Kena Gempa dan Tsunami, Jembatan Kuning Palu Roboh

MOJOK.CO Bukan hanya Jembatan Kuning Palu, pemukiman yang terletak di bawahnya juga hancur karena diterjang tsunami.

Jumat (28/9), Indonesia berduka. Setelah gempa dilaporkan terjadi di Donggala, Sulawesi Tengah, tsunami terjadi dengan ketinggian mencapai 3 meter di Pantai Palu.

Video detik-detik tsunami Palu kini tengah viral di media sosial. Dari video yang diambil di Palu Grand Mall tersebut, tampak ombak tinggi menyapu daratan hingga menutupi atap-atap rumah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan bahwa pemukiman warga di sekitar pantai dipastikan hancur tersapu tsunami. Meski begitu, pihaknya belum dapat memastikan jumlah bangunan yang rusak akibat sapuan ombak.

Dampak lain yang jelas terlihat akibat tsunami ini adalah robohnya Jembatan Kuning Palu alias Jembatan Palu IV atau Jembatan Ponulele. Jembatan lengkung yang satu ini merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia dan berlokasi di Kota Palu dengan panjang 250 meter. Sebagai ikon utama Kota Palu, jembatan ini membentang di atas Teluk Talise yang berada di Kelurahan Besusu dan Lere.

Melalui akun Twitternya, Sutopo menggambarkan perbedaan keadaan Jembatan Kuning Palu sebelum dan sesudah terjadi tsunami.

Meski dibangun dengan peralatan canggih sejak tahun 2006, Jembatan Kuning Palu yang kala itu diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap harus roboh setelah diguncang gempar mencapai lebih dari 7 SR dan tsunami setinggi 3 meter. Kini, kemegahan Jembatan Ponulele harus dibayar jadi kenangan.

Masih di akun Twitternya, Sutopo juga mengunggah keadaan mencekam pasca hancurnya Jembatan Kuning Palu.

Bukan hanya Jembatan Kuning Palu, pemukiman yang terletak di bawahnya juga hancur karena diterjang tsunami.

Sebelumnya, Donggala dikabarkan diguncang gempa hingga berulang kali sejak Jumat (28/9). Mula-mula, pukul 14.00, gempa sebesar 6 SR mengguncang kota dengan kedalaman 10 km. Berturut-turut kemudian, gempa susulan terjadi dengan skala 5 SR, 5,3 SR, 6,1 SR, hingga 7,7 SR.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan pernyataan bahwa gempa susulan terakhir berpotensi menimbulkan tsunami, meski status peringatan dini tersebut dinyatakan berakhir. Namun demikian, tsunami ternyata tetap terjadi dengan ketinggian 1,5 meter hingga 3 meter. Hingga kini, jumlah korban jiwa belum dapat dipastikan. (A/K)

Exit mobile version