Italia Itu Kayak Kamu: Satu-satunya dan Tiada Duanya. Swiss? Nggak Ada Mental Petarung

Italia Itu Kayak Kamu: Satu-satunya dan Tiada Duanya. Swiss? Nggak Ada Mental Petarung MOJOK.CO

Italia Itu Kayak Kamu: Satu-satunya dan Tiada Duanya. Swiss? Nggak Ada Mental Petarung MOJOK.CO

MOJOK.COEuro 2020 Grup A | Italia vs Swiss | Italia melewati 9 laga tak terkalahkan dan tak kebobolan. Sebuah ujian berat untuk timnas Swiss.

Alief Maulana: “Turki sudah, giliran Swiss yang dibikin habis.”

Italia memulai EURO 2020 dengan sempurna. Mencetak tiga gol tanpa bisa dibalas oleh Turki yang punya banyak penggemar di Indonesia. Apa kekuatan mereka telah dikeluarkan semua? Belum.

Italia hanya mengeluarkan secuil kekuatan mereka saat melawan Turki. Gli Azzurri belum memainkan Lord Bernardeschi secara penuh. Roberto Mancini paham, Bernardeschi tak perlu dimainkan 90 menit jika lawan yang dihadapi hanya sekelas Turki.

Kini, mereka melawan Swiss, negara yang disebut paling aman di dunia. Mereka dikelilingi oleh Pegunungan Alpen. Negara-negara besar tampaknya enggan atau malah malas untuk menjajah Swiss.

Bagus? Belum tentu juga.

Tidak pernah dijajah negara lain, artinya secara mental, mereka bukan mental petarung. Mereka tak pernah mendengarkan dentuman bom. Mereka juga tak memiliki semangat untuk lepas dari penjajah.

Bandingkan dengan Italia dan sejarah gemilang Kekaisaran Romawi. Negara seakan-akan ditakdirkan untuk melakukan perlawanan. Mental mereka telah teruji.

Kala Calciopoli melanda pada 2005, eh setahun kemudian, Italia malah juara dunia. Hanya tim dengan mental pemenang yang bisa melakukan hal itu. Negara lain, apalagi Swiss, mana bisa.

Oh ya, karena ini tulisan tentang sepak bola, maka saya ingin menyajikan secuil fakta yang akan membuat nyali Swiss menciut:

Kemenangan 3-0 Italia atas Turki menjadikan Italia sebagai tim yang memenangkan sembilan pertandingan secara beruntun dan tidak kebobolan. Italia itu sama kayak kamu, satu-satunya dan tidak ada duanya.

Forza, Azzurri.

Farras: “Negara pecinta damai siap membawa perdamaian di lapangan.”

Setelah imbang dengan Wales di pertandingan pertama Grup A, pasukan Vladimir Petkovic tidak ingin melepaskan peluang lolos babak grup ketika berhadapan dengan Italia. Nah masalahnya, Italia ini habis menang telak lawan negaranya Bapak Erdogan. Apakah Swiss bisa menang lawan Italia?

Jika membandingkan kualitas pemain, tentu bak bumi dan langit. Namun jangan salah, secara rekor pertemuan, Swiss belum pernah kalah termasuk ketika keduanya bertemu di Piala Dunia 2006 ketika Italia menjadi juara. Swiss tak selalu bermain apik ketika melawan tim-tim yang terbilang seimbang. Namun, ketika bertemu negara unggulan, tim ini jadi sulit dikalahkan.

Jika dari sisi sepak bola Swiss (terlihat) tertinggal dibanding Italia, jangan pernah meremehkan produk impor Swiss terutama jajanan. Mulai dari Ovomaltine Crunchy Cocoa hingga jika kalian pembaca ingat, ada iklan permen kesehatan yang iklannya sangat catchy, yaitu permen bernama Ricola.

Menurut penelitian, ternyata gula dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat. Dibanding makanan Italia yang sudah mendunia seperti pizza. Menurut penelitian lainnya, pizza termasuk makanan fast food yang tidak sehat. Swiss boleh kalah dari segi sepak bola, tapi dari segi makanan ternyata unggul.

Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan Swiss bisa unggul dari Italia, yaitu historis. Swiss menjadi negara pertama dan tertua yang menyatakan dirinya sebagai negara netral sejak 1815, sehingga tidak terlibat di Perang Dunia 1 dan 2.

Tidak seperti negara tetangganya Italia, yang ikut perang, mana kalah lagi. Sebagai negara damai dan netral dari segi histori, akan membawa perdamaian nanti di lapangan. Tenang, damai dan pasif, tapi siap melakukan serangan balik lewat kombinasi Shaqiri dan Embolo.

BACA JUGA Viral Insiden Coca-Cola di Euro 2020, Cristiano Ronaldo Mungkin Bisa ke Indonesia untuk Geser Beberapa Hal dan ulasan Euro 2020 lainnya.

Exit mobile version