10 Serial Netflix Paling Buruk yang Pernah Ada

10 Serial Netflix Paling Buruk yang Pernah Ada Terminal Mojok

10 Serial Netflix Paling Buruk yang Pernah Ada (Unsplash.com)

Netflix itu ibarat kaleng undian berisi kertas-kertas yang digulung. Ada banyak hadiah tertulis di sana, ada juga bagian zonk-nya. Supaya kamu tidak salah ambil tontonan, mari saya tuntun. Setidaknya ada 10 serial Netflix yang sebaiknya kamu hindari. Alasannya ya karena serial-serial ini begitu buruk. Baca saja judulnya, catat, lalu blacklist dari daftar antrean tontonanmu. Siap? 

Berikut kesepuluh serial Netflix paling buruk yang pernah ada. 

#1 Sex/Life

Pernahkah kamu merasa sangat terganggu oleh elemen tertentu yang terus diulang di sebuah film atau serial? Kalau ya, maka sebaiknya kamu tidak menonton serial Netflix satu ini. 

Sebetulnya kalau Sex/Life hanya berhenti di premis, sangat potensial untuk jadi drama erotis yang menarik. Sayangnya, alih-alih fokus pada alur cerita, para kreatornya justru sibuk menaruh adegan ranjang di setiap episode dengan kadar yang nggak kira-kira. Satu-dua episode saya masih bisa bertahan, setelah itu saya mulai muak. Dan hal yang bikin saya terganggu adalah adegan seks dieksekusi sekenanya, video porno di Pornhub bahkan lebih baik dalam mengarahkan kamera. Setidaknya, buatlah adegan seks yang kreatif kalau memang mau fokus di situ. 

Sex/Life masuk kategori buruk bagi saya, bahkan adegan seks yang sebanyak itu pun tidak membantu sama sekali. Tengok saja rating di berbagai platform review macam IMDb. Baik kritikus maupun audiens tampaknya sepakat dalam hal ini, bahwa Sex/Life memang wadidaw

#2 Super Drags

Super Drags adalah serial animasi asal Brazil yang disuguhkan untuk penonton dewasa. Namun, sepertinya label dewasa yang disematkan pada serial Netflix satu ini membuat sang kreator melemparkan semua lelucon “gelap” tanpa ragu. Banyak lelucon yang tidak bekerja dengan baik alias tidak lucu sama sekali—dan mungkin ofensif untuk komunitas tertentu—sementara lelucon yang lucu justru tidak bisa mengimbanginya. 

Entah apa yang ada di kepala kreatornya, yang jelas Super Drags hanya tampak seperti kumpulan dark jokes tongkrongan abang-abang yang sebaiknya disimpan di kepala saja.

#3 Richie Rich

Seorang anak biasa menjadi jutawan dalam semalam dan memiliki kesempatan tak terbatas untuk bersenang-senang dan berpetualang. Itu terdengar menyenangkan, bukan? 

Richie Rich merupakan sitkom adaptasi lepas dari karakter Harvey Comics, Richie Rich. Sebelumnya, sudah ada beberapa adaptasi termasuk film yang dibintangi Macaulay Culkin (pemeran Kevin di Home Alone) yang rilis pada tahun 1994.

Sama seperti adaptasi filmnya, serial Netflix satu ini pun tidak mampu membuat penonton puas. Premis yang menyenangkan itu ternyata tidak mampu melahirkan cerita yang menarik, setidaknya untuk adaptasi audio visual. Saya tidak bisa menilai apakah komiknya bagus, yang jelas hasil adaptasinya jauh dari kata layak tonton. Garing dan cringey.

#4 Real Rob

Rob Schneider telah berhasil membuat sitkom yang tidak kalah garing dari materi stand-up comedy-nya. Sebuah sajian kurang bumbu yang tidak menarik perhatian sejak awal. Saat menonton Real Rob, saya seperti sedang menonton daily vlog keluarga Schneider dan sudah, tidak ada yang istimewa. Rob Schneider benar-benar harus mulai mengevaluasi dirinya, proses kreatifnya, dan mempertimbangkan untuk tidak menulis sitkom lagi kecuali kalau sudah bisa bikin orang ketawa. 

#5 Sexy Beasts

Sexy Beasts adalah sebuah dating show yang merupakan “reinkarnasi” dari show asal Inggris berjudul sama. Dating show ini memiliki konsep yang cukup menarik. Setiap peserta akan menjalani kencan buta, tapi masing-masing harus mengenakan kostum binatang atau makhluk-makhluk fantasi untuk menutupi penampilan mereka. 

Sayang sekali, Sexy Beasts hanyalah acara kencan murahan yang tidak ada faedahnya. Saya pikir kostum yang dikenakan peserta dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa cinta bisa tumbuh terlepas dari bagaimanapun bentuk fisik mereka. Eh, ternyata semua pesertanya cakep, alias ngapain pada pakai kostum, sih? Selain itu, literally “semua hal” yang terjadi di show ini terasa menggelikan bagi saya.

#6 Hype House

Hype House merupakan reality show buatan Netflix yang menceritakan kisah para influencer media sosial terutama TikTok, sensasi, dan “kehidupannya” sehari-hari. 

Percayalah, Hype House bukanlah pertunjukan yang menyenangkan atau menarik. Serial original Netflix ini sama sekali tidak menawarkan apa-apa. Jelas, Netflix di sini mencoba memasarkan diri mereka ke generasi muda, mereka mungkin melihat bahwa anak-anak hari ini lebih banyak menonton TikTok daripada menonton konten yang ditawarkan Netflix.

Beberapa pejabat Netflix mungkin risau dan mulai berpikir untuk menggabungkan Netflix dan TikTok. Mereka pikir ini akan menjadi ide yang luar biasa. Tapi ingat, tidak semua ide dilahirkan sama. Dan, beberapa ide seharusnya tidak direalisasikan. Hype House adalah contoh utama.

#7 Too Hot To Handle

Too Hot To Handle merupakan reality show di mana sekelompok jomlo yang gigih berkompetisi untuk mendapatkan hadiah sejumlah uang. Caranya, mereka tidak boleh berhubungan seks. Waduh. 

Reality show ini lebih mirip dokumentasi rehabilitasi kecanduan seks ketimbang reality show yang menghibur. Jujur, saya merasa bodoh karena kok saya mau menonton acara ini.

#8 Fuller House

Fuller House adalah sitkom Amerika yang dibuat oleh Jeff Franklin yang mengudara sebagai serial Netflix original. Fuller House merupakan sekuel dari sitkom populer yang pernah tayang pada 1987-1995, yaitu Full House

Sekuel ini sebetulnya tidak diperlukan dan saya rasa juga tidak ada yang mengharapkan ini ada. Sekuel ini berusaha keras menyamai kelucuan versi lawas, bukannya bagus malah terlihat bodoh. Banyak sekali lelucon yang tidak kena sasaran alias garing.

#9 Riverdale

Riverdale adalah serial televisi drama remaja Amerika yang didasarkan pada karakter dari Archie Comics. Serial ini diproduksi oleh Warner Bros. Television

Riverdale merupakan drama remaja yang proper sampai naskahnya ngalor ngidul kehilangan arah. Sebagus apapun sebuah cerita, harusnya memang diakhiri saja pada saat-saat terbaiknya kalau memang idenya sudah sulit diperas. Sayang sekali, padahal saya season pertamanya cukup menghibur. 

Serial Netflix ini memiliki naskah yang buruk dan bodoh. Penulisnya tampak “buta” Archie Comics yang mana merupakan sumber aslinya. Jangan-jangan beliau menulis tanpa membaca sumbernya. Alih-alih jadi drama remaja yang menghibur, serial ini justru terlihat tidak lebih dari sekadar cerita fan-fiction di Wattpad dengan dialog-dialog menggelikannya itu. 

#10 Fate: The Winx Saga

Fate: The Winx Saga merupakan serial fantasi remaja buatan Netflix yang saya sendiri tidak tahu maunya apa. Banyak hal yang mengganggu saya saat menonton serial satu ini, bahkan di beberapa kesempatan saya merasa jengkel ketika mendengar dialog murahan yang bikin bergidik.

Selain itu, karakter-karakter dalam serial ini, entah kenapa, sulit untuk disukai. Tidak ada yang benar-benar lovable, jadi saya juga malas ngikutin kisah mereka dan tidak peduli sama sekali terhadap apa pun yang mereka lakukan. Belum lagi bagian “romansa” yang membosankan. Meh.

Itulah kesepuluh serial Netflix paling buruk yang pernah ada. Cukup saya saja yang tergocek oleh 10 serial Netflix paling buruk sepanjang masa di atas, kamu jangan, ya.

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Serial Netflix yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version