10 Film Semi Terbaik di Netflix yang Nggak Cuma Jual Adegan Seks

10 Film Semi Terbaik di Netflix yang Nggak Cuma Jual Adegan Seks Terminal Mojok

10 Film Semi Terbaik di Netflix yang Nggak Cuma Jual Adegan Seks (Unsplash.com)

Netflix merupakan salah satu layanan streaming terbesar dan termudah yang bisa diakses semua orang. Pilihan tontonannya pun segunung. Kamu bisa memilih film berdasarkan genre, kata kunci, rating, dan sebagainya.

Netflix bukan layanan streaming yang membatasi film dan serial hanya karena tidak layak ditonton anak di bawah umur, ia bahkan sudah dilengkapi dengan parental guide yang cukup lengkap. Makanya ada banyak film yang menampilkan adegan sadis dan vulgar yang bisa diakses di Netflix.

Netflix juga merupakan salah satu layanan yang menyediakan film vulgar (film semi) di Indonesia. Biasanya, layanan streaming Indonesia akan menyensornya yang sering kali mengganggu kekhusyukan menonton. Sementara Netflix tidak melakukan itu. 

Kalau kamu sudah cukup umur dan ingin menonton film semi di Netflix, saya rekomendasikan 10 film semi di Netflix yang bukan cuma soal adegan seks khusus untuk kamu.

#1 Newness

Newness mengisahkan perjalanan cinta antara Martin (Nicholas Hoult) yang baru bercerai dan Gabriella (Laia Costa) yang baru menetap di Los Angeles. Newness adalah romansa modern yang cukup “lembut” untuk ditonton. Pelan, tapi tidak membosankan.

Ada beberapa adegan ranjang yang tampak dibuat untuk mendramatisasi keadaan. Drake Doremus membuat Newness menjadi romansa domestik yang lembut yang menampilkan akting fenomenal, naskah yang ditulis dengan proper, dan tidak repetitif meski Doremus beberapa kali membuat romansa serupa.

Film ini memang bukan tipe film yang fenomenal atau critically acclaimed, hanya film biasa yang menceritakan kisah orang biasa. Yang terpenting, film ini sangat relatable.

#2 Portrait of A Beauty

Portrait of a Beauty merupakan film sageuk yang diadaptasi dari novel karya Lee Jeong Myung yang berjudul Painter of the Wind. Film ini berlatar pada era Dinasti Joseon, menceritakan tentang seorang mantan pelukis ambisius yang menyuruh putrinya menyamar menjadi laki-laki demi menuntaskan ambisinya itu.

Selain menampilkan banyak lukisan indah, film yang dirilis pada tahun 2008 ini juga mengandung adegan seks yang cukup vulgar. Meski begitu, poin utama film ini bukanlah adegan vulgar itu. Terdapat intrik dan romansa, membaur jadi tontonan yang indah. Film ini dibintangi oleh Kim Nam Gil dan Kim Gyu Ri.

Portrait of a Beauty baru ditayangkan Netflix setahun yang lalu. Monggo ditonton. 

#3 Dry Martina

Dry Martina adalah film drama romansa dengan sedikit komedi. Film ini menceritakan kisah Martina, penyanyi terkenal di Argentina pada akhir 90-an, yang menjadi sangat tak acuh dan kecewa terhadap “cinta”. Kedatangan seorang saudara perempuannya bersama pacarnya yang menarik, memaksa Martina pergi ke Chili dengan satu tujuan: mendapatkan kembali libidonya.

Seperti premisnya, film semi satu ini memang berbicara soal cinta dan gairahnya. Film karya José Manuel Sandoval (Che Sandoval) ini ringan dicerna dan tidak berusaha menjadi film yang “bagus” sehingga semua hal dalam film ini tidak ada yang dipaksakan.

#4 Cam

Cam adalah film horor psikologis Amerika yang rilis tahun 2018 yang disutradarai oleh Daniel Goldhaber dan ditulis oleh Isa Mazzei. Cerita ini sebagian diambil dari pengalaman penulis sendiri Mazzei yang bekerja sebagai camgirl. Film ini adalah film panjang pertama untuk Goldhaber dan Mazzei. 

Film ini bermula saat Alice (Madeline Brewer), seorang camgirl, sedang melakukan live streaming dari studio rumahnya. Semuanya berjalan lancar sampai akunnya dibajak oleh doppelganger-nya. Film ini membuat penonton bertanya-tanya, khususnya soal siapa kembaran Alice itu dan mengapa dia ada di sana.

Meski tidak mendapat penilaian yang bagus, saya cukup menikmati film ini. Cam tidak membawa kebaruan dan keistimewaan, tapi bagi kamu penyuka horor “murahan”, film ini cocok untukmu. Untuk pertimbangan, film ini mengandung adegan seks, telanjang, dan kekerasan. Buat kamu yang tidak terbiasa dengan horor psikologis, sebaiknya berhati-hati. Film ini tidak mengandung banyak jump scare, tapi menekan psikis.

#5 Madame Claude

Madame Claude merupakan sebuah film biopik yang menceritakan perjalanan seorang mucikari legendaris dari Paris di tahun 1960-an bernama Madame Claude. Konon gadis-gadis yang dia manage sudah melayani banyak tokoh besar. Sejujurnya, saya lebih suka Madame Claude versi tahun 1977, tapi akses menontonnya cukup sulit untuk sebagian besar penonton Indonesia. Madame Claude versi baru ini tentu menceritakan hal yang sama. Namun, ada beberapa perbedaan minor yang bisa terlihat. Misalnya, penggambaran soal pekerjaan Madame Claude yang kurang maksimal di versi terbaru. 

Sebagai film semi yang menceritakan kisah seorang muncikari, tentu saja ada beberapa adegan seks dan telanjang di film ini. Kamu bisa menonton versi terbaru ini di Netflix. Untuk versi 1977, kamu bisa berlangganan Mubi dan menonton dengan subtitle Bahasa Inggris.

#6 Ride Or Die

Ride Or Die adalah film Jepang yang didasarkan pada serial manga karya Ching Nakamura berjudul Gunjō. Film ini menceritakan tentang seorang lesbian Rei (Kiko Mizuhara) yang membantu Nanae (Hona Ikoka) yang dia cintai sejak lama untuk melarikan diri dari suaminya yang abusive.

Sejak awal, Ride Or Die sudah menampilkan adegan yang cukup vulgar dan “keras”. Saya suka bagaimana film ini sudah memancing rasa penasaran penonton. Film ini berjalan dengan indah, gila, sekaligus menegangkan. Film ini layak untuk kamu coba tonton.

#7 A Simple Favor

A Simple Favor adalah film thriller-crime-black comedy yang disutradarai oleh Paul Feig dari skenario yang ditulis Jessica Sharzer, berdasarkan novel 2017 dengan judul sama karya Darcey Bell. Film ini dibintangi oleh Anna Kendrick, Blake Lively, Henry Golding, Andrew Rannells, Linda Cardellini, Rupert Friend, dan Jean Smart.

Film ini menceritakan tentang Stephanie Smothers (Anna Kendrick), seorang vlogger konten masak yang juga seorang single parent dari seorang anak yang menghabiskan banyak waktu di rumah. Karena merasa kesepian, Stephanie mengundang Emily Nelson (Blake Lively). Awalnya, hubungan Stephanie dan Emily terasa sempurna, hingga kejanggalan mulai terjadi saat Emily meminta Stephanie menjemput anaknya di sekolah. Emily tiba-tiba menghilang setelah itu. Stephanie pun berusaha mencari keberadaan Emily. 

A Simple Favor menampilkan thriller yang terbilang ringan, dengan selipan komedi gelap yang kadang bikin ketawa, kadang bikin meringis. Dibandingkan dengan film-film di daftar film semi ini, A Simple Favor memuat lebih sedikit adegan seks yang vulgar.

#8 Eyes Wide Shut

Eyes Wide Shut adalah film drama-erotis-psikologi-misteri yang ditulis dan disutradarai oleh salah satu sutradara terbaik yang pernah dimiliki planet Bumi, Stanley Kubrick. Diadaptasi dari novela tahun 1926 berjudul Traumnovelle karya Arthur Schnitzler, film ini mengalihkan latar cerita dari awal abad ke-20 Vienna ke New York City tahun 1990-an.

Film ini bercerita tentang Bill Harford (Tom Cruise), seorang dokter medis, yang terkejut ketika istrinya Alice (Nicole Kidman) mengungkapkan bahwa dia telah mempertimbangkan untuk berselingkuh setahun sebelumnya. Dia kemudian memulai petualangan sepanjang malam, di mana dia menyusup ke pesta topeng dari orang-orang rahasia yang tidak disebutkan namanya.

Eyes Wide Shut mengandung banyak “keanehan” yang menurut saya justru terlihat sangat kreatif. Ada beberapa adegan seks dan telanjang di film ini, jadi baiknya kamu sudah cukup umur saat menontonnya.

Film yang merupakan karya terakhir Kubrick ini adalah favorit saya setelah Full Metal Jacket. Ada di Netflix.

#9 Untold Scandal

Sama seperti Portrait of a Beauty, Untold Scandal juga berlatar di era Dinasti Joseon. Namun, film ini sebetulnya merupakan adaptasi dari novel Perancis karya Pierre Choderlos de Laclos berjudul Les Liaisons Dangereuses.

Untold Scandal menceritakan kisah Lady Cho (Lee Mi Sook) seorang istri yang dipandang “teladan”, tetapi sebetulnya memiliki hubungan gelap dengan banyak laki-laki. Dia juga tahu bahwa suaminya menyukai seorang gadis muda. Oleh karena itu, suatu hari, Lady Cho menantang sepupunya, Jo Won (Bae Yoon Jung) untuk meniduri gadis muda yang disukai suaminya.

Film ini menjadikan seks sebagai alat untuk menceritakan kehidupan “playboy” zaman Joseon dan lika-liku skandalnya. Namun, konflik ceritanya juga tidak kalah menarik. Selain itu, Jeon Do Yeon (Secret Sunshine) juga turut serta membintangi film ini.

#10 Pure As Snow/White As Snow

White As Snow merupakan film asal Perancis yang merekonstruksi cerita Putri Salju. Ya, Putri Salju yang itu, hanya saja film ini mengambil pendekatan yang “dewasa”. Cerita White As Snow berpusat pada seorang gadis muda cantik bernama Claire (Lou de Laâge).

Suatu hari, Claire tidak sengaja membuat ibu tirinya, Maud (Isabelle Huppert) cemburu. Hendak dibunuh, Claire pun berlindung di sebuah peternakan di sebuah desa. Saking cantiknya, tujuh pemuda di tempat tersebut pun jatuh cinta pada Claire.

Film yang dibintangi aktor senior Isabelle Huppert ini mengandung banyak adegan dewasa (makanya ini disebut rekonstruksi cerita Putri Salju, bukan adaptasi langsung). Meski memiliki beberapa kekurangan dalam penceritaan, White As Snow menyajikan cerita dan narasi yang cukup segar. 

Nah, itulah 10 dilm semi di Netflix yang nggak cuma menjual adegan seks. Tertarik untuk menonton semuanya?

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 10 Serial Netflix dengan Alur Paling Sulit Ditebak Sepanjang Masa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version