecuali kalian penginnya beli arwana super-red gitu, baru kalian tekor.
Ngurus ikan nggak akan bikin miskin sama sekali, cocok buat kamu yang berpenghasilan di bawah rata-rata, hehe. Bahkan, kalau kamu paham gimana cara mengembangbiakkan ikan, mengurus ikan malah bisa jadi bikin kamu kaya. Belum lagi jodoh-jodohin ikan hias itu gampang banget. Tinggal kasih satu betina dan dua jantan, si betina nanti bakal milih satu jantan yang dipenginin, terus jadilah mereka beranak pinak, banyak banget!
Itulah beberapa alasan mengapa mengurus ikan itu menyenangkan dibanding mengurus hewan peliharaan lainnya. Oh ya, ngurus ikan juga mengajarkan kita bahwa menyayangi itu nggak harus selalu membelai-belai dan dekat dengannya. Beberapa bukti sayang justru mesti dilakukan dengan memperhatikan dari jauh dan ikut senang kalau orang yang disayang senang.
Nggak, saya nggak akan bilang anjay kok.
BACA JUGA Orang Tua yang Memutuskan Nikah Lagi Setelah Bercerai Itu Nggak Seburuk Cerita FTV dan tulisan Tazkia Royyan Hikmatiar lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.