Samantha Edithso, Juara Dunia Pecatur Cilik dari Indonesia

MOJOK.COTelah lahir bintang baru dunia catur dari Indonesia, Samantha Edithso. Mari ucapkan selamat pada gadis cilik nan imut ini!

Kabar baik dari dunia olahraga sepertinya tengah senang menghampiri Indonesia. Setelah Lalu Muhammad Zohri yang meraih emas pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia. Kini kita punya juara dunia baru, Samantha Edithso. Seorang gadis berusia 10 tahun dari Bandung yang baru saja meraih gelar bergengsi juara dunia, “FIDE World Championship 2018 U-10” yang berlangsung di Minks, Belarusia.

Ya, seorang bintang catur dari Indonesia, baru saja lahir.

Dari sembilan partai, Samantha Edithso berhasil mengumpulkan 8,5 poin. Artinya, ia tidak terkalahkan. Satu-satunya hasil imbang ia dapatkan ketika melawan Afuza Khamdamova di babak ketiga. Afuza sendiri merupakan pecatur dari Uzbekistan yang bergelar WCM, dan juga merupakan FIDE World School Chess Championship 2017.

Bisa dikatakan, Samantha semacam mengalahkan juara dunia bertahan ya?

Sebenarnya ini bukan satu-satunya prestasi yang pernah ia raih. Samantha juga pernah meraih medali emas dalam Kejuaraan Catur Antar Pelajar Asia ke -13 di kota Panjin, Tiongkok pada Agustus 2017 silam.

Di kejuaraan ini, ia yang masih berusia 9 tahun berhasil menaklukan saingan beratnya seorang pecatur berusia 16 tahun yang berasal dari Filiphina, WFM Doroy Allaney Jia. Meski masih berusia belia, gadis kecil itu berani bermain empat tingkat di atas kelompok umurnya. Gilaaakk ya? (keplok…. Keplok…)

Selain menyabet medali emas, Samantha juga meraih gelar Woman FIDE Master (WFM) dari catur klasik loh.

Mental bertanding Samantha ini sudah terbentuk saat ia berumur 6 tahun. Saat itu ia yang masih kelas 1 Sekolah Dasar, memilih ekstrakulikuler catur di sekolah. Di sinilah ia mulai mengenal catur. Ia terus bermain dan bermain hingga meraih kemenangan demi kemenangan.

Hayooo, kalau ekstrakulikuler kamu dulu apa? Apakah sudah berjalan seoptimal yang dilakukan Samantha?

Perkara menghadapi lawan-lawan yang berusia di atasnya, Samantha merasa, ‘semua biasa saja”. Ia tak merasa gentar dan mengkeret ketika menghadapi mereka. Dengan tampang yang sangat serius dan tidak pernah tersenyum ketika bermain, ia yakin bisa mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah.

Kata sang ayah, Edithso, putrinya itu memang cenderung berbeda dengan pecatur lainnya. Jika pecatur lain senang makan buah lawan jika ada yang gratis, maka Samatha lebih suka menyerang. Rawrr. Hal ini dikarenakan, ia menganggap menyerang akan lebih memudahkan mendapatkan kemenangan.

Ada mimpi lain yang ingin dikejar oleh Samantha, setelah menjuarai FIDE World Championship 2018 U-10 ini, ia ingin menjadi Grandmaster termuda di dunia. Masih ada waktu, Samantha! Grandmaster termuda dunia sekarang, terpilih saat berusia 12 tahun 7 bulan, kok!

Oh ya, dengan segala potensi yang ada pada Samantha. Kira-kira, nanti Samantha dapat hadiah apa ya, dari pemerintah? Melimpah juga kah? (A/L)

Exit mobile version