“Giveaway itu asli atau fake, sih?”
“Hadiahnya beneran nyampek ke orang yang katanya menang?”
“Terus, emang yang menang itu beneran menang?”
Kiranya itulah pertanyaan yang mubeng-mubeng di otak saya selama ini. Saya nggak pernah percaya sama yang namanya giveaway, sampai kantor tempat kerja sendiri ngadain giveaway. Ketidakpercayaan saya ini beralasan dan harusnya sih, jelas. Apalagi kalau bukan gara-gara saya nggak pernah menang.
Meski demikian, kegalauan saya lambat laun kian sirna menyadari bahwa di tempat kerja saya sendiri mengadakan giveaway. Sementara pemenangnya memang diundi sesuai ketentuan yang berlaku. Misalnya, ia telah memenuhi jumlah pembelian, mengikuti akun Instagram, dll.
Selain mempertanyakan keaslian agenda giveaway, saya juga lumayan sering dikeluhkan dengan para pencarinya. Apalagi yang bolak-balik suka nge-tag-in orang. Hadeuh, pengen tak hiiih.
Tiap giveaway, punya beragam syarat dan ketentuan yang berbeda. Namun, pada umumnya, pattern giveaway yang berserakkan di jagat maya itu salah satu syaratnya, “Tag (jumlah) teman kalian”.
Pada mulanya, saya bisa dengan legawa di-tag-in ke akun-akun penyebar giveaway. Mikirnya sih, “Ya, namanya juga usaha. Itung-itung mbantu. Nggak apa-apa, deh.”
Entah mengapa, lama-kelamaan kok jadi rada nganu, ya. Anu, lumayan mengganggu. Meskipun demikian, sejauh ini saya belum berani negur. Mikirnya masih “itung-itung mbantu”.
“Kok gitu, sih. Kan, temen sendiri.”
Ini yang mungkin nggak kepikiran. Kadang, justru temen biasa alias yang nggak deket-deket bangetlah yang jadi pemburu giveaway dan sering nge-tag akun medsos kita buat ikutan juga. Kalau temen deket, sih, saya bisa fine-fine aja dengan selalu nginget kebaikan yang pernah dilakukannya. Kalau yang nggak deket? Ehm.…
Memang, nge-tag temen bakal syarat giveaway ini umumnya dilakukan spontan dan bahkan hampir tanpa izin yang bersangkutan. Namun, jika kasusnya doi itu bukan orang deket, saya bakal seneng banget kalau di kolom komen yang bakal dia isi dengan nge-tag sejumlah akun (termasuk saya) ada penggalan, “Punten ya, Slur.” Atau, “Mon maap ngebala,” dan sebagainya. Berasa diketok dulu, gitu. Biar nggak kaget, apalagi risih.
Sedikit kiranya yang perlu dipertimbangkan sebelum akhirnya kamu—para pemburu giveaway—memutuskan untuk nge-tag-in banyak akun bakal syarat giveaway yang kamu ikuti.
Pertama, pastikan orang yang di-tag nggak risih. Terlepas orang itu deket atau tidak, intinya pastiin aja dia kira-kira bakal risih nggak kalau di-tag. Kalau kasusnya seperti saya, ya saya bakal risih, sih, di-tag sama orang yang nggak terlalu deket. Namun, nggak menutup kemungkinan bagi sebagian orang untuk bisa oke-oke aja di-tag pada akun antah berantah yang lagi ngadain giveaway.
Kedua, pastikan tidak seperti membombardir. Selain karena bukan teman dekat, kerisihan juga bisa muncul sebab frekuensi penge-tag-annya yang terlalu sering. Ini bisa jadi nggak disadari oleh si pemburu giveaway, sebab terlalu banyak akun yang dia tag ke penyelenggara giveaway. Namun, buat orang yang di-tag, itu kerasa banget. Sehari bisa dua, atau bahkan beberapa jam sekali, kena tag. Kalau udah kadung eneg dan masih terus-terusan dibom begituan, deuh… ampun, dah.
Ketiga, pastikan siapa yang bisa mencicipi hadiahnya jika menang. Jangan kacang lupa kulit lah, ya. Kalau mampu dan eloknya sih pas menang, sebagian hadiah bisa ada yang dihibahkan ke orang yang akunnya pernah dijadikan laiknya sampah di kolom komentar.
“Kan, banyak yang kena tag, Buos.”
Kalau memang bingung karena saking banyaknya orang yang kalian tag, ya cari dulu solusi lainnya. Misal, kalian pos sebagian hadiah di story, terus bilang di situ:
“Sebagai rasa terima kasih saya kepada akun-akun yang sudi dan nggak protes saya tag-in ke ajang giveaway. Ini ada sebagian hadiah untuk kalian. Namun, karena jumlah kalian terlalu banyak, jadi, ini cepet-cepetan aja, ya. Sok, yang mau hadiah ini, bisa repost story ini dan tag 1 orang temen. Kalau bisa, temennya suruh follow saya yhaaa…”
Hah? Mamam.
BACA JUGA Pengalaman Menang Giveaway dan Tips untuk Memenangkannya dan tulisan Nuriel Shiami Indiraphasa lainnya.