Selama lebih dari 20 tahun, kita disajikan puluhan film superhero oleh industri film Hollywood yang mereka adaptasi dari komik-komik superhero Marvel maupun DC. Dan kita, dengan suka cita, menyambutnya, lalu berbondong-bondong ke bioskop, lalu membicarakan tentang hal itu selama beberapa hari. Siklus itu terus berulang tiap kali film serupa muncul.
Tapi, kenapa sih kita rasanya antusias dan suka banget sama film superhero, padahal… ya gitu-gitu doang kan filmnya?
Tokoh utamanya punya kekuatan super. Lalu, berusaha berbuat yang benar dengan menjadi penegak keadilan, dengan motivasi yang itu-itu aja: dendam masa lalu, orang tua meninggal di depan mata, kalau-bukan-gue-siapa-lagi-isme, atau trauma. Itu-itu terus.
Lalu, konfliknya nanti seputar kepribadian, atau bermasalah dengan musuh, lalu musuh bikin si tokoh utama meragukan dirinya. Lalu, satu jam kemudian, si tokoh utama menemukan jawaban atas masalahnya, lalu tiba-tiba dia bisa mengakses kekuatan dengan level yang lebih tinggi. Gituuu melulu.
Lalu, meski alurnya sudah ditebak dan klise, apa yang menyebabkan film superhero tetap laris dan ditonton?
#1 Sebagai escape mechanism
Selama ini, kita hidup di dunia yang penuh dengan ketidakadilan. Begal di mana-mana. Korupsi di mana-mana. Politisi busuk di mana-mana. Yang berteriak lantang, kalau nggak kena teror ya diracun di pesawat. Sekalinya ada yang dapet panggung, eh yang muncul malah ketua BEM yang kocak.
Angele urip.
Kita nggak punya kuasa sama sekali untuk melawan ketidakadilan tersebut. Kita manusia biasa, dibatasi oleh kemampuan yang itu-itu aja dan gaji yang segitu-segitu saja.
Nah, film superhero membantu kita semua untuk kabur dari realitas di atas (escape mechanism) dengan menyajikan pahlawan super yang membasmi kejahatan. Mulai dari begal sampai koruptor ia basmi semua. Sejenak, kita bisa puas melihat orang-orang yang selama ini mendzalimi kita dibasmi oleh para superhero.
Selama beberapa jam,kita bisa kabur dari realitas hidup yang sangat pahit. Jujur saja, setelah nonton film superhero yang kerjanya membasmi kejahatan, kita merasa lega banget kan? Karena di dunia nyata, penjahatlah yang selalu menang, tapi di film superhero, orang baiklah yang selalu menang.
Apalagi kalau nonton filmnya sama orang yang terkasih, ayang misalnya. Kpn y.
#2 Pada dasarnya, semua manusia itu baik
Saya pikir, hampir semua manusia di dunia ini pada dasarnya merupakan orang yang baik. Makanya kita suka banget dengan film-film superhero. Superhero yang kita tonton mewakili jiwa-jiwa kepahlawanan kita yang selama ini cuma bisa kita pendam di dalam hati dan pikiran kita. Kita nggak bisa meluapkannya atau menyalurkannya ya karena itu tadi, sebagai manusia, keterbatasan kita terlalu banyak.
Contohnya, begini deh. Katakanlah kamu melihat orang di depanmu dipalak oleh orang yang perawakannya mirip Brock Lesnar. Pasti pikir-pikir kalau ingin pasang badan dan melawan ketidakadilan tersebut. Tapi, kita, sebagian besar, memilih untuk pergi dan menghindari berurusan dengan hal tersebut. Coba saja kita punya kekuatan, nyali kita turah-turah melawan orang kek gitu.
Saya tau, kalian pasti mencibir ucapan saya di atas. Tapi, saya sih yakin, Anda bisa mencibir karena belum atau tidak dalam posisi seperti itu. Coba, revisi cibiran Anda nantinya kalau (amit-amit) berada di posisi tersebut. Tapi, doa saya sih, semoga tidak, semoga semua selamat, dan gaji naik tiga kali lipat. Aamiin.
#3 Mengajarkan nilai-nilai kebaikan
Banyak orang yang berkata bawa cerita superhero itu fiksi. Ya ini mah jelas, nggak perlu lagi didebat. Apalagi kalau bilang, “Ah, ngapain nonton film Marvel, fiksi doang.” Ya iya, emang maunya nyata? Situ mau kepalanya digeprek Chitauri? Saya sih, mending hidup gini-gini aja. Serius.
Tapi, film superhero memberikan kita satu hal yang pasti: nilai kebaikan. Kebaikan selalu jadi prioritas bagi tokoh utama. Apa pun yang terjadi dan menimpa, mereka berusaha mencari silver lining dan menyikapinya dengan baik.
Kecuali Tony Stark, dia memang brengsek.
Sebenarnya, itulah yang jadi nilai plus dan memang harus kita pelajari. Bahwa hidup ini brengsek dan menyebalkan, betul. Hidup ini tak memberi tempat untuk orang lembek dan lemah, betul. Tapi, bagaimanapun, kita tetap bisa bikin dunia ini sedikit lebih baik dengan mengutamakan kebaikan dan selalu menjadi orang baik. Memang susah, tapi yang terbaik memang tak pernah mudah, kan?
Visual yang makin hari makin bagus, efek yang luar biasa, bikin film superhero jadi makin digandrungi. Jadi ya, wajar jika film superhero selalu ditonton dan akan selalu membludak penontonnya. Sebab, ia, seringnya, adalah refleksi atas ketidakmampuan kita melawan hal-hal yang ingin kita lawan.
Kecuali Fantastic Four yang remake, ya Allah itu film apaan.
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Menggugat Ketiadaan Bioskop Modern di Bukittinggi