Driver Gojek dan Intrik Japri

Driver Gojek menjadi salah satu profesi yang moncer dalam beberapa tahun terakhir ini. Perpaduan yang dahsyat antara layanan transportasi dengan teknologi digital dan aplikasi menjadikan Gojek sebagai salah satu startup yang menjanjikan.

Nah, di rubrik Nafkah kali ini, Mojok mencoba untuk membahas hal-hal menarik seputar dunia Gojek. Alhamdulillah, Gusti Alloh mempertemukan kami dengan salah satu driver Gojek yang berbaik hati untuk dikorek cerita pengalamannya sebagai seorang driver. Kita sebut saja, Ishizaki.

Dalam satu hari, Ishizaki yang sudah setahun terakhir ini menjadi driver bisa mendapatkan penghasilan bersih 100-150 ribu. Jika dapat mencapai target poin, bisa 180 ribu per hari. Pendapatan ini masih lebih sedikit ketimbang penghasilannya di awal-awal ia menjadi driver yang bisa mencapai 250 ribu per hari.

“Dulu sehari bisa banyak karena tarifnya belum berubah, jumlah driver-nya juga belum sebanyak sekarang,” ujarnya.

Selama menjadi driver, Ishizaki tentu punya banyak cerita dan pengalaman, baik yang menyenangkan, maupun menyebalkan. Pengalaman yang menyebalkan biasanya berkutat seputar penumpang yang rewel, ngotot soal maps, sampai penumpang yang tidak mau turun jalan atau keluar dari gedung. Sedangkan pengalaman yang menyenangkan tentu saja saat ia berhasil mendapatkan tip yang cukup besar dari penumpang. Pengalaman menyenangkan lainnya adalah saat ia berhasil menjalin hubungan yang spesial dengan salah satu penumpangnya.

“Anak U*Y semester dua,” katanya.

Pernah juga Ishizaki mendapatkan pujian dari penumpang perempuan yang membuatnya seperti terbang ke awan, “The best driver for me so far,” tulis si penumpang di kolom review berbintang lima yang langsung membuat Ishizaki tak kuasa untuk tak menyimpan nomor si penumpang.

“Eh, memangnya ada nggak sih kawanmu sesama driver yang mendapat pacar penumpangnya sendiri?” tanya Mojok kepada Ishizaki.

Ia menjawab ada. Katanya, punya pacar yang berawal dari hubungan driver-penumpang harus hati-hati, sebab jika sampai ada laporan yang masuk ke manajemen, si driver bisa langsung dikeluarkan, sebab aturan di Gojek memang melarang driver untuk menjapri pelanggan di luar konteks transaksi (Wahai kalian yang menjalin hubungan dengan driver Gojek melalui japri-japrian, segeralah bertaubat, hubungan kalian dibangun di atas fondasi pelanggaran!).

Kami ingin bertanya lebih banyak kepada Ishizaki soal profesinya ini, tapi sayang, ia agaknya terlalu perhitungan, “Nggak bisa aku jawab kalau yang ini, harus disambi ngopi-ngopi,” pungkasnya.

Bedebah, biji betul si Ishizaki ini…

Exit mobile version