20 Kata Slang Makassar yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Anak Muda

20 Kata Slang Makassar yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Anak Muda Terminal Mojok

20 Kata Slang Makassar yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Anak Muda (Ivan Rivandy/Shutterstock.com)

Cukup lama tidak menulis tentang dialek ataupun bahasa Makassar, kali ini saya akan memperkenalkan 20 kata slang yang biasanya digunakan dalam percakapan anak muda Makassar. Ada yang merupakan plesetan huruf maupun makna, singkatan, hingga kata slang yang bersumber dari sebuah konten viral di media sosial. Biar lebih jelas, yuk kita simak 20 kata slang Makassar yang muncul dalam percakapan hari-hari.

#1 Pakintaki

Beberapa waktu belakangan, kata ini hits di Makassar. Pakintaki berasal dari kata kinta’ yang berarti (ter)sentak. Pakintaki bisa diartikan sebagai kata seruan atau perintah untuk menyentakkan. Sementara itu, ada juga kata lain yang menggunakan kata dasar kinta’, yaitu takkinta’ yang bisa diartikan sebagai kondisi tersentak karena terkejut.

Dulunya, pakintaki lebih populer di kalangan pemancing karena merupakan kata yang digunakan sebagai respons saat umpan disambar/dimakan ikan. Namun belakangan, setelah viralnya konten seorang pemuda di Jeneponto, Sulawesi Selatan, bernama Aldi, makna dan penggunaan pakintaki jadi lebih luas. Salah satunya sebagai kata pembangkit semangat seperti yang dilakukan para supporter PSM Makassar saat klub kesayangan mereka sedang atau selesai bertanding.

“Ewako PSM, pakintaki!”

#2 Pakbals

Pakbals adalah singkatan dari pakaballisik-ballisik yang berasal dari kata ballisik dan berarti jengkel atau kesal. Pakaballisik-ballisik kemudian sering disematkan kepada orang-orang yang tingkah atau ucapannya terasa menjengkelkan atau membuat orang jadi jengkel.

Contoh: Malaska saya bati-bati, ka pakbals dudui (Saya malas menghiraukan dia karena dia sangat menjengkelkan)

#3 Pabertel

Pabertel merupakan singkatan dari (pa) berak dan telinga. Dilihat dari asal katanya, tentu sudah bisa ditarik kesimpulan bahwa kata ini sering kali disematkan terhadap orang-orang yang suka bicara omong kosong atau berlebihan.

#4 Pasulo

Sewaktu kecil saya mengenal kata ini sebagai gambaran atas aktivitas orang-orang yang mencari/menangkap ikan pada malam hari dengan menggunakan obor atau lampu petromaks. Namun, beranjak remaja hingga saat ini, pasulo justru lebih banyak digunakan sebagai gambaran atas sikap seseorang yang suka berbohong atau membodohi teman-temannya.

Jadi, kalau dengar ada orang Makassar yang bilang, “Pasulo mau na suloi,” kurang lebih artinya sama dengan “penipu kok mau ditipu”.

#5 Pabote’

Di Makassar, kata ini sering disematkan kepada orang yang suka berbohong atau tukang bohong.

Contoh: Malaska saya berteman sama pabote’ (Saya malas berteman dengan tukang bohong)

#6 Panemos

Panemos adalah singkatan dari kata panaik dan emosi. Meskipun mengandung kata panaik, tetapi kata panemos tidak ada hubungannya sama sekali dengan uang atau prosesi adat dalam pernikahan Bugis dan Makassar. Panaik dalam kata panemos mengandung arti bikin naik.

Panemos adalah gambaran atas atas tingkah atau ucapan seseorang yang bikin emosi atau rasa marah orang lain jadi meningkat. Meski tentu saja emosi yang dimaksud tidak selalu benar-benar terjadi atau sekadar bercanda.

Contoh: Jammoko muncul di depanku deh, panemos jko! (Kamu jangan muncul di depanku deh, kamu bikin naik emosi!)

#7 Bispit

Bispit merupakan singkatan dari bisa pi itu yang kurang lebih sama artinya dengan mana bisa begitu.

#8 Kepeng

Kepeng adalah plesetan dari kata kapang. Namun, bukan bentuk okkots dari kata kapan, ya, Gaes. Kapang ini termasuk kata yang susah dicari padanan katanya yang pas. Ia bisa berarti mungkin atau kayaknya, bisa juga berarti kali yang digunakan untuk membantah lalu membetulkan ucapan dari lawan bicara. Untuk kata kepeng sendiri, lebih sering digunakan dalam konteks arti yang kedua.

Contoh:

Liburki’ hari Minggu toh? (Hari Minggu kita libur, kan?)
Bispit, masukki’ kepeng (Mana bisa begitu, kita masuk kali)

Yang unik dari kata kapang maupun kepeng ini adalah dalam pengucapannya ada dua intonasi yang biasa digunakan. Pertama intonasi biasa saja, kedua intonasi bernada mengejek atau meledek. Sayangnya, intonasinya tidak bisa saya tuliskan, hahaha.

#9 Sotta

Sotta berasal dari singkatan sok tahu.

Contoh: Itumi ndak na sukako, ka sotta duduko bela (Itu sebabnya dia tidak suka kamu, kamu terlalu sok tahu. sih)

#10 O pale’

O pale’ sering kali diucapkan sebagai respons untuk meledek lawan bicara. Bisa meledek dalam konteks serius, bisa juga dalam hal bercanda. Meskipun bisa digunakan dalam konteks bercanda, jangan digunakan jika lawan bicara kalian adalah orang tua karena bisa dianggap tidak sopan.

Contoh:

Ada saya pesawat jet-ku (Saya punya pesawat jet)
O pale’ anu (Oh aja kalau begitu, anu)

#11 Carutu

Carutu merupakan singkatan dari carita campur attu’/carita campuru’ attu’ yang artinya cerita bercampur kentut (attu’=kentut). Jadi, carutu adalah cerita tidak penting, bualan, atau omong kosong.

Contoh: Jammoko percaya pemerintah, sanging carutu ji. (Kamu jangan/tidak usah percaya pemerintah, semuanya omong kosong)

#12 Kenaps

Kenaps adalah bentuk plesetan dari kenapa dalam bahasa Indonesia.

#13 Esben

Esben diambil dari kata seben yang disingkat dari kata sebentar. Sama seperti kenaps, esben juga tidak mengalami perubahan arti dari arti sesungguhnya.

#14 Menger

Menger merupakan kata yang disingkat dari kata mengerti. Namun, me dalam mengerti dan me dalam menger punya perbedaan pengucapan. Me dalam menger sama dengan me saat menyebut kata meja. Nge-nya pun berbeda pengucapan. Nge pada kata menger pengucapannya sama dengan saat menyebut kata ngepet.

Contoh: Menger jko, toh? (Kamu mengerti, kan?)

#15 Palekkes

Palekkes adalah plesetan dari kata palukka yang artinya pencuri. Entah sejak kapan kata ini mulai dipakai oleh anak muda Makassar. Namun, saya sudah mengenal kata ini sejak masih kecil.

Contoh: Jangko mau sama dia, palekkes njo (Kamu jangan mau sama dia, dia itu pencuri)

#16 Kutbal

Ada yang pernah lihat beban keluarga yang bisanya cuma makan tidur dan malas ngerjain pekerjaan di rumah? Nah, kata kutbal cocok untuk disematkan untuk orang yang seperti itu. Kutbal adalah singkatan dari kata kuttu dan balala. Kuttu artinya malas dan balala artinya orang kerjanya makan terus atau orang yang makannya banyak. Ya, bisa juga dibilang tukang makan.

Contoh: Bangung-bangung mko njo kutbal! (Hei, bangun kau pemalas dan tukang makan!)

#17 Menyet

Menyet adalah kata yang disingkat dari menyatakan. Lalu diplesetkan menjadi menyet yang bermakna mengatakan cinta atau nembak.

Cara mengucapkan me pada menyet berbeda dengan me pada menyatakan. Me pada menyet diucapkan sama ketika mengucapkan kata merah.

Contoh: Weh, pusingku mamo. Ada orang menyet sama saya tadi. (Hei, saya pusing banget, nih. Tadi ada orang yang mengatakan cinta sama saya)

#18 Latto’

Pada dasarnya, latto’ adalah kata yang erat kaitannya dengan bunyi saat anggota tubuh dikretekin. Namun, selain itu kata ini juga dikenal sebagai pengganti kata deal dalam urusan bisnis dan bisa juga disematkan untuk orang yang baru jadian/pacaran.

Contoh:

  1. Traktir dulu e, latto ki bisnismu toh? (Traktir dulu, dong. Bisnismu deal, kan?)
  2. Latto’ mko sama dia, kah? (Kamu sudah pacaran sama dia?)

#19 Lending

Lending dalam bahasa slang Makassar bisa diartikan dengan nge-date. Saya sendiri belum tahu dari mana asal mula kata ini. Yang jelas, kata ini sudah cukup lama populer di kalangan anak muda Makassar.

Contoh: Fly over, tempat paling oke untuk lending. (Fly over, tempat yang paling oke untuk nge-date)

#20 Ciprut

Ciprut merupakan plesetan dari kata cipuru’ yang berarti lapar. Adapun singkatan lain yang juga berhubungan dengan kata cipuru’ adalah CLBK yang merupakan singkatan dari Cipuru’ Lantang Bangngia Kamase (lapar tengah malam kasihan).

Contoh: Ayo makan deh, ciprut ma! (Ayo kita makan, saya sudah lapar!)

Nah, itulah 20 kata slang dalam bahasa Makassar. Dalam penggunaannya, semua kata slang di atas bisa digunakan dalam keadaan bercanda maupun serius. Selain kata-kata di atas, tentu masih ada lagi kata slang dalam bahasa Makassar. Berhubung tidak semua kata bisa dengan mudah dicari padanan katanya yang pas dalam bahasa Indonesia, maka untuk saat ini cukup segini dulu. Kapan-kapan kita lanjutkan lagi, Gaes.

Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version