Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Berdebat Bagusan Jurusan IPA atau IPS, padahal Masih Ada Anak Bahasa Hahaha

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
21 Januari 2020
A A
bagusan jurusan ipa atau jurusan ips sma jurusan bahasa kuliahnya apa debat mojok.co cara memilih jurusan kuliah mojok.co

bagusan jurusan ipa atau jurusan ips sma jurusan bahasa kuliahnya apa debat mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Perdebatan bagusan jurusan IPA atau IPS tak akan pernah berhenti selama penjurusan itu masih ada. Semua punya argumennya sendiri dan ngotot dalam mempertahankannya.

Kalau membicarakan perdebatan abadi bagusan jurusan IPA atau IPS, saya punya cerita tersendiri. Karena kebodohan yang tidak saya sesali sampai sekarang, saya pernah dikeluarkan dari SMA. Di sekolah yang lama, saya adalah murid kelas IPA. Karena kehidupan IPA yang membosankan dan tentu saja ketat, setelah pindah sekolah saya justru memaksa masuk IPS.

Tentu saja orang tua saya mengelus dada, kelakuan anaknya memang ajaib.

Kalau dilihat sekilas saya terkesan menyesal masuk jurusan IPA, padahal ya nggak. Dari SMP saya sudah diproyeksikan untuk masuk IPA, jadi masuk IPA pun bagi saya tetap prestasi dan nggak menyesal. Gimana nggak saya anggap prestasi, orang tua pada umumnya pengen anaknya masuk IPA karena dianggap kelas orang-orang pinter.

Memang bagi orang tua, kelas IPA punya kedudukan tersendiri. IPA punya stereotip diisi guru-guru terbaik, anaknya rajin, pintar, dan masa depannya cerah. Sebaliknya, IPS punya stereotip diisi oleh anak-anak nakal, bolosan, dan kehidupannya bebas. Yang namanya juga stereotip, bisa benar bisa salah, tapi kebanyakan yang ada sih cuma generalisasi.

Perdebatan abadi bagusan jurusan IPA atau IPS ini tentu akan jadi debat kusir jika argumen yang dipegang ngawur, apalagi jika mau bilang satu jurusan lebih baik daripada yang lainnya. IPA dan IPS itu sudah ilmu yang berbeda. Membandingkan bagusan mana jurusan IPA atau IPS sama seperti membandingkan medioker mana, MU dan AC Milan.

Sekilas, IPA memang terlihat lebih baik. Anaknya memang rajin-rajin dan terlihat pinter karena bacaan mereka banyak. Tapi kalau dilihat lebih dalam, gimana anak IPA mau tidak rajin dan terlihat pinter, bukunya saja buanyak banget. Siapa yang nggak terpaksa rajin kalau mata pelajaran Kimia tiap hari ada PR 20 nomor yang jawabannya sepanjang utas horor di Twitter? Apalagi ngapalin tabel unsur Kimia mbuh kae opo jenenge. Mengingatnya saja bisa bikin mimpi buruk.

Mapel Fisika sering jadi olok-olokan juga. “Mangga jatuh kok dihitung kecepatannya, ha mbok dipangan!” adalah olokan paling klasik dari anak IPS untuk anak IPA. Buat anak IPA ya tahu kalau olokan tersebut ngawur, tapi mau mendebat gimana wong emang susah juga kita mau ngerjain. Dikerjain aja susah, kok mau jelasin.

Serius, IPA bagi saya nggak ada nyenenginnya sama sekali. Walau dulu saya suka pelajaran sains, masuk IPA saya jadi langsung benci setengah mati. Maka dari itu masa-masa menjadi siswa kelas IPA saya habiskan dengan bolos, stres juga lama-lama.

Jurusan IPS juga belum tentu diisi dengan anak nakal dan bolosan. Ya kalau dibandingin IPA ya beda, kalau IPA rajin karena kahanan, kalau IPS ya memang kehidupannya memang lebih santai dibanding IPA. Tapi kalau tingkat kesusahannya ya sama aja. Akuntansi dan Ekonomi ibarat Kimia sama Fisika buat anak IPA. Bedanya sih mungkin IPA lebih susah di mapel Matematika, tapi menurut saya nggak kerasa soalnya semuanya susah, batas nalar udah kabur kalau udah ketemu Kimia.

Dulu saya pikir dengan pindah IPS, tahun terakhir sekolah saya akan lebih gampang, dan ternyata tidak. Saya kesulitan untuk menguraikan laba, rugi, dan sebagainya. Saya cuma bisa Geografi itu pun karena itu mata pelajaran yang nggak perlu menghitung. Selain pelajaran itu, saya tetap babak bundas menjalani kehidupan sebagai anak IPS.

Gembar-gembor IPA lebih terjamin masa depannya juga nggak bener menurut saya. Waktu kita daftar ujian universitas nanti kita juga tetap bisa milih, walau tidak terlalu bebas. Menurutku juga kalian yang IPS kemungkinan besar tidak tertarik masuk Kedokteran, jadi kalau nggak bisa daftar Kedokteran pun nggak bikin kalian nangis terus bikin utas, “Aku tidak bisa meneruskan mimpi karena sistem pendidikan yang tidak adil”.

Perdebatan abadi masuk jurusan IPA atau IPS itu percuma kalau kalian ikuti, kalau kalian udah tahu mau mengambil jalan hidup seperti apa. Harusnya ketika kalian udah SMA kalian sudah tahu kalau hanya dalam hitungan tahun kalian akan menempuh jenjang pendidikan yang lebih spesifik, sedikit demi sedikit mulai memikirkan mau mengambil kuliah jurusan mana. Jadi ketika kalian mau mengisi blangko pendaftaran jurusan SMA, kalian sudah tau mau ngambil yang mana beserta risikonya.

Dua jurusan tersebut itu nggak ada yang lebih baik, semuanya sama. Stereotip yang ada tidak harus dipercaya, kalau kalian dengerin cuma bikin kalian makin ragu dan tertekan. Kalian nggak harus jenius macam Jimmy Neutron untuk masuk IPA, dan nggak berarti kalian bodoh dan nakal jika kalian masuk IPS. Debat kayak gini udah nggak jaman, mending dihentikan saja.

Iklan

Kalau kalian debat terus-terusan, diketawain sama anak Bahasa nanti.

BACA JUGA Semua Orang Bisa Dapat IPK 4, Begini Caranya dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 21 Januari 2020 oleh

Tags: debatipaipsjurusanSMA
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

laundry murah andalan mahasiswa menyiksa pekerja lulusan SMA.MOJOK.CO
Ragam

Derita Pekerja Lulusan SMA di Jasa Laundry Andalan Mahasiswa Jogja: Gaji Rendah, Dituduh Mencuri hingga Kerap Kerja 18 Jam Sehari

14 Mei 2024
kerja di jakarta setelah drop out kuliah di Jogja.MOJOK.CO
Ragam

Sukses Kerja di Jakarta Selatan, Umur 25 Gaji Belasan Juta tapi Orang Tua Kecewa karena Sempat Drop Out SMA 2 Kali dan Tak Lulus Kuliah di Jogja

27 April 2024
Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura MOJOK.CO
Uneg-uneg

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura

20 April 2024
lulusan SMA di keluarga penuh sarjana.MOJOK.CO
Ragam

Tak Kuliah, Jadi Lulusan SMA Satu-satunya di Keluarga Penuh S1 dan S2, Bangkit Setelah Gagal Bisnis dan Kena PHK

13 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.