21 Makna Cantik Menurut Masyarakat Jawa

makna cantik dalam budaya Jawa MOJOK.CO

makna cantik dalam budaya Jawa MOJOK.CO

Cantik, sering dikaitkan dengan ketubuhan, dipandang dari sisi fisik belaka. Membosankan. Ulasan ini berusaha melihat “cantik” dari sudut pandang yang berbeda, tidak melulu perihal tubuh.

Ulasan ini akan berusaha melihat Cantik dalam pemaknaan masyarakat Jawa. Berbeda dengan standar kecantikan yang lain, bagi Raditya (2014) kecantikan itu perihal otentisitas, perihal apa adanya. Cantik itu dapat dilihat ketika sesuatu hadir dengan utuh tanpa ada usaha untuk merubahnya. Konsepsi cantik hadir sebagaimana adanya, tanpa ada standar-standar tertentu yang berusaha mendominasi konsepsi kecantikan yang lain.

Pemaknaan cantik masyarakat Jawa dibedakan dalam 21 macam, sekaligus setiap konsep memiliki makna filosofisnya tersendiri.

1) Perempuan Bongoh. Perempuan yang tampak indah menyenangkan bertubuh berseri, gemuk lagi kuat. Perempuan seperti ini cenderung bijaksana dan berkeinginan untuk bercinta.

2) Perempuan Sengoh. Perempuan yang berkulit kuning, memiliki senyum yang memberahikan dan memiliki wajah berseri agak gemuk.

3) Perempuan Plongeh. Perempuan yang murah senyum. Perempuan seperti ini cenderung setia dan rela, sehingga mampu menarik hati.

4) Perempuan Ndemenakake. Perempuan seperti ini menyenangkan karena tutur kata, wajah, mata menyenangkan hati.

5) Perempuan Sumeh. Perempuan seperti ini terlihat manis dan mudah tertawa.

6) Perempuan Manis. Perempuan seperti ini memiliki pesona mata tersendiri.

7) Perempuan Merakati. Perempuan seperti ini mulai dari mata hingga tutur bicaranya mampu menarik hati.

8) Perempuan Jatmika. Perempuan seperti ini memiliki sopan santun yang amat baik.

9) Perempuan Susila. Perempuan yang berbudi baik, ikhlas, dan berprilaku baik.

10) Perempuan Kewes. Perempuan ini terampil dalam berbicara , memiliki roman muka manis, sikap tegas dan tajam pandangannya.

11) Perempuan Luwes. Perempuan ini mampu berbicara fasih dan lentur gerak-gerik anggota tubuhnya.

12) Perempuan Gandhes. Perempuan yang tutur kata dan tingkah lakunya menarik hati.

13) Perempuan Dhemes. Perempuan yang tenang dalam sikap dan tutur katanya, sekaligus sopan dalam tingkah lakunya.

14) Perempuan Sedhet. Perempuan ini memiliki bentuk dan tinggi tubuh wanita yang sedang, cekatan dalam bertingkah dan tidak tercela,

15) Perempuan Bentrok. Perempuan ini bertubuh besar, tinggi dan berisi, sehingga tampak serba seimbang.

16) Perempuan Lencir. Perempuan ini memiliki tubuh tinggi dan bulat berisi.

17) Perempuan Wire. Perempuan yang bertubuh kecil serasi, serta anggota tubuh ketat dan tidak bercacat.

18) Perempuan Gedruk. Perempuan yang bertubuh besar, seimbang, tetapi agak kendor.

19) Perempuan Sarenteg. Perempuan yang bertubuh agak tinggi dibanding dengan besar tubuhnya, anggota tubuhnya berisi, dan gemuk buah dadanya.

20) Perempuan Lenjang. Perempuan yang bertubuh agak kecil, tetapi tinggi.

21) Perempuan Rangkung. Perempuan yang bertubuh besar, kurang tinggi, agak kerempeng (Wibawa, 2013).

Melihat macam-macam kecantikan versi masyarakat Jawa memperlihatkan bahwa konsepsi kecantikan tidak tunggal, melainkan beragam. Masyarakat Jawa melihat kecantikan melalui ke-21 jenis konsepsi kecantikan yang amat beragam.

Jika berdasarkan kategorisasi kecantikan di atas maka ada poin-poin tertentu yang perlu dipahami. Kecantikan tidak selalu melulu perihal bertubuh tubuh seksi. Intinya, semua wanita adalah cantik apa adanya.

Poin terpenting yang perlu dipahami bersama bahwa cantik juga perihal sikap moralitas yang ada dalam setiap individu. Misalnya perempuan dhemes yang menunjukkan bahwa kecantikan perempuan dapat dilihat dari sikap dan tutur katanya yang tenang, sekaligus memiliki kesopanan dalam tingkah lakunya.

Konsepsi ini menunjukkan bahwa nilai-nilai moralitas yang luhur dalam budaya Jawa. Masyarakat Jawa tidak hanya melihat cantik dalam tubuh fisik perempuan saja, melainkan juga melihat moralitas yang dimiliki dari perempuan tersebut.

Daftar Pustaka

Raditya, A. (2014). Sosiologi Tubuh: Membentang Teori di Ranah Aplikasi. Kaukaba.

Wibawa, S. (2013). Nilai filosofi jawa dalam. Litera, 12(2), 328–344.

BACA JUGA Hidup Jadi Orang Cantik Nggak Enak, itu Kata Anime dan Drakor ini atau tulisan-tulisan lainnya di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Exit mobile version