MOJOK.CO – Kebijakan PPKM skala mikro diambil salah satunya karena tak merusak pertumbuhan ekonomi.
Harapan orang-orang yang ingin Indonesia menerapkan lockdown total tampaknya memang sudah benar-benar tertutup. Hampir setahun sejak kasus Covid-19 pertama kali di Indonesia ditemukan dan sama sekali tak ada tanda-tanda itikad dari pemerintah untuk menerapkan kebijakan lockdown.
Setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dianggap tak banyak membantu, kemudian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga dianggap tak efektif, toh pemerintah masih tetap enggan untuk menerapkan lockdown. Kebijakan terbaru yang diambil pemerintah pasca PPKM kali ini adalah PPKM skala mikro, bukan lockdown total.
Jokowi menyatakan bahwa kebijakan PPKM skala mikro adalah kebijakan yang paling masuk akal dilakukan, utamanya karena tidak merusak ekonomi masyarakat.
“Kita memang harus bekerja lebih detail lagi. Lockdown skala mikro, micro-lockdown, tidak merusak pertumbuhan ekonomi, tidak merusak kegiatan ekonomi masyarakat. Karena yang kita lockdown adalah dalam skala-skala kelurahan, RW-RT ,” terang Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia di Istana Negara yang disiarkan langsung oleh akun YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis, 11 Februari 2021.
Dalam sambutannya tersebut, Jokowi menyatakan bahwa kebijakan lockdown tidak perlu diambil jika sebuah daerah hanya mencatatkan sedikit kasus.
“Jangan sampai yang terkena virus satu orang dalam satu RT yang di-lockdown seluruh kota. Jangan sampai misalnya yang terkena virus satu kelurahan, yang di-lockdown seluruh kota, untuk apa? Yang sering kita keliru di sini,” kata Jokowi. “Oleh sebab itu, walikota, wakil walikota harus melakukan pemetaan zonasi COVID ini secara detail. Ngerti betul di mana barang itu ada, sampai di tingkat kelurahan RT-RW. Nggak bisa lagi satu kota langsung di-lockdown, melihat proses-proses yang dilakukan negara-negara lain, me-lockdown seluruh negara, me-lockdown satu provinsi, me-lockdown satu kota, ekonominya jatuh. Hati-hati mengenai ini.”
Pernyataannya tersebut tak pelak langsung mendapatkan komentar-komentar pedas dari netizen. Maklum saja, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia ini sudah tidak bisa lagi dikatakan per kelurahan atau per RT-RW, melainkan sudah menyeluruh dan menyebar, sehingga me-lockdown satu wilayah kecil tertentu tentu dianggap tidak efektif.
Epidemiolog UI Pandu Riono bahkan sudah berkali-kali meminta pemerintah untuk melakukan lockdown total utamanya di wilayah Pulau Jawa untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
Soal pertumbuhan ekonomi, pernyataan Jokowi juga cukup kontradiktif, sebab beberapa bulan yang lewat, Ia sempat menyatakan bahwa pemerintan akan mengutamakan kesehatan di atas ekonomi.
“Kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Artinya fokus kita tetap nomor satu adalah kesehatan,” terang Jokowi awal September 2020 lalu. “Sekali lagi saya ingin perintahkan jajaran komite penanganan covid dan pemulihan ekonomi, menkes, TNI/Polri, betul-betul agar yang berkaitan dengan urusan covid menjadi fokus kita, ekonomi akan mengikuti.”
Ah, memang salah satu cara terbaik untuk mengecewakan diri sendiri adalah dengan berharap kepada Pemerintah.
BACA JUGA Jokowi Akui Kebijakan PPKM Tidak Efektif, Netizen: Ketika Jokowi Menasihati Jokowi dan artikel KILAS lainnya.