Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

3 Alasan Film Madre Nggak Setenar Filosofi Kopi meski yang Nulis Sama

Iqbal AR oleh Iqbal AR
10 Oktober 2021
A A
3 Alasan Film Madre Nggak Setenar Filosofi Kopi meski yang Nulis Sama terminal mojok.co

3 Alasan Film Madre Nggak Setenar Filosofi Kopi meski yang Nulis Sama terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi yang sudah mendalami dunia sastra era 2000-an, pasti sudah tidak asing dengan Madre dan Filosofi Kopi. Dua karya Dee Lestari ini memang menjadi dua dari karya Dee yang cukup berhasil. Keberhasilannya ditandai dengan adaptasi kedua karya ini menjadi sebuah film layar lebar. Madre resmi menjadi sebuah film pada 2013, menyusul Filosofi Kopi (dilanju dengan sekuelnya) mulai 2015. Di sinilah jalan bercabang itu muncul, di mana dua karya dari satu penulis yang sama, menjumpai takdir yang berbeda.

Kita mungkin sudah tahu betapa masifnya virus Filosofi Kopi di awal kemunculannya. Ini kelihatan dari cukup banyaknya sekuel, spin off, tentang Filosofi Kopi. Bahkan, bisa dibilang bahwa Filosofi Kopi (baik itu film maupun coffeeshop-nya) menjadi salah satu pemicu tren coffeeshop yang kita kenal sekarang ini, Intinya, sudah banyak orang yang jadi tahu dan paham seluk beluk kopi berkat Filosofi Kopi.

Lalu bagaimana dengan Madre? Film ini bercerita tentang pemuda 27 tahun bernama Tansen. Ia seorang peselancar, yang mendapatkan warisan berupa adonan biang roti bernama Madre, beserta toko roti legendaris, Tan De Bakker, yang sudah lama tidak beroperasi.

Selain harus memikirkan adonan biang roti dan bagaimana menghidupkan Tan De Bakker, Tansen yang diperankan oleh Vino G. Bastian juga harus berhadapan dengan Meilian Tanuwidjaja (diperankan oleh Laura Basuki), seorang pengusaha roti Fairy Bread yang mengincar Madre untuk dia beli. Kebimbangan Tansen ini akan membawa ke dalam kerja sama yang penuh konflik.

Secara komposisi, Madre ini mirip-mirip dengan Filosofi Kopi, yang menjadikan makanan/minuman sebagai bintang, dengan bumbu konflik antar kelas masyarakat. Namun, meski komposisinya serupa, Madre ternyata tidak setenar dan sesukses Filosofi Kopi. Apa alasannya?

Saya mencoba mengurai dan menemukan setidaknya tiga alasan mengapa Madre tidak setenar Filosofi Kopi. Cekidot di bawah ini.

#1 Film Madre tidak membahas seluk-beluk roti

Kalau kita tonton Filosofi Kopi, kita akan banyak menemui penjelasan mengenai kopi. Ini kopi apa, asal dari mana, ditanam di ketinggian berapa, bagaimana rasanya, dan bagaimana mengolahnya. Dan ini yang tidak kita temukan di film Madre.

Seingat saya, hanya satu adegan saja pemahaman tentang roti itu ditunjukkan, yaitu ketika Pak Hadi (Didi Petet), penjaga Tan De Bakker, menanyakan apa saja jenis roti pada Tansen.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

5 Roti Ini Sebaiknya Bertobat, Ada yang Bohong dan Penuh Jebakan

Tansen tentu saja tidak bisa menjawab, dan Pak Hadi langsung menyahut dengan menyebutkan beberapa jenis roti. Sudah, itu saja. Tidak ada penjelasan lain tentang seluk beluk roti. Kalau saja itu dibahas, pasti akan lebih menarik.

#2 Tidak ada kedekatan antara masyarakat Indonesia dengan roti

Ini yang mungkin jadi aspek utama mengapa film Madre tidak setenar Filosofi Kopi. Masyarakat Indonesia dengan roti itu tidak punya kedekatan sebagaimana masyarakat Indonesia dengan kopi. Tidak ada daerah yang makanan khasnya adalah roti (bukan kue, lho, ya).

Tapi kalau kopi, tiap daerah di Indonesia punya ciri khasnya sendiri, mulai dari Aceh, Bali, hingga Toraja. Inilah yang menyebabkan mengapa film Madre tidak mendapat ikatan yang kuat terhadap masyarakat Indonesia secara umum. Roti bukan budaya kita, lah, kalau kata orang-orang.

#3 Roti terlalu identik dengan masyarakat kelas atas

Ini mungkin masih nyambung dengan poin kedua, di mana roti yang memang bukan “budaya” Indonesia, juga hanya dinikmati segelintir kalangan. Maksudnya, hanya kalangan-kalangan kelas atas saja yang mampu (dan bisa) menikmati roti. Berbeda dengan kopi yang bisa dinikmati dan dijangkau semua lapisan masyarakat (kecuali yang punya asam lambung).

Bagi masyarakat kelas menengah atau kelas bawah, mana akrab dengan roti? Sudah mah rasanya biasa saja, tidak mengenyangkan pula. Lebih baik makan nasi, lah. Singkatnya, film Madre (dari segi cerita) ini terlalu segmented dan tidak merata ke semua kalangan.

Itulah setidaknya tiga alasan mengapa film Madre tidak setenar saudaranya, yaitu Filosofi Kopi. Ini tentu saja terlepas dari perbedaan rumah produksi dan sutradara. Secara cerita memang bagus, bagus banget bahkan.

Silakan ditonton kalau tidak percaya. Tapi, balik lagi, andai saja porsi pembahasan seluk-beluk roti diperbanyak lagi, atau masyarakat kita punya kedekatan dengan roti, atau roti merupakan makanan pokok seluruh kalangan masyarakat kita, film Madre pasti akan bisa sesukses, setenar, atau bahkan lebih dari Filosofi Kopi.

Sumber Gambar: YouTube ToyotaIndonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2021 oleh

Tags: BukuFilosofi KopiMadreroti
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

ipusnas aplikasi baca buku gratis legal ebook reader cara pakai mojok

iPusnas Adalah Aplikasi Andalan untuk Membaca E-Book Legal

11 Mei 2020
Roti Viral Aoka Siap-siap Lengser, Roti NaNa Lebih Layak Dibeli Rakyat

Roti Viral Aoka Siap-siap Lengser, Roti NaNa Lebih Layak Dibeli Rakyat

22 Maret 2024
Milk Bun Roti Viral di TikTok yang Overrated, Nggak Usah Repot-repot Jastip dari Thailand! Mojok.co

Milk Bun Roti Viral di TikTok yang Overrated, Nggak Usah Repot-repot Jastip dari Thailand!

11 Februari 2024
5 Trik Belanja Buku biar Hemat terminal mojok.co

5 Trik Belanja Buku biar Hemat

12 Desember 2021
Hah, Serial One Piece Lebih Baik? Padahal Ceritanya Aja Bermasalah!

Mencari Tahu Buku Apa Saja yang Jadi Bacaan Nico Robin dalam Serial One Piece

11 Mei 2020
Saya Tak Menyuruh Anak Saya Membaca Buku, Hanya Membiasakan 7 Hal Berikut terminal mojok

Saya Tak Menyuruh Anak Saya Membaca Buku, Hanya Membiasakan 7 Hal Berikut

29 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.