10 Pilihan Rasa Mi Instan Paling Enak dari Pabrikan Indonesia

mi instan

Di Indonesia, keberadaan mi instan sebagai buah dari inovasi industri makanan menempati posisi yang sangat intriguing atau nggak ngotak. Bagaimana tidak? Tepung terigu yang berasal dari gandum saja nggak ditanam secara luas di Indonesia. Kok ya bisa-bisanya, mi instan yang bahan utamanya terigu itu seolah mendarah daging di pergunjingan harian masyarakat kita.

Buktinya, ada lebih dari 100 varian rasa mi instan yang tersedia di supermarket terdekat rumah kalian. Kira-kira sepuluh pabrikan induk asli Indonesia mewakili semua varian tersebut. Pusing nggak sih mau nyoba yang mana? Soalnya kalian bakal butuh tiga kali puasa dan tiga kali lebaran untuk sekadar mencoba semua rasa mi instan itu sebagai menu sahur.

Nah, biar pengalaman kalian menjalin hubungan dengan mi instan agak terarah, saya rekomendasikan sepuluh mi instan paling enak yang harus dicoba segera. Biar nggak kepanjangan, nih!

#1 SuperMi Rasa Ayam Bawang

Kalian mungkin belum hidup cukup lama untuk paham bahwa mi instan legend yang satu ini adalah semacam reset dari segala kejenuhan rasa-rasa alay mi instan terbaru. Semacam kenangan masa lalu yang kualitas rasanya sungguh original.

Kuah bening dengan sensasi asin gurih yang semestinya, disempurnakan oleh mi yang entah kenapa lebih tahan lembek dari banyak varian lainnya. Mau ditinggal ke sana kemari nggak tentu ini itu, varian mi yang satu ini punya tekstur yang seolah menolak mbleyek.

Konsisten, persisten, dan paten. Iya, SuperMi Ayam Bawang memang seperti rumah, tujuan pulang. Sebuah tempat berisi pengalaman yang nggak pernah berubah.

#2 Indomie Premium Collection Salted Egg

Kata pujangga dan anak senja, banyak rasa yang tak lagi ada. Dan Indomie Salted Egg inilah salah satunya. Di minimarket atau supermarket nggak akan pernah lagi kalian temukan. Mungkin hanya lewat black market mi instan barulah bisa kalian dapatkan.

Sialnya, rasa amis telur asin dan karakter bumbu kuning berpasir dari mi instan yang satu ini terlanjur merebut hati saya. Kental, pekat, padat. Ia menjadi paripurna dengan jenis mi keriting khusus varian Indomie Premium Collection yang tebalnya lebih tipis dari biasanya.

Saya paham bahwa telur asin itu nggak jauh beda sama durian. Kalian bisa benci setengah mati, atau sebaliknya jatuh hati sampai mati. Dan buat kalian yang nggak suka sama Indomie Salted Egg ini, percuma pula saya jelaskan panjang lebar, kalian nggak akan paham.

#3 Gaga 100 Goreng Lada Hitam

Ada beberapa produk mi instan yang fokus pada varian pedas, sungguh pengertian dengan lambe dan lidah orang Indonesia yang terkenal jahanam. Nah, mi Gaga inilah salah satunya. Uniknya, sensasi lada hitam atau yang biasanya lebih keminggris dengan istilah blackpepper, hanya dikembangkan oleh pabrikan asal Bogor ini.

After taste panas di bagian mulut belakang setelah menelan sajian mi instan ini adalah pengalaman surgawi buat para penikmat pedas di Indonesia. Meskipun ya sebenarnya emang nggak pedes-pedes amat. Tetap saja, bubuk hitam pada bumbunya itu lho, bikin ekspektasi otak jadi meledak-ledak.

#4 Selera Pedas Nampol Sapi

Jadi, nama lengkapnya sebenarnya Mi ABC Selera Pedas, Pedas Nampol, Rasa Sapi Pedas. Banyak amat dah kata pedasnya, alay, Lu. Akan tetapi, pedesnya beneran, sih, ini. Dari sekian banyak varian mi instan pedas, produk ABC President di Karawang ini berhasil mencukupi kebutuhan sensor iritasi dan rasa sakit dalam mulut saya.

Lebih dari itu, kalian yang cuma pengin magang jadi penggemar mi instan pedas, tetap bisa mengatur sendiri level pedasnya. Bubuk cabai pedas yang disediakan terpisah dalam dua porsi pilihan. Cemen, sih, kalau gitu aja nggak berani, udahlah mending nggak usah beli.

#5 Mie Sedaap Selection Korean Spicy Chicken

Sama seperti ABC Selera Pedas, produk Wings Food ini juga menyediakan pilihan bubuk cabai dalam dua kemasan terpisah. Bedanya, ada sedikit sensasi asam dan kecut dari bumbu mi instan pilihan Siwon Choi ini.

Selain itu, diameter mi yang ditonjolkan memang lebih tebal dibandingkan merek sebelah. Awalnya, saya agak skeptis dengan ukuran mi tebal yang umumnya mengurangi kenikmatan micin pada bumbu yang disediakan. Ternyata, Mie Sedaap Selection cukup pengertian dengan porsi bumbu dan bubuk cabai yang lebih banyak sehingga pengalaman mencintai rasa sakit tetap bisa dinikmati lebih maksimal.

#6 Indomie Mieghetti

Banyak yang misuhi saya ketika memberikan review dengan kata hopeless pada Indomie Mieghetti Rasa Bolognese ini. Kalian nggak teliti saja bahwa saya sama sekali belum komentar soal rasanya pada artikel sebelumnya. Ya alasannya bisa ditebak sih, karena rasanya emang enak.

Ada sedikit sensasi pedas yang mantap berpadu dengan rasa asam tanpa berlebihan. Dibandingkan bumbu bolognese La Fonte atau La Pasta, bumbu Mieghetti ini jauh lebih cucok di lidah saya. Cuma ya itu, tekstur mi yang kepalang tebal bikin saya agak sebal. Ya, kan, biasa dong benci dan cinta pada hal yang sama.

#7 Mie Sedaap Salero Padang

Selain sambal ijo yang bikin mi instan ini jadi mindblowing, efek Cut Beby Tsabina juga kayaknya sengaja ditonjolkan oleh Mie Sedaap biar tambah bikin mata “pedas”. Meskipun kalau saya boleh komentar, keripik rasa rendang itu nggak banget, sih. Nggak ada rendang-rendangnya blas, asinnya doang, sih, iya.

Usul saya, mestinya Mie Sedaap lebih totalitas dengan menyediakan daun singkong kering sekalian. Nggak kepikiran, kan? Lha terus enaknya di mana? Bumbunya cocok dengan sambal ijo yang disediakan. Rasa asam yang ada juga bikin pedasnya sambal ijo lebih percaya diri.

#8 SuperMi Nutrimi

Di tengah munculnya generasi mi instan baru dengan embel-embel “sehat”, saya merasa perlu menegaskan sambil ngegas bahwa yang penting enak. Udah, itu aja, titik. Dan SuperMi Nutrimi Rasa Steak Ayam justru berhasil melampaui itu semua.

Enak, karena bumbu steak ayam yang kental dan topping jagung serta wortel yang asli begitu melengkapi semburat hijau mi instan dengan brokoli yang satu ini. Ada semacam perasaan ‘iya, gue lebih sehat dari para penikmat mi instan lain’. Padahal, kalau enak ya enak aja, nggak perlu banyak cincong soal gaya hidup sehat.

#9 Mie Sedaap Cup Ayam Jerit

Demi mewakili semua kalangan mi instan, saya merasa perlu mengusulkan kepada pramugara pramugari kereta api untuk menyajikan mi instan cup yang satu ini. Daripada Pop Mie yang gitu-gitu aja, mending varian Mie Sedaap Cup Rawit Bingit ini.

Pedasnya sprinkle lombok rawit kering asli bikin pemandangan sebelum menyantap jadi tambah mantap. Sayangnya, justru adanya krimer minuman dalam komposisinya justru bikin awkward. Niatnya sih biar ada semacam rona putih santan, meskipun jadinya malah nggak karuan. Lha terus enak nggak jadinya? Ya kalau dibandingkan dengan semua mi instan cup lainnya, ini lebih enak. Dikit.

#10 Indomie Goreng

Inilah mi instan paling toleran, apalagi pas bulan puasa. Wong gambar kemasannya aja, ditampilkan piring kosong. Dan kalau SuperMi Ayam Bawang didapuk jadi founding father mi instan kuah, Indomie Goreng bisa dibilang sesepuh mi instan goreng. Dari sinilah semua bermula.

Selain itu, bukan hanya toleransi puasa sebagai rayuan marketing, toleransi rasa juga dari dulu hingga sekarang selalu ditunjukkan varian mi goreng yang satu ini. Artinya begini, mau disantap pakai telor, tanpa telor, pakai ayam, pakai rendang, bahkan diseduh macam mi kuah, tetap enak!

Dan toleransi itulah yang bikin kita semua balik dan balik lagi ke Warmindo, pesan dan pesan kembali intel goreng. Ia yang menemani malam sendu pasca ghosting penuh misuh. Ia yang mendiami senja rindu setelah lelah lama menunggu. Di alam bawah sadar kita semua, kita tahu bahwa Indomie goreng nomor satu.

Kira-kira begitu rekomendasi mi instan terenak yang saya sarankan. Kalian mungkin nggak akan sepemikiran, tapi saya tidak peduli. Pasalnya, hubungan saya dengan mi instan terlanjur kepalang intim. Biarkan kami hidup bahagia, dunia milik berdua. Kalian boleh sekadar ngekos.

BACA JUGA SuperMi Nutrimi Adalah Inovasi yang Lebih Superior Dibandingkan Lemonilo dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version